Sukses

IHSG Berpeluang Lesu, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 1 November 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level support 7.518,7.450 dan level resistance 7.675,7.810 pada perdagangan Jumat, 1 November 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Jumat (1/11/2024). IHSG akan menguji posisi 7.518.

IHSG menguat 0,06 persen ke posisi 7.574 disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatan IHSG masih tertahan oleh cluster moving average (MA) 20 harian dan MA60.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, best case, koreksi IHSG akan menguji 7.518 sebagai bagian dari wave iv dari wave (i) dari wave (iii) pada skenario hitam.

"Tetapi cermati akan adanya skenario merah dan biru, di mana IHSG akan terkoreksi cukup dalam untuk menguji 7.355-7.444 untuk membentuk wave © dari wave (ii) atau wave © dari wave (iv),” ujar Herditya dalam catatannya.

Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.518,7.450 dan level resistance 7.675,7.810 pada perdagangan Jumat pekan ini.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat rebound disertai volume untuk menguji resistance garis moving average (MA) 20 harian.

“Meski berpeluang untuk kembali melakukan rebound, tetapi selama di bawah resistance garis MA20 maka berpeluang untuk kembali melemah dan menguji support garis MA100,” kata Herditya.

Ia menuturkan, jika mampu breakout garis MA20, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan breakout resistance garis MA50.

“Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.500-7.700,” kata dia.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance 7.560-7.675 pada perdagangan Jumat pekan ini. “Potensi koreksi terbuka, hati-hati dan cermati,” demikian seperti dikutip.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Buy on Weakness

Saham BRIS menguat 2,36% ke 3.030 dan masih didominasi oleh volume pembelian, tetapi penguatannya masih tertahan oleh MA20.

"Selama masih mampu berada di atas 2.900 sebagai stoplossnya, maka posisi BRIS saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave (iii) dari wave [v]," tutur Herditya.

Buy on Weakness: 2.990-3.010

Target Price: 3.160, 3.260

Stoploss: below 2.900

 

2.PT Harum Energy Tbk (HRUM) - Buy on Weakness

Saham HRUM menguat 0,83% ke 1.210 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi HRUM saat ini sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave B, sehingga HRUM masih rawan terkoreksi," tutur dia.

Buy on Weakness: 1.150-1.190

Target Price: 1.270, 1.350

Stoploss: below 1.115

 

3.PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) - Buy on Weakness

Saham PGAS menguat 3,99% ke 1.565 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, pergerakannya pun mampu menembus MA60. "Kami perkirakan, posisi PGAS saat ini sedang berada di awal wave (c) dari wave [b]," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 1.530-1.550

Target Price: 1.600, 1.650

Stoploss: below 1.505

 

4.PT United Tractors Tbk (UNTR) - Buy on Weakness

Saham UNTR menguat 3,88% ke 27.450 dan disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, tetapi pergerakannya menimbulkan gap di rentang 26.500-26.775.

"Selama masih mampu berada di atas 26.050 sebagai stoplossnya, maka posisi UNTR saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave (iii) dari wave [iii]," ujar dia.

Buy on Weakness: 26.500-27.125

Target Price: 28.075, 28.750

Stoploss: below 26.050

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 31 Oktober 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Kamis, 31 Oktober 2024. Akan tetapi, penguatan IHSG terbatas hingga penutupan perdagangan.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,06 persen ke posisi 7.574. Indeks LQ45 melemah 0,35 persen ke posisi 921,41. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.617,36 dan level terendah 7.558,68. Sebanyak 285 saham melemah dan 294 saham menguat. 208 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 1.386.541 kali dengan volume perdagangan 21,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,3 triliun.  Investor asing jual saham Rp 340,75 miliar. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 38,36 triliun. Adapun posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi 15.690.

Mayoritas sektor saham menguat kecuali sektor saham basic turun 0,12 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 0,16 persen. Sementara itu, sektor saham kesehatan melesat 2,11 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi naik 1,31 persen, sektor saham industri menguat 0,59 persen, sektor saham consumer nonsiklikal melesat 0,39 persen dan sektor saham consumer siklikal menanjak 0,27 persen.

Sektor saham keuangan bertambah 0,32 persen, sektor saham properti mendaki 0,49 persen, sektor saham teknologi naik 0,67 persen dan sektor saham transportasi melesat 0,19 persen.

4 dari 4 halaman

Apa Saja Sentimen IHSG?

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia bergerak variasi, serangkaian informasi menjadi fokus perhatian pelaku pasar.

National Bureau of Statistics China melaporkan indeks manufaktur meningkat menjadi 50,1 pada Oktober 2024, dari sebelumnya sebesar 49,8 pada September 2024 dan sedikit di atas ekspektasi pasar yang sebesar 50.

Hal tersebut menandai ekspansi pertama dalam aktivitas pabrik sejak April 2024, yang juga memberikan petunjuk bagaimana serangkai langkah-langkah stimulus oleh China untuk membalikkan perlambatan ekonomi memberikan dampak positif.

Selanjutnya pasar kembali perhatiannya pada Kongres Rakyat Nasional yang akan datang, yang dijadwalkan pada tanggal 4-8 November, di mana pengumuman potensial mengenai utang dan inisiatif fiskal diantisipasi. Pelaku pasar juga bersiap untuk keputusan kebijakan Bank of Japan yang akan datang, yang diharapkan akan mempertahankan suku bunga saat ini di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik yang sedang berlangsung.

Dari dalam negeri, investor asing semakin berinvestasi pada obligasi Indonesia, yang mana Surat berharga negara (SBN) kembali mencatatkan net inflow pada Oktober 2024, atau selama enam bulan berturut-turut, sekaligus menjadi pembelian terpanjang sejak 2017, hal ini dampak dari sinyal disiplin fiskal pada pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Inflasi yang terkendali, sehingga memberikan dampak minat investor asing berinvestasi di dalam negeri.