Liputan6.com, Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba hingga 30 September 2024.
Pendapatan Trimegah Bangun Persada tercatat Rp 20,38 triliun hingga kuartal III 2024, naik 18 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 17,29 triliun.
Pertumbuhan pendapatan ini didukung oleh peningkatan volume produksi di operasi penambangan dan pemprosesan. Demikian mengutip dari keterangan resmi Perseroan, Jumat (22/11/2024).
Advertisement
Beban pokok penjualan naik 22,83 persen menjadi Rp 13,71 triliun hingga kuartal III 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,16 triliun. Meski demikian, Perseroan mencatat pertumhuhan laba kotor. Laba kotor naik 9 persen menjadi Rp 6,66 triliun hingga kuartal III 2024. Pada periode sama tahun sebelumnya, laba kotor tercatat Rp 6,13 triliun.
Perseroan menekan beban penjualan, umum dan administrasi menjadi Rp 1,03 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,05 triliun. Penghasilan lainnya susut menjadi Rp 179,08 miliar hingga kuartal III 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 346,16 miliar.
Laba usaha tumbuh 7 persen menjadi Rp 5,80 triliun hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,42 triliun.
Perseroan mencatat penghasilan keuangan naik menjadi Rp 160,86 miliar hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 118,67 miliar. Selain itu, Perseroan mencatat laba entitas asosiasi naik menjadi Rp 1,60 triliun hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,37 triliun.
Sementara itu, earning before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) naik 14 persen menjadi Rp 8,88 triliun.
Seiring kinerja tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 4,84 triliun, tumbuh 8 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 4,46 triliun.
Dari sisi operasional, volume produksi juga mencatatkan peningkatan. Produksi bijih nikel mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt), meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Produksi FeNi dari smelter RKEF tercatat sebesar 95.813 ton, meningkat 39% secara tahunan, sementara fasilitas HPAL menghasilkan 71.531 ton MHP Ni, meningkat 47% secara tahunan.
Fasilitas HPAL
Fasilitas HPAL kedua, PT Obi Nickel Cobalt (ONC), memulai lini produksi pertama pada April 2024 dan keseluruhan tiga lini produksinya sudah berhasil mencapai kapasitas penuh pada Agustus.
Keberhasilan ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada keseluruhan total produksi fasilitas HPAL dan kontribusi terhadap kenaikan penjualan bijih nikel ke divisi tambang. Selain itu, fasilitas HPAL pertama mulai memproduksi dan mengekspor kobalt elektrolitik pada Agustus, menambah ragam produk perusahaan.
Head of Investor Relations, PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel, Lukito Gozali menuturkan, hasil ini mencerminkan upaya berkelanjutan perseroan untuk mengoptimalkan operasional dan menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga nikel global.
"Perluasan kapasitas produksi kami mendukung kebutuhan pasar yang terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik,” ujar dia.
Harita Nickel terus berfokus pada peningkatan kapasitas produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Investasi perusahaan dalam fasilitas peleburan dan pemurnian selaras dengan komitmen untuk mendukung agenda hilirisasi pemerintah Indonesia.
Harita Nickel juga berkomitmen terhadap praktik yang berkelanjutan serta terus mendorong kemajuan industri nikel di Indonesia.
Advertisement
Harita Nickel Raup Pendapatan Rp 12,80 Triliun pada Semester I 2024
Sebelumnya, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan telah mengumumkan hasil keuangannya untuk semester I 2024, yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dari sisi keuangan dan operasionalnya.
Pada semester I 2024, Harita Nickel melaporkan pendapatan sebesar Rp 12,80 triliun, meningkat sebesar 25% dari Rp 10,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan output produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi di seluruh operasi penambangan dan pengolahan. Sementara itu, laba perseroan tercatat Rp 2,80 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp
Kapasitas produksi Harita Nickel terus tumbuh, dengan naiknya kapasitas dari smelter RKEF dan fasilitas pemurnian HPAL. Operasi penambangan perusahaan menunjukkan peningkatan penjualan bijih nikel dari kuartal ke kuartal, karena naiknya kebutuhan bijih nikel untuk smelter dan fasilitas pemurnian di anak usaha Harita Nickel.
Pencapaian operasional perusahaan mencakup peningkatan signifikan dalam output produksi dan volume penjualan bijih nikel. Volume penjualan bijih nikel pada paruh pertama 2024 mencapai 8,37 juta wmt, meningkat 29% dibandingkan dengan 6,49 juta wmt pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Operasi RKEF mengalami peningkatan output produksi FeNi sebesar 69% dari tahun ke tahun, mencapai 63.414 ton pada paruh pertama 2024, melebihi kapasitas produksi.
Operasi HPAL juga menunjukkan kinerja yang kuat, dengan peningkatan output MHP Ni sebesar 28% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, dengan total 38.334 ton pada paruh pertama 2024.
Pertumbuhan ini juga turut didukung oleh peningkatan produksi fasilitas pemurnian dari PT HPL yang melebihi kapasitas produksi dan fasilitas pemurnian HPAL kedua, PT ONC, yang sudah mulai produksi pada kuartal kedua 2024.
Tingkatkan Kapasitas Produksi
Laba kotor untuk kuartal kedua 2024 mencapai Rp 2,205 triliun, naik 36% dari Rp 1,618 triliun pada kuartal pertama 2024i. Peningkatan ini juga didukung oleh membaiknya harga nikel global di kuartal kedua yang memberikan kontribusi positif terhadap laba kotor perusahaan.
EBITDA meningkat 49% menjadi Rp 3,168 triliun pada kuartal kedua tahun 2024, naik dari Rp 2,129 triliun dari kuartal sebelumnya. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal kedua ini adalah Rp 1,805 triliun, meningkat 80% dari Rp 1triliun triliun pada kuartal pertama tahun 2024.
Head of Investor Relations, PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel Lukito Gozali menyatakan, hasil paruh pertama tahun 2024 mencerminkan komitmen kami terhadap keunggulan operasional dan pertumbuhan berkelanjutan.
"Meskipun kondisi pasar yang bergejolak, kami berhasil meningkatkan kapasitas produksi kami dan mempertahankan profitabilitas yang kuat,” Inisiatif strategis kami dan peningkatan efisiensi yang terus-menerus telah menempatkan kami dengan baik untuk memenuhi permintaan global yang meningkat akan nikel, terutama di sektor baterai kendaraan listrik.” Tutur dia.
Harita Nickel tetap fokus pada ekspansi kapasitas produksi dan optimalisasi operasinya. Investasi strategis perusahaan dalam fasilitas peleburan dan pemurnian diharapkan dapat lebih meningkatkan produksi dan mendorong pertumbuhan jangka panjang. Secara khusus, fasilitas pemurnian HPAL kedua melalui PT Obi Nickel Cobalt (PT ONC) mulai beroperasi pada April 2024, berkontribusi pada peningkatan produksi.
Advertisement
Harita Nickel Buyback Saham, Siapkan Dana Rp 1 Triliun
Sebelumnya, emiten tambang dan pemrosesan nikel, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), menyetujui untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 29 Tahun 2023, Perseroan akan mengalokasikan maksimal sebesar Rp 1 triliun untuk rencana pembelian kembali saham ini, dengan jangka waktu pelaksanaan dalam 12 (dua belas) bulan setelah diperolehnya persetujuan.
Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy mengatakan aksi pembelian saham kembali ini karena harga saham perseroan saat ini tidak mencerminkan kondisi perseroan saat ini.
“Karena ini, manajemen merencanakan buy back sampai sebesar-besarnya Rp 1 triliun dengan waktu 1 tahuN ke depan sejak disetujui,” kata Roy dalam Public Expose, Kamis (27/6/2024).
Soal Right Issue
Terkait rencana Right Issue, Roy menjelaskan ada 3 investor strategis yang sudah menyelesaikan proses due diligence dengan perseroan.
“Selanjutnya kami dalam tahap diskusi kondisi-kondisi permintaan untuk masuk jadi pemegang saham di NCKL,” jelasnya.