Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan saham Rabu, (23/10/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah 323 saham melemah.
Mengutip data RTI, IHSG turun terbatas 0,02 persen ke posisi 7.787,56. Indeks LQ45 naik 0,04 persen ke posisi 954,75. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Baca Juga
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.805,91 dan level terendah 7.761,25.
Advertisement
Sebanyak 323 saham melemah dan 243 saham menguat. 228 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.373.858 kali dengan volume perdagangan saham 34 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,8 triliun.
Di pasar negosiasi, transaksi saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) tercatat Rp 2,3 triliun. Harga saham SMDM naik 7,93 persen ke posisi Rp 531 per saham dengan frekuensi perdagangan satu kali. Total volume perdagangan saham 43.901.215 saham.
Di pasar regular, saham SMDM stagnan di posisi Rp 510 per saham. Harga saham SMDM dibuka stagnan di posisi Rp 510 per saham. Harga saham SMDM berada di level tertinggi Rp 520 dan terendah Rp 490 per saham. Total frekuensi perdagangan 316 kali dengan volume perdagangan 43.935.800 saham. Nilai transaksi Rp 2,3 triliun.
Investor asing jual saham Rp 2,72 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 41,98 triliun.
Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham transportasi. Sektor saham transportasi naik 1,08 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,87 persen dan sektor saham industri bertambah 0,49 persen.
Sektor saham keuangan menguat 0,42 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,46 persen, dan sektor saham kesehatan melesat 0,20 persen.
Sementara itu, sektor saham properti turun 1,04 persen, dan catat penurunan terbesar. Sektor saham basic merosot 0,57 persen, sektor saham infrastruktur tergelincir 0,42 persen, sektor saham energi merosot 0,04 persen, sektor saham siklikal susut 0,05 persen, dan sektor saham energi melemah 0,04 persen.
Â
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, penurunan indeks saham Amerika Serikat (AS) dan lonjakan yield US Treasury bertenor 10 tahun terjadi di tengah semakin besarnya keraguan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan terus memangkas suku bunga secara agresif. "Atau bahkan justru mempertahankan suku bunga acuannya pada November 2024 nanti," demikian seperti dikutip.
Ketahanan ekonomi AS dan kekhawatiran mengenai dampak fiskal dari kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS menjadi faktor pendorong terkait munculnya keraguan tersebut.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025. Selain itu, memperingatkan adanya risiko yang semakin besar dari perang hingga proteksionisme perdagangan.
Pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh 3,2 persen year on year (yoy), atau 0,1 persen (yoy) lebih rendah dari estimasi yang di umumkan pada Juli 2024, sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini di pertahankan di 3,2 persen (yoy). Kemudian, tingkat Inflasi global di perkirakan akan turun menjadi 4,3 persen pada tahun depan dari 5,8 persen pada 2024.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham AGRS melonjak 34,57 persen
- Saham BIPI melonjak 26,76 persen
- Saham SONA melonjak 24,84 persen
- Saham MFIN melonjak 24,70 persen
- Saham HOMI melonjak 24,49 persen
Â
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham BTEK merosot 25 persen
- Saham UNIQ merosot 24,49 persen
- Saham HADE merosot 16,67 persen
- Saham KREN merosot 12,50 persen
- Saham REAL merosot 11,11 persen
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BUMI senilai Rp 683,6 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 518,7 miliar
- Saham BRMS senilai Rp 516,4 miliar
- Saham BBNI senilai Rp 357 miliar
Â
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 45.072 kali
- Saham PSAB tercatat 44.487 kali
- Saham BUMI tercatat 41.628 kali
- Saham AWAN tercatat 41.544 kali
- Saham SATU tercatat 35.762 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Rabu, 23 Oktober 2024. Sementara itu, pada perdagangan saham operator kereta bawah tanah Jepang Tokyo Metro melonjak sehingga tingkatkan optimisme investor.
Mengutip CNBC, saham Tokyo Metro melonjak hingga 47 persen, dan ditutup naik 45 persen. Tokyo Metro, salah satu operator kereta bawah tanah terkemuka di Jepang dan terbesar di Jepang meraup 348,6 miliar yen dalam penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), IPO terbesar di Jepang sejak 2018.
IPO itu dilaporkan alami kelebihan permintaan sebanyak 15 kali dan dihargai di kisaran harga tertinggi di 1.200 yen per saham.
Indeks harga konsumen inti Singapura, yang tidak termasuk transportasi dan akomodasi pribadi tumbuh 2,8 persen pada September dari tahun lalu, lebih tinggi dari perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 2,7 persen.
Inflasi konsumen secara keseluruhan naik 2 persen dari tahun sebelumnya dibandingkan dengan yang diharapkan 1,9 persen.
Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,8 persen ke posisi 38.104,86. Indeks Topix merosot 0,55 persen ke posisi 2.636,96. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 1,12 persen ke posisi 2.599,62. Indeks Kosdaq menguat 0,93 persen. Indeks ASX 200 naik tipis 0,13 persen ke posisi 8.216. Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 1,33 persen dan indeks CSI 300 naik 0,39 persen.
Advertisement