Sukses

Laba Triputra Agro Persada Naik 46,58% di September 2024, Ini Sebabnya

Aset PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) sampai dengan 30 September 2024 tercatat sebesar Rp 14,08 triliun, naik dari Rp 13,87 triliun pada akhir tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) mengumumkan kinerja perseroan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,62 triliun. Laba itu naik 46,58 persen dibandingkan laba September 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,1 triliun.

Pertumbuhan laba Triputra Agro Persada itu sejalan dengan pendapatan yang naik 3,37 persen menjadi Rp 6,24 triliun pada September 2024 dari Rp 6,04 triliun pada September 2023. Sementara pendapatan naik, beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 4,24 triliun pada September 2024 dibanding Rp 4,53 triliun pada September 2023.

Alhasil, TAPG membukukan laba bruto Rp 2 triliun, naik dari Rp 1,51 triliun yang dicatatkan pada September 2023. Hingga September 2024, perseroan membukukan keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar aset biologis senilai Rp 130,91 miliar. Kemudian beban penjualan dan pemasaran tercatat sebesar Rp 199,71 miliar.

Beban umum dan administrasi pada periode yang sama tercatat sebesar Rp 390,52 miliar, pendapatan operasi lainnya RP 31,23 miliar, serta beban operasi lainnya tercatat sebesar Rp 48,85 miliar. Dari rincian itu, perseroan membukukan laba usaha Rp 1,52 triliun per September 2024.

Biaya keuangan hingga September 2024 tercatat sebesar Rp 54,27 miliar, pendapatan keuangan Rp 34,77 miliar, dan bagian laba dari ventura bersama tercatat sebesar RP 515,02 miliar. Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan hingga September 2024 sebesar Rp 1,68 triliun. Laba itu naik 47,18 persen dibandingkan laba periode berjalan per September 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,14 triliun.

Aset perseroan sampai dengan 30 September 2024 tercatat sebesar Rp 14,08 triliun, naik dari Rp 13,87 triliun pada akhir tahun lalu. Liabilitas naik menjadi Rp 2,95 triliun pada September 2024 dibandingkan Rp 2,53 triliun pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan 30 September 2024 susut menjadi Rp 11,14 triliun dibandingkan Rp 11,34 triliun pada akhir tahun lalu.

2 dari 3 halaman

Laba Triputra Agro Persada Terpangkas 46,05% di 2023

Sebelumnya, PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) telah mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai Rp 8,33 triliun. Pendapatan itu turun 10.91 persen dari pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar RP 9,35 triliun.

Sementara pendapatan dari kontrak dengan pelanggan turun, beban pokok penjualan pada 2023 naik menjadi Rp 6,1 triliun. Adapun pada 2022, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 5,63 triliun. Alhasil, laba kotor perseroan pada 2023 terpangkas menjadi Rp 2,22 triliun dari Rp 3,72 triliun pada 2022.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/3/2024), pada 2023 perseroan membukukan kerugian atas perubahan nilai wajar aset biologis senilai Rp 19,72 miliar. lalu beban penjualan dan pemasaran Rp 305,15 miliar, beban umum dan administrasi Rp 569,88 miliar, pendapatan operasi lainnya RP 122,1 miliar, dan beban operasi lainnya Rp 71,92 miliar.

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan biaya keuangan Rp 152,92 miliar, pendapatan keuangan Rp 77,99 miliar, dan bagian laba dari ventura bersama Rp 643,29 miliar.

 

3 dari 3 halaman

Aset

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,61 triliun. Laba tahun buku 2023 itu turun 46,05 persen dari laba pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 2,98 triliun.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2023 tercatat sebesar Rp 13,87 triliun, turun dari RP 14,53 triliun pada 2022. Liabilitas pada 2023 turun menjadi Rp 2,53 triliun dari RP 4,11 triliun pada 2022.

Sementara ekuitas sampai dengan akhir 2023 naik menjadi RP 11,34 triliun dari Rp 10,41 triliun pada 2022.Â