Sukses

Laba Adaro Minerals Naik 32,93% hingga September 2024

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatat pendapatan naik 16,7 persen dan laba tumbuh 32,93 persen hingga kuartal III 2024.

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (29/10/2024), perseroan membukukan pendapatan USD 841 juta atau sekitar Rp 13,26 triliun (kurs Rp 15.766,00 per USD). Pendapatan itu naik 16,70 persen dibanding pendapatan usaha pada September 2023 yang tercatat sebesar USD 720,63 juta.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan per September 2024 naik menjadi USD 404,43 juta dari USD 341,02 juta pada September 2024. Meski begitu, laba bruto sampai dengan September 2024 naik menjadi USD 436,58 juta dibanding laba kotor September 2023 yang tercatat sebesar USD 379,61 juta.

Hingga September 2024, perseroan membukukan beban usaha sebesar USD 27,26 juta dan penghasilan lain-lain sebesar USD 227,2 ribu. Bersamaan dengan itu, biaya keuangan tercatat sebesar USD 11,66 juta, penghasilan keuangan USD 21,75 juta, dan beban pajak penghasilan sebesar USD 8,36 juta.

Dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per September 2024 sebesar USD 332,99 juta atau sekitar Rp 5,25 triliun. Laba itu naik 32,93 persen dibanding laba per September 2023 yang tercatat sebesar USD 250,5 juta.

Aset perseroan sampai dengan September 2024 naik menjadi USD 1,84 miliar dari USD 1,69 miliar pada Desember 2023. Liabilitas sampai dengan September 2024 turun menjadi USD 471,7 juta dari USD 657,37 juta pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan September 2024 naik menjadi USD 1,37 miliar dari USD 1,04 miliar per akhir Desember 2023. 

2 dari 5 halaman

Adaro Energy Indonesia Borong 15,29% Saham ADMR, Ini Alasannya

Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membeli saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) pada 20 Juni 2024. Hal ini untuk penyederhanaan struktur kepemilikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk di Adaro Minerals Indonesia.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (28/6/2024), PT Adaro Energy Indonesia Tbk membeli 6.251.800.000 saham ADMR di harga Rp 1.326 per saham. Jumlah saham yang ditransaksikan itu sebesar 15,29 persen. Adapun nilai transaksi sekitar Rp 8,28 triliun.

"Tujuan transaksi penyederhanaan struktur kepemilikan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk di PT Adaro Minerals Indonesia Tbk,” demikian dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Setelah transaksi pembelian saham, Adaro Energy Indonesia memiliki 34.275.250.000 saham ADMR atau setara 83,84 persen dengan status kepemilikan langsung. Sebelumnya Adaro Energy Indonesia memiliki 28.023.450.000 saham ADMR atau setara 68,55 persen.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 27 Juni 2024, harga saham ADRO stagnan di posisi Rp 2.750 per saham. Saham ADRO ditransaksikan Rp 68,46 miliar dengan volume perdagangan 24,92 juta saham. Total frekuensi perdagangan 6.495 kali.

Sementara itu, saham ADMR ditutup naik 0,38 persen ke posisi Rp 1.330 per saham dengan nilai transaksi Rp 18,12 miliar. Total frekuensi perdagangan 2.600 kali dengan volume perdagangan 13,57 juta saham.

 

3 dari 5 halaman

Adaro Minerals Siapkan Belanja Modal hingga Rp 4,03 T pada 2024, untuk Apa Saja?

Sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga USD 250 juta atau sekitar Rp 4,03 triliun (kurs Rp 16.109,90 per USD).

Direktur Adaro Minerals Indonesia, Heri Gunawan menjelaskan, belanja modal itu akan dialokasikan untuk infrastruktur dalam rangka mendongkrak produksi batu bara dan untuk proyek smelter.

"Rencananya untuk tahun ini, guidance yang kita keluarkan itu sekitar USD 175 juta sampai USD 250 juta. Rencana  penggunaannya untuk smelter maupun sektor alumunium," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (14/5/2024).

Belanja modal ini termasuk investasi ekuitas di smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).

Tahun ini, perseroan mengincar penjualan  4,9 juta ton hingga 5,4 juta ton batu bara metalurgi. Target penjualan itu naik sekitar 9,87 hingga 21,08 persen dari realisasi penjualan pada 2023. Tahun ini, perseroan menargetkan nisbah kupas mencapai 3,6x, setara dengan realisasi 2023.

"Mengingat komoditas perusahaan ada metalurgi dan alumunium, perusahaan membutuhkan capex yang besar (untuk mengolah) dan mengoptimalkan cadangan yang ada," kata Direktur Utama Adaro Minerals Indonesia, Christian Ariano Rachmat dalam kesempatan yang sama.

Sehubungan dengan besarnya belanja modal, pemegang saham perseroan sepakat mengalokasikan laba tahun buku 2023 yang sebesar USD 441,02 juta untuk cadangan wajib dan laba ditahan. Hal ini telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Adaro Minerals Tbk yang diselenggarakan pagi ini, Selasa 14 Mei 2024.

 

4 dari 5 halaman

Kinerja 2023

Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan mengalami penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/3/2024), PT Adaro Energy Indonesia Tbk membukukan pendapatan usaha USD 6,52 miliar atau sekitar Rp 102,38 triliun (kurs Rp 15.708,00 per USD) pada 2023.

Pendapatan itu turun 19,56 persen dibandingkan pendapatan paa 2022 yang tercatat sebesar USD 8,1 miliar. Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan pada 2023 naik 15 persen menjadi USD 3,98 miliar dari USD 3,45 miliar pada 2022.

Kenaikan ini terutama karena kenaikan biaya royalti kepada pemerintah dari tahun sebelumnya. Biaya penambangan dan biaya pemrosesan juga naik, akibat kenaikan volume. Walaupun konsumsi bahan bakar naik 14 persen, biaya bahan bakar pada 2023 tetap setara dengan 2022 karena harga minyak lebih rendah. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 2023 naik 9 persen dari 2022.

 

 

5 dari 5 halaman

Aset Perseroan

Dengan demikian, perseroan membukukan laba bruto USD 2,54 miliar pada 2023, turun 45,47 persen dari USD 4,65 miliar pada 2022. Pada periode ini, beban usaha perseroan turun 8 persen menjadi USD 344 juta dari USD 375 juta pada 2022. Perseroan juga mencatatkan beban lain-lai USD 37,85 juta. Sehingga diperoleh laba usaha USD 2,16 miliar, turun dari USD 4,31 miliar pada 2022.

Sepanjang 2023, Adaro Energy Indonesiamembukukan biaya keuangan USD 109,4 juta, penghasilan keuangan USD 140,42 juta dan bagian atas keuntungan veto ventura bersama USD 107,77 juta. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,64 miliar atau sekitar Rp 25,78 triliun.

Laba ini turun 34,16 persen dibandingkan laba 2022 sebesar USD 2,49 miliar. Total aset per akhir 2023 turun 3 persen menjadi USD 10,47 miliar dari USD 10,78 miliar pada akhir 2022. Total liabilitas pada akhir 2023 tercatat USD 3,06 miliar, atau turun 28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada akhir 2023, ekuitas tercatat sebesar USD 7,4 miliar, atau naik 14 persen karena kenaikan laba ditahan.