Sukses

Miliarder Warren Buffett Menambah Saham di Sirius XM Holdings

Perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway Inc beli saham Sirius XM Holdings Inc senilai USD 42 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway Inc memperkuat taruhannya di Sirius XM Holdings Inc. Hal ini seiring Berkshire Hathaway Inc terus menambah kepemilikan saham di perusahaan penyiaran radio itu ke portofolionya.

Mengutip Yahoo Finance, ditulis Minggu (19/10/2024), Warren Buffett telah akuisisi saham senilai USD 42 juta atau sekitar Rp 650,10 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.478). Penambahan saham itu dilakukan dalam tiga hari hingga Jumat, 18 Oktober 2024, menurut laporan resmi.

Berkshire Hathaway kini memiliki saham sekitar 32,5 persen di Sirius XM yang diperdagangkan secara publik, setelah menjadi pemegang saham utama bulan lalu. Perubahan itu terjadi ketika Liberty Media milik miliarder John Malone memisahkan 83 persen sahamnya dan menggabungkannya dengan saham yang terpisah di penyiar tersebut.

Berkhsire Hathaway menambah lebih banyak saham ke dalam kepemilikannya pekan lalu. Langkah itu memberikan sedikit dukungan untuk saham Sirius XM, yang turun 50 persen pada 2024 di tengah harapan penjualan yang lebih rendah.

Miliarder Warren Buffett Lepas 9,5 Juta Saham Bank of America, Segini Nilainya

Sebelumnya, perusahaan investasi Berkshire Hathaway yang dimiliki Miliarder Warren Buffett melepas lebih banyak saham Bank of America pada pekan ini. Dengan aksi jual saham Bank of America (BoFA) yang dilakukan perusahaan investasi Warren Buffett itu, kepemilikannya menjadi di bawah 10 persen.

Mengutip Yahoo Finance, Jumat,11 Oktober 2024, Berkshire Hathaway menjual 9,5 juta saham Bank of America senilai USD 382,4 juta atau sekitar Rp 5,97 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.617). Hal itu berdasarkan pengajuan pengaturan pada Kamis pekan ini.

The US Securities and Exchange Commission (SEC) mengharuskan pemegang saham yang memiliki lebih dari 10 persen saham perusahaan untuk mengungkapkan pembelian dan penjualan saham dalam waktu dua hari kerja.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Aksi Berkshire Hathaway

Sekarang investor di Bank of America kemungkinan harus menanti laporan keuangan triwulanan Berkshire atau pengungkapan kepemilikan saham triwulanan untuk mengetahui apakah perusahaan yang berbasis di Omaha, Nebraska itu menjual lebih banyak saham.

Berkshire Hathaway mulai memangkas kepemilikan saham pada pertengahan Juli saat menjual sekitar 33,9 juta saham senilai USD 1,48 miliar atau sekitar Rp 23,11 triliun. Hingga saat itu, raksasa investasi itu telah meraup lebih dari USD 10 miliar atau sekitar Rp 156,20 triliun.

“Minimal, kami menduga pemegang ini mendapatkan di bawah 10 persen akan menghilangkan rintangan psikologis dan dapat memungkinkan saham kembali mendapatkan momentum,” ujar Analis Piper Sandler, Scott Siefers seperti dikutip dari Yahoo Finance.

Meski demikian, Berkshire Hathaway  tetap menjadi pemegang saham terbesar BofA dengan nilai saham sekitar USD 31 miliar, berdasarkan harga penutupan pada Kamis pekan ini.

Jual Saham Apple

Namun, BofA bukanlah satu-satunya saham yang dilepas Buffett baru-baru ini. Awal tahun ini, Berkshire memangkas setengah kepemilikannya di perusahaan teknologi raksasa Apple.

Pada rapat tahunan Berkshire Hathaway pada Mei, Buffett menuturkan, penjualan saham masuk akal karena tarif pajak federal atas keuntungan modal dapat meningkat tergantung pada siapa yang memenangkan pemilihan presiden AS.

Buffett, salah satu investor paling disegani di dunia, pertama kali investasi di Bank of America pada 2011, saat ia membeli saham preferen senilai USD 5 miliar. Bank itu akan melaporkan hasil kinerja pekan depan, bersama dengan Citigroup.

 

3 dari 4 halaman

Jual Saham Bank of America, Warren Buffett Cuan Segini

Sebelumnya, Berkshire Hathaway yang dipimpin Warren Buffett kembali memangkas kepemilikannya di Bank of America (BoA). Dari aksi tersebut, Berkshire Hathaway meraup lebih dari USD 10 miliar atau sekitar Rp 156,35 triliun (asumsi kurs Rp 15.635,10 per USD), sejak memulai penjualan saham pada Juli.

Warren Buffett, yang mulai berinvestasi di bank pemberi pinjaman terbesar kedua di AS pada 2011, memiliki 13,1% saham senilai sekitar USD 45 miliar per Juli. Putaran penjualan terakhir telah mengurangi kepemilikan saham menjadi 10,1%. Parade penjualan yang dilakukan Buffett tampaknya membuat pemegang saham BofA lainnya gelisah, pada saat prospek industri perbankan masih suram di tengah kekhawatiran atas kemungkinan resesi AS.

Sejak penjualan pertama Berkshire pada bulan Juli, saham BofA telah kehilangan hampir 7% dari nilainya, sementara JPMorgan Chase telah naik tipis 0,5%. Indeks KBW Bank telah naik hampir 2% dalam periode yang sama.

"Ketika salah satu investor terkemuka Amerika menjual, itu menciptakan kekhawatiran," kata Macrae Sykes, manajer portofolio di Gabelli Funds yang telah berinvestasi di BofA.

Sejak 2020, kepemilikan Buffett yang besar telah menjadikannya orang dalam perusahaan berdasarkan peraturan AS, tetapi ia tidak pernah berperilaku sebagai investor aktif. Jika ia mengurangi kepemilikannya lebih jauh, analis menilai hal itu dapat memperburuk tekanan pada saham.

 

4 dari 4 halaman

Laporan Pekan Depan

"Anda perlu memiliki pemahaman yang sangat, sangat, sangat mendalam tentang perusahaan mana pun yang diperdagangkan Buffett, untuk mengatakan bahwa Anda memahami berbagai hal lebih baik daripada dia," kata Odysseas Papadimitriou, CEO perusahaan keuangan pribadi WalletHub.

Laporan Minggu Depan

Bank tersebut akan melaporkan hasil minggu depan, bersama dengan Citigroup, dengan investor mengawasi ketat potensi dampak dari biaya simpanan yang lebih tinggi dan permintaan pinjaman yang lesu.

Saham Bank of America tidak mungkin pulih dalam waktu dekat, menurut Suryansh Sharma, analis ekuitas untuk layanan keuangan di Morningstar Research, yang mengatakan saham itu tidak murah setelah pulih hampir 50% dari posisi terendah tahun 2023.

"Ke depannya, hanya ada sedikit hal positif yang dapat terjadi, yang dapat semakin meningkatkan saham," katanya.

 

Video Terkini