Sukses

IHSG Berpotensi Naik, Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 24 Oktober 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level support 7.595,7.518 dan level resistance 7.810,7.910 pada perdagangan Kamis, 24 Oktober 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Kamis (24/10/2024). IHSG akan menguji 7.810-7.858 dahulu.

IHSG melemah 0,02 persen ke posisi 7.787 meskipun masih didominasi oleh volume pembelian pada perdagangan Rabu, 23 Oktober 2024.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG saat ini berada pada bagian dari wave (iii) dari wave (iii) pada skenario hitam atau dari wave 5 pada skenario merah.

“Hal tersebut berarti IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7.810-7.858 dahulu, meskipun terkoreksi, kami perkirakan akan mengarah ke 7.631-7.717,” tutur Herditya.

Ia mengatakan, IHSG akan berada di level support 7.595,7.518 dan level resistance 7.810,7.910 pada Kamis pekan ini.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 7.675-7.830 pada perdagangan Kamis pekan ini.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Indosat Tbk (ISAT), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Vale Indonesia Tbk (INCO) - Buy on Weakness

Saham INCO terkoreksi 1,41% ke 4.200 disertai dengan munculnya volume penjualan, tetapi koreksi INCO masih tertahan oleh MA20. "Kami memperkirakan, posisi INCO saat ini berada pada bagian dari wave iii dari wave (v)," tutur Herditya.

Buy on Weakness: 4.160-4.200

Target Price: 4.440, 4.530

Stoploss: below 4.050

 

2.PT Indosat Tbk (ISAT) - Buy on Weakness

Saham ISAT menguat 2,07% ke 2.470 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya mengatakan, posisi ISAT saat ini berada pada bagian dari wave (v) dari wave [c] dari wave 1, sehingga ISAT masih rawan kembali terkoreksi.

Buy on Weakness: 2.300-2.390

Target Price: 2.510, 2.630

Stoploss: below 2.240

 

 

3.PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) - Spec Buy

Saham MAPI terkoreksi 1,42% ke 1.740 dan masih disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami memperkirakan, posisi MAPI saat ini sedang berada pada bagian dari wave i dari wave (v) dari wave [iii], sehingga MAPI masih berpeluang melanjutkan penguatannya," tutur dia.

Spec Buy: 1.725-1.740

Target Price: 1.850, 1.900

Stoploss: below 1.710

 

 4.PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) - Sell on Strength

Saham ESSA terkoreksi 3,06% ke 950 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Kami perkirakan, posisi ESSA saat ini sedang berada di awal wave [b] dari wave Y, sehingga ESSA masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 830-900 terlebih dahulu," ujar Herditya.

Sell on Strength: 970-985

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 23 Oktober 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan saham Rabu, (23/10/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah 323 saham melemah.

Mengutip data RTI, IHSG turun terbatas 0,02 persen ke posisi 7.787,56. Indeks LQ45 naik 0,04 persen ke posisi 954,75. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.805,91 dan level terendah 7.761,25.

Sebanyak 323 saham melemah dan 243 saham menguat. 228 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.373.858 kali dengan volume perdagangan saham 34 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,8 triliun.

Di pasar negosiasi, transaksi saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) tercatat Rp 2,3 triliun. Harga saham SMDM naik 7,93 persen ke posisi Rp 531 per saham dengan frekuensi perdagangan satu kali. Total volume perdagangan saham 43.901.215 saham.

Di pasar regular, saham SMDM stagnan di posisi Rp 510 per saham. Harga saham SMDM dibuka stagnan di posisi Rp 510 per saham. Harga saham SMDM berada di level tertinggi Rp 520 dan terendah Rp 490 per saham. Total frekuensi perdagangan 316 kali dengan volume perdagangan 43.935.800 saham. Nilai transaksi Rp 2,3 triliun.

Investor asing jual saham Rp 2,72 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 41,98 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham transportasi. Sektor saham transportasi naik 1,08 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,87 persen dan sektor saham industri bertambah 0,49 persen.

Sektor saham keuangan menguat 0,42 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,46 persen, dan sektor saham kesehatan melesat 0,20 persen.

Sementara itu, sektor saham properti turun 1,04 persen, dan catat penurunan terbesar. Sektor saham basic merosot 0,57 persen, sektor saham infrastruktur tergelincir 0,42 persen, sektor saham energi merosot 0,04 persen, sektor saham siklikal susut 0,05 persen, dan sektor saham energi melemah 0,04 persen.

4 dari 4 halaman

Apa Saja Sentimen IHSG?

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, penurunan indeks saham Amerika Serikat (AS) dan lonjakan yield US Treasury bertenor 10 tahun terjadi di tengah semakin besarnya keraguan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan terus memangkas suku bunga secara agresif. "Atau bahkan justru mempertahankan suku bunga acuannya pada November 2024 nanti,” demikian seperti dikutip.

Ketahanan ekonomi AS dan kekhawatiran mengenai dampak fiskal dari kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS menjadi faktor pendorong terkait munculnya keraguan tersebut.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025. Selain itu, memperingatkan adanya risiko yang semakin besar dari perang hingga proteksionisme perdagangan.

Pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh 3,2 persen year on year (yoy), atau 0,1 persen (yoy) lebih rendah dari estimasi yang di umumkan pada Juli 2024, sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini di pertahankan di 3,2 persen (yoy).

Kemudian, tingkat Inflasi global di perkirakan akan turun menjadi 4,3 persen pada tahun depan dari 5,8 persen pada 2024.