Sukses

IHSG Terpangkas 2,46% pada 28 Oktober-1 November 2024, Ini Penyebabnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 2,46 persen ke posisi 7.505,25. Pelemahan IHSG jauh lebih besar dari pekan lalu. Pada pekan lalu, IHSG melemah 0,8 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada 28 Oktober-1 November 2024. Koreksi IHSG tersebut didorong sentimen global dan domestik.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (2/11/2024), IHSG merosot 2,46 persen ke posisi 7.505,25. Pelemahan IHSG jauh lebih besar dari pekan lalu. Pada pekan lalu, IHSG melemah 0,8 persen ke posisi 7.694,66. Selain itu, kapitalisasi pasar juga terpangkas 2,23 persen menjadi Rp 12.601 triliun. Kapitalisasi pasar bursa tercatat Rp 12.888 triliun pada pekan lalu.

Selanjutnya, rata-rata nilai transaksi harian bursa susut 5,4 persen menjadi Rp 11,31 triliun dari pekan lalu Rp 11,96 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa terpangkas 7,61 persen menjadi 1,268 juta kali transaksi dari 1,372 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Penurunan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa. Rata-rata volume transaksi harian bursa susut 21,39 persen menjadi 21,47 miliar saham dari 27,31 miliar saham pada pekan lalu.

Selama sepekan, investor asing jual saham Rp 2,64 triliun. Pada 2024, aksi beli saham oleh investor asing tercatat Rp 38,25 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG anjlok 2,46 persen didorong sejumlah faktor. Pertama, rilis data tenaga kerja dan produk domestik bruto atau PDB Amerika Serikat (AS).

"Investor juga mencermati perihal pemangkasan suku bunga the Fed pada November yang diperkirakan akan terjadi sebesar 25 basis poin,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Faktor kedua yakni data manufaktur China yang ekspansif di level 50,1 yang diperkirakan ekonomi China akan pulih dan menjadi katalis positif ke depan terutama dari sisi ekspor Indonesia. 

 

 

2 dari 4 halaman

Prediksi IHSG ke Depan

Ketiga, rilis data inflasi Indonesia pada Oktober 2024 yang cenderung melandai ke level 1,71 persen YoY serta musim rilis kinerja emiten kuartal III 2024.

"Untuk sepekan ke depan, kami perkirakan IHSG masih rawan koreksi dengan level support 7.403 dan level resistance 7.595,” kata dia.

Herditya perkirakan, pergerakan IHSG masih dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, pergerakan bursa global terutama Amerika Serikat yang sedang dalam pemilihan umum dan keputusan suku bunga the Federal Reserve (the Fed). Kemudian kedua ada rilis data purchasing manufacture index (PMI), ekspor impor dan inflasi China. Ketiga, rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

3 dari 4 halaman

IHSG Tergelincir 0,84% pada 21-25 Oktober 2024, Investor Asing Lepas Saham Rp 3,6 Triliun

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 21-25 Oktober 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (26/11/2024), IHSG susut 0,84 persen ke posisi 7.694,66 dari pekan lalu di posisi 7.760,06. Koreksi IHSG diikuti kapitalisasi pasar bursa yang terpangkas 0,61 persen menjadi Rp 12.888 triliun dari pekan lalu Rp 12.967 triliun.

Selama periode 21-25 Oktober 2024, investor, investor asing jual saham Rp 3,62 triliun. Kondisi ini berbeda dari pekan lalu yang catatkan aksi beli saham Rp 1,2 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 40,9 triliun.

Mayoritas sektor saham melemah selama sepekan. Sektor saham infrastruktur pimpin koreksi dengan turun 2,34 persen. Diikuti sektor saham perawatan kesehatan susut 1,95 persen, sektor saham properti dan real estate melemah 1,86 persen, sektor saham basic materials tergelincir 1,35 persen.

Kemudian sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 0,17 persen, sektor saham energi melemah 0,33 persen, sektor saham consumer siklikal merosot 0,37 persen.

Sementara itu, sektor saham industri naik 2,56 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,20 persen, sektor saham teknologi melesat 1,95 persen dan sektor saham transportasi dan logistic mendaki 0,96 persen.

Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian bursa naik 16,96 persen menjadi 27,31 miliar saham dari 23,35 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian bursa menguat 9,49 persen menjadi Rp 11,96 triliun dari Rp 10,92 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa menguat 9,04 persen menjadi 1,37 juta kali transaksi dari 1,25 juta kali transaksi pada pekan lalu.

 

4 dari 4 halaman

IHSG Melambung 3,18% pada 14-18 Oktober 2024, Ini Sentimennya

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan signifikan pada 14-18 Oktober 2024. Analis menilai penguatan IHSG didorong sentimen internal dan eksternal.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (19/10/2024), IHSG melonjak 3,18 persen ke level 7.760,06 pada pekan ini. Pada pekan lalu, IHSG menguat 0,33 persen ke posisi 7.520.

Kapitalisasi pasar bursa juga melambung 3,47 persen menjadi Rp 12.967 triliun dari Rp 12.532 triliun pada pekan lalu.

Peningkatan juga terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian bursa sebesar 6,73 persen menjadi 1,26 juta kali transaksi dari 1,18 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa meningkat 1,08 persen menjadi 23,35 miliar saham dari 23,10 miliar saham pada pekan lalu. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 1,37 persen menjadi Rp 10,92 triliun dari Rp 11,08 triliun pada pekan sebelumnya.

Selama sepekan, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 1,27 triliun. Kondisi ini berbeda dari sebelumnya, investor asing jual saham Rp 4,56 triliun. Sepanjang 2024, investor asing mencatatkan aksi beli Rp 44,52 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG naik 3,18 persen disertai dengan ada peningkatan volume pembelian. Ia menuturkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi IHSG. Pertama, rilis data ekonomi China yang masih menunjukkan perlambatan. Kedua, rilis data ekonomi Indonesia yang stabil dan rilis suku bunga acuan yang masih berada di 6 persen.

"Ketiga, rilis data penjualan Amerika Serikat (AS) yang sudah relatif meningkat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

Video Terkini