Liputan6.com, Jakarta - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola restoran waralaba KFC Indonesia mencatat penurunan pendapatan dan rugi yang melonjak hingga September 2024. Hal itu dipicu dari dampak pandemi COVID-19 dan kondisi Timur Tengah.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (11/11/2024), PT Fast Food Indonesia Tbk meraup pendapatan Rp 3,59 triliun hingga kuartal III 2024. Pendapatan itu turun 22,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,61 triliun.
Beban pokok penjualan merosot 12,62 persen menjadi Rp 1,50 triliun hingga September 2024 dari periode September 2023 sebesar Rp 1,72 triliun.Meski demikian, laba bruto turun 28 persen menjadi Rp 2,08 triliun hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,89 triliun.
Advertisement
Perseroan mencatat kenaikan beban operasi lain menjadi Rp 36,95 miliar hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,74 miliar.
Untuk rugi usaha melonjak 299,2 persen menjadi Rp 585,34 miliar hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 146,62 miliar. Beban keuangan Perseroan naik menjadi Rp 61,18 miliar hingga September 2024 dari September 2023 sebesar Rp 54,75 miliar.
Perseroan mencatat entitas asosiasi rugi Rp 75,15 juta hingga September 2024 dari September 2023 sebesar Rp 1,9 miliar. Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 265 persen menjadi Rp 557,08 miliar hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 152,41 miliar.
Dengan demikian, rugi per saham dasar naik menjadi Rp 140 hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 38.
Total Ekuitas
Total ekuitas tercatat turun menjadi Rp 262,18 miliar hingga September 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 723,87 miliar. Total liabilitas naik menjadi Rp 3,56 triliun hingga September 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 3,18 triliun.
Aset Perseroan turun menjadi Rp 3,82 triliun hingga September 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 3,91 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar Rp 87,51 miliar hingga September 2024 dari Desember 2023 sebesar Rp 208,8 miliar.
Pada perdagangan sesi pertama, saham FAST merosot 5,92 persen ke posisi Rp 318 per saham. Harga saham FAST dibuka stagnan di posisi Rp 338 per saham. Harga saham FAST berada di level tertinggi Rp 338 dan terendah Rp 316 per saham. Total frekuensi perdagangan 32 kali dengan volume perdagangan 404 saham. Nilai transaksi Rp 13 juta.
Hingga September 2024, perseroan memiliki 715 gerai. Gerai ini berkurang 47 gerai dari Desember 2023 yang mencapai 762 gerai. Selain itu, karyawan mencapai 13.715 orang hingga September 2024. Karyawan itu juga berkurang 2.274 orang dari Desember 2023 sebesar 15.989 orang.
Perseroan menyatakan, kondisi kinerja yang terjadi seiring dampak berkepanjangan dari pemulihan grup dari pandemi COVID-19.Penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen. Selain itu, situasi pasar memburuk akibat dampak dari krisis Timur Tengah.
"Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024," demikian seperti dikutip dari laporan keuangan.
Advertisement
Pengelola KFC Ambil Bagian Saham Jagonya Ayam Senilai Rp 160,42 Miliar
Sebelumnya,emiten pengelola gerai ayam KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) telah melakukan transaksi pengambil bagian saham PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) senilai Rp 160,43 miliar.
JAl merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berdomisili di Jakarta Selatan dan merupakan perusahaan terkendali dari Perseroan yang memiliki proyek berupa peternakan ayam terintegrasi di Kabupaten Banyuwangi.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/7/2024), transaksi yang telah dilaksanakan adalah penerbitan 229.181 lembar saham Seri A yang diambil bagian oleh Fast Food Indonesia sebanyak 160.427 lembar saham Seri A atau setara dengan 70% dari seluruh saham yang telah diterbitkan oleh JAI.
Transaksi tersebut merupakan transaksi yang mengandung unsur transaksi afiliasi penyertaan dalam badan usaha sebagaimana didefinisikan dalam POJK 42/2020. Hal tersebut dikarenakan Perseroan memiliki lebih dari satu orang anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang sama dengan JAI.
Transaksi Perseroan
Transaksi ini juga merupakan transaksi material sebagaimana didefinisikan dalam POJK 17 l, di mana nilai transaksi lebih dari 20% dari jumlah ekuitas Perseroan yang berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 adalah sebesar Rp 723,88 miliar.
Transaksi dilaksanakan selaras dengan langkah pengembangan usaha Perseroan yang membutuhkan pasokan bahan baku yang dapat memenuhi kebutuhan usaha restoran milik Perseroan dengan tujuan Perseroan dapat mengakomodir kebutuhan bahan baku daging ayam potong dan olahan daging ayam untuk disajikan kepada pelanggan restoran.
Dengan demikian, Perseroan mempertahankan persentase kepemilikan sahamnya sebanyak 70% di JAl dan dukungan kegiatan usaha dari JAl melalui pasokan bahan baku ayam dan olahan daging ayam dari peternakan ayam terintegrasi yang dimiliki oleh JAI yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan standarisasi Perseroan.
Advertisement