Liputan6.com, Jakarta Pasar saham Asia-Pasifik pada Rabu pagi dibuka dengan pergerakan beragam setelah kenaikan di Wall Street, di mana S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mencetak rekor intraday dan penutupan tertinggi.
Para pelaku pasar di Asia akan memantau data Indeks Harga Konsumen (CPI) bulanan Australia yang dijadwalkan rilis hari ini.
Baca Juga
Survei Reuters memperkirakan indikator CPI bulanan naik 2,3% pada Oktober (year-on-year), lebih tinggi dari 2,1% pada September.
Advertisement
Dikutip dari CNBC, Rabu (27/11/2024), indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka naik 0,5%, sementara Nikkei 225 Jepang turun 0,5% di awal perdagangan, diikuti oleh indeks Topix yang juga melemah 0,5%.
Di Korea Selatan, indeks saham unggulan Kospi turun 0,1% saat pembukaan, sedangkan indeks Kosdaq yang berfokus pada saham berkapitalisasi kecil bergerak stabil.
Sementara itu, futures Hang Seng di Hong Kong diperdagangkan di level 19.172, sedikit lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di 19.159,2.
Kinerja Pasar AS
Pada Selasa, indeks Dow Jones mencatat kenaikan 123,74 poin (0,28%) ke rekor penutupan 44.860,31. Indeks S&P 500 naik 0,57% ke level 6.021,63, dan Nasdaq Composite menguat 0,63% menjadi 19.174,30.
Kinerja pasar yang kuat ini terjadi setelah Presiden AS terpilih, Donald Trump, mengusulkan tarif 25% untuk produk dari Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% untuk barang-barang dari China.
Trump sebelumnya juga menyebut rencana mengenakan tarif hingga 20% pada semua impor, serta bea tambahan setidaknya 60% untuk produk asal China.
Menurut analis pasar yang diwawancarai CNBC, para pelaku pasar tampaknya mengabaikan pengumuman Trump tersebut. Mereka memperkirakan kebijakan ini tidak akan benar-benar diterapkan atau sudah diperhitungkan sebelumnya oleh para trader.