Sukses

IHSG Bertahan di Zona Hijau, Saham ITMG Naik 2,1% Jelang Akhir Pekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau meski investor asing jual saham Rp 353,68 miliar pada perdagangan Jumat, 22 November 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Jumat (22/11/2024). Penguatan IHSG seiring mayoritas sektor saham menghijau dan bursa saham Asia Pasifik menguat.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,77 persen ke posisi 7.195,56. Indeks saham LQ45 bertambah 1,25 persen ke posisi 877,02. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.215,68 dan level terendah 7.154,45. Sebanyak 279 saham menghijau sehingga angkat IHSG. 268 saham melemah dan 242 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.041.416 kali dengan volume perdagangan 23,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 10,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.870.

Investor asing jual saham Rp 353,68 miliar jelang akhir pekan ini. Sepanjang 2024, investor asing beli saham senilai Rp 25,45 triliun. Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham infrastruktur turun 0,20 persen dan sektor saham consumer siklikal terpangkas 0,49 persen.

Sementara itu, sektor saham teknologi melonjak 2 persen, dan catat penguatan terbesar. Di sisi lain, sektor saham transportasi mendaki 1,95 persen, sektor saham keuangan naik 1,08 persen. Selain itu, sektor saham energi bertambah 0,48 persen, sektor saham basic mendaki 0,08 persen, dan sektor saham industri mendaki 0,52 persen. Lalu sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,11 persen, sektor saham kesehatan mendaki 0,50 persen.

Saham ITMG naik 2,1 persen ke posisi Rp 27.950 per saham. Saham ITMG melonjak 100 poin ke posisi Rp 27.425 per saham. Harga saham ITMG berada di level tertinggi Rp 28.000 dan level terendah Rp 27.425 saham. Total frekuensi perdagangan 5.894 kali dengan volume perdagangan 48.581 saham. Nilai transaksi Rp 135,4 miliar.

2 dari 4 halaman

Apa Saja Sentimen IHSG?

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia menguat seiring tren kenaikan bursa saham utama di Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Hal ini terjadi setelah pasar merespons laporan mengenai klaim pengangguran Amerika Serikat (initial jobless claims) yang turun dari 219 ribu menjadi 213 ribu. “Data ini memberikan bukti lebih lanjut tentang kekuatan pasar tenaga kerja,” demikian seperti dikutip.

Selain itu, pelaku pasar juga terus menilai prospek kebijakan moneter The Fed setelah penurunan tak terduga pada klaim pengangguran AS. yang memicu spekulasi tentang laju penurunan suku bunga yang lebih lambat.

"Pernyataan Presiden Fed Bank of Chicago, Austan Goolsbee turut menambah keyakinan pasar, yang menyebut bahwa suku bunga mungkin bergerak sedikit lebih rendah dan menyatakan optimisme bahwa inflasi mulai mereda menuju target,” demikian seperti dikutip.

Berdasarkan data CME FedWatch, pasar memperkirakan probabilitas sebesar 59,4 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada Desember 2024.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengumumkan stimulus ekonomi senilai USD 140 miliar untuk mengatasi berbagai tantangan, mulai dari inflasi hingga pertumbuhan upah, yang merupakan bagian dari upaya untuk meringankan beban hidup masyarakat.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) merilis laporan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2024, yang menunjukkan perbaikan signifikan dan mendukung ketahanan eksternal. NPI pada triwulan III 2024 mencatat surplus sebesar 5,9 miliar dolar AS, setelah sebelumnya mengalami defisit sebesar 0,6 miliar dolar AS pada kuartal II- 2024.

3 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham LMPI melonjak 34,81 persen
  • Saham ECII melonjak 34,57 persen
  • Saham INPC melonjak 34,04 persen
  • Saham TRON melonjak 26,42 persen
  • Saham BOAT melonjak 25 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham JGLE merosot 12,50 persen
  • Saham INTD merosot 11,38 persen
  • Saham KOTA merosot 10 persen
  • Saham ISAP merosot 10 persen
  • Saham LMSH merosot 10 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 1,2 triliun
  • Saham GOTO senilai Rp 716,9 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 577,5 miliar
  • Saham ADRO senilai Rp 569,4 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 498,7 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BBRI tercatat 40.613 kali
  • Saham GOTO tercatat 35.536 kali
  • Saham INCP tercatat 35.192 kali
  • Saham NAIK tercatat 33.942 kali
  • Saham DOSS tercatat 28.096 kali
4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada Jumat, 22 November 2024. Penguatan bursa saham Asia Pasifik mengikuti reli wall street. Di wall street, indeks S&P 500 catat kenaikan selama empat hari berturut-turut.

Mengutip CNBC, indeks Hang Seng ditutup turun 2,2 persen. Sedangkan indeks CSI 300 melemah menjadi 3,1 persen hingga ditutup ke posisi 3.865,7.

Head of China Equity Strategy Macquarie Capital, Eugene Hsiao menuturkan, investor mungkin mengambil pendekatan menunggu dan melihat sambil menunggu kejelasan mengenai tarif Amerika Serikat-China. Ia menilai, pengumuman stimulus tambahan dari Beijing mungkin tidak akan datang hingga pertemuan parlemen berikutnya pada Maret.

Investor di Asia juga menilai data indeks harga konsumen Jepang pada Oktober. Inflasi inti tidak termasuk harga makanan segar yang bergejolak naik 2,3 persen dari tahun lalu, sedikit di atas perkiraan 2,2 persen, menurut analis yang disurvei oleh Reuters. Angka tersebut lebih dingin dari 2,4 persen pada bulan sebelumnya.

Consumer Price Index (CPI) secara keseluruhan mencapai 2,3 persen dibandingkan 2,5 persen pada September. Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 0,68 persen hingga ditutup ke posisi 38.283,85. Indeks Topix menguat 0,51 persen ke posisi 2.696,53.

Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,83 persen menjadi 2.501,24. Indeks Kosdaq turun 0,54 persen ke posisi 677,01.

Di sisi lain, Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura pada kuartal ketiga naik 5,4 persen dari tahun lalu, jauh melampaui revisi 3 persen pada kuartal sebelumnya. Berdasarkan data QoQ, ekonomi tumbuh 3,2 persen, naik dari 0,5 persen pada kuartal kedua, menurut Kementerian Perdagangan dan Industri.

Singapura juga menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menajdi 3,5 persen dari 2-3 persen.