Sukses

Tengok Rekomendasi Saham Hari Ini 19 November 2024, Ada EXCL hingga PTPP

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level support 7.076,6.998 dan level resistance 7.207,7.354 pada perdagangan Selasa, 19 November 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi koreksi pada perdagangan saham Selasa (19/11/2024). IHSG akan menguji posisi 6.835-6.998.

IHSG melemah 0,38 persen ke posisi 7.134 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Senin, 18 November 2024.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memperkirakan, IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave C dari wave (2) sehingga terdapat kemungkinan ada potensi IHSG menguji 6.835-6.998. Posisi ini sekaligus menutup area gap yang berada di 6.968-6.987 pada skenario hitam.

“Pada best scenario, koreksi IHSG hanya akan menguji 7.062-7.114 untuk membentuk wave © dari wave (ii) pada skenario merah,” kata Herditya.

Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.076,6.998 dan level resistance 7.207,7.354.

Sementara itu, dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 7.100-7.225.

Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan bahwa IHSG hari ini berpotensi bergerak sideways cenderung menguat, menunggu keputusan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Ia mengatakan, IHSG berada di level support 7.050-7.100 dan level resistance 7.160-7.210.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO).

Sedangkan PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM).

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness

Saham BBRI terkoreksi 2,68% ke 4.350 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Kami perkirakan, posisi BBRI saat ini berada pada bagian dari wave (v) dari wave [c] dari wave B, sehingga BBRI masih rawan melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 4.260-4.340

Target Price: 4.570, 4.760

Stoploss: below 4.170

2.PT XL Axiata Tbk (EXCL) - Buy on Weakness

Saham EXCL menguat 0,47% ke 2.150 disertai dengan munculnya volume pembeian. "Kami perkirakan, pergerakan EXCL saat ini berada pada bagian dari wave c dari wave (y) dari wave [ii] pada skenario hitam," ujar dia.

Buy on Weakness: 2.090-2.120

Target Price: 2.190, 2.260

Stoploss: below 2.070

3.PT PTPP Tbk (PTPP) - Buy on Weakness

Saham PTPP terkoreksi 2,58% ke 378 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Herditya perkirakan, posisi PTPP saat ini berada di akhir wave (iii) dari wave [c], sehingga koreksi PTPP akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali.

Buy on Weakness: 368-376

Target Price: 392, 406

Stoploss: below 360

4.PT Industri Farmasi dan Jamu Sido Muncul Tbk (SIDO) - Sell on Strength

Saham SIDO menguat 0,87% ke 580 disertai dengan volume pembelian. Saat ini, posisi SIDO diperkirakan berada pada bagian dari wave [v] dari wave C, sehingga SIDO rawan terkoreksi untuk menguji rentang 520-545 sebagai area koreksinya.

Sell on Strength: 585-595

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 18 November 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hingga penutupan perdagangan Senin (18/11/2024). IHSG melemah di tengah mayoritas sektor saham tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG turun 0,38 persen ke posisi 7.134,27. Indeks LQ45 susut 0,45 persen ke posisi 867,73. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.147,75 dan level terendah 7.118,86. Sebanyak 397 saham melemah sehingga menekan IHSG. 198 saham menguat dan 193 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.120.510 kali dengan volume perdagangan 21,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 982,59 miliar. Dengan demikian, sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 28,12 triliun.

Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.845.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham basic naik 1,05 persen dan sektor saham siklikal bertambah 0,57 persen. Sementara itu, sektor saham teknologi terpangkas 1,46 persen, sektor saham properti susut 1,38 persen, dan sektor sahame energi melemah 1,05 persen.

Selain itu, sektor saham industri merosot 0,12 persen, sektor saham consumer nonsiklikal melemah 0,01 persen, sektor saham kesehatan turun 0,50 persen dan sektor saham keuangan merosot 0,74 persen. Sektor saham infrastruktur tergelincir 0,77 persen dan sektor saham transportasi melemah 0,14 persen.

4 dari 4 halaman

Apa Saja Sentimen IHSG?

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Bursa Asia bergerak mixed (variatif) usai pidato kepala bank sentral Jepang membuat pasar sama sekali tidak mengetahui prospek tingkat suku bunga.

Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda menegaskan pada Senin, 18 November 2024 kalau bank sentral akan terus menaikkan suku bunga acuannya apabila perkembangan ekonomi dan inflasi terkontrol, tetapi tidak menyebutkan apakah kenaikan akan terjadi pada Desember 2024.

Apabila dolar AS terus menguat maka bukan tidak mungkin Bank of Japan akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya untuk menjaga nilai Yen. Pada pekan ini pelaku pasar menantikan rilisnya risalah Bank Sentral Australia (RBA) pada pertemuan sebelumnya, neraca perdagangan Jepang yang diprediksi mengalami penurunan dari sebelumnya 294,3 miliar Yuan menjadi minus 360,4 miliar Yuan.

Inflasi Jepang yang diprediksi menurun dari sebelumnya 2,5 persen menjadi 2 sampai 2,2 persen, pidato 7 pejabat The Fed, dan beberapa pejabat European Central Bank (ECB) yang diperkirakan akan terdengar lebih dovish mengingat data ekonomi yang lemah akhir-akhir ini serta adanya risiko tarif yang diusulkan Trump yang akan berdampak pada perdagangan UE.

"Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diperkirakan tetap akan mempertahankan BI rate di level 6 persen,” demikian seperti dikutip.

Video Terkini