Liputan6.com, Jakarta Sejumlah emiten ritel telah mengumumkan kinerja sampai dengan kuartal III 2024 yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, mayoritas emiten mengalami pertumbuhan pendapatan positif dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sebagian besar emiten juga mencatat peningkatan laba.
Secara garis besar, staples retail terus mendominasi pertumbuhan, didukung oleh kebutuhan dasar yang stabil. Sedangkan sektor discretionary lebih sensitif terhadap daya beli konsumen, dengan hasil bervariasi berdasarkan strategi operasional dan pengelolaan biaya.
Baca Juga
Pada sektor kebutuhan primer (staples retail) pemain utama seperti Alfamart dan Indomaret kompak mencatatkan pertumbuhan positif. Hingga kuartal III September 2024, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) selaku pengelola jaringan gerai Indomaret mencatat pendapatan sebesar Rp 1,05 triliun, naik 2,61% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,03 triliun. Laba hingga kuartal III 2024 Rp 745,07 miliar, meningkat signifikan sebesar 24,9% dari Rp 596,12 miliar pada kuartal III 2023.
Advertisement
Pengelola jaringan gerai Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) membukukan pendapatan Rp 88,21 triliun, naik 10,24% yoy. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba bersih Rp 2,4 triliun atau naik 9,52% yoy.
Smenetara pengelola jaringan gerai Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) membukukan pendapatan Rp 14,7 triliun hingga kuartal III 2024, atau naik 13,1% yoy. Dari raihan itu, perseroan membukukan laba bersih Rp 466,84 miliar, naik 19,55% yoy.
PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan pendapatan Rp 3,38 triliun, naik 4,09% yoy. Dari sisi laba bersih hingga kuartal III 2024, emiten pengelola IKEA dan Guardian itu mengantongi Rp 184 miliar. Angka itu meningkat 868% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yaitu Rp 19 miliar.
Â
Pemain Retail
Pemain staples retail utama seperti AMRT, MIDI, dan DNET mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba yang konsisten. HERO menonjol dengan peningkatan laba signifikan.
Pada sektor retail sekunder dan tersier (retail discretionary), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) membukukan pendapatan Rp 48,6 triliun hingga kuartal IIi 2024 atau naik 13,53% yoy. Pada periode yang sama, perseroan membukukan laba bersih: Rp 791,16 miliar, naik 59,88% yoy.
PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) mencatatkan pendapatan: Rp 6,12 triliun, naik 13,57% yoy. Dari raihan itu, perseroan mengukuhkan laba bersih Rp 574,23 miliar, naik 18,19% yoy.
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) membukukan pendapatan Rp 26,48 triliun, naik 16,9% yoy. Laba bersih hingga kuartal III 2024 tercatat sebesar Rp 1,3 triliun, turun 8,2% yoy. Penurunan laba disebabkan oleh peningkatan biaya promosi dan operasional.
Â
Advertisement
Matahari Department Store
Senasib, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan pendapatan Rp 4,92 triliun hingga kuartal III 2024, turun 1,27 yoy. Bersamaan dengan itu, laba bersih tercatat sebesar Rp 622,27 miliar, turun 1,31% yoy.
Kemudian PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) membukukan pendapatan Rp 1,57 triliun per September 2024, turun 0,81% yoy. Laba bersih tahun berjalan RALS tercatat Rp 252,74 miliar pada September 2024, turun 0,77% yoy.
Sektor discretionary retail mencatat kinerja yang beragam. Pemain seperti ERAA dan ACES menunjukkan pertumbuhan kuat, sementara MAPI, LPPF, dan RALS menghadapi penurunan laba karena tekanan biaya operasional dan promosi.