Sukses

26 Perusahaan Nangkring di Pipeline IPO, Ada 2 Lighthouse

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 26 emiten dalam pipeline IPO. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, beberapa perusahaan dalam pipeline itu belum bisa listing dalam waktu dekat lantaran harus menyampaikan laporan keuangan terlebih dahulu.

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 26 emiten dalam pipeline IPO. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, beberapa perusahaan dalam pipeline itu belum bisa listing dalam waktu dekat lantaran harus menyampaikan laporan keuangan terlebih dahulu.

"Dari 26 itu harusnya ada 13 perusahaan yang due date laporan keuangannya di tahun ini. Tapi kita masih menunggu prosesnya. Sampai saat ini mereka masih on track," kata Nyoman kepada wartawan, Kamis (5/12/2024).

Dari 26 perusahaan yang ada di pipeline IPO Bursa, Nyoman menyebutkan ada 2 perusahaan merupakan perusahaan mercusuar atau lighthouse. "Ada dua emiten basic industry sama energy itu termasuk lighthouse," kata Nyoman.

Informasi saja, saat ini telah terdapat satu perusahaan tercatat yang merupakan kategori lighthouse yakni PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) yang tercatat pada 2 Juli 2024 dan bergerak di sektor Energy.

Sebelumnya, Nyoman menjelaskan perusahaan-perusahaan yang masuk kategori lighthouse, selain memiliki aset di atas Rp 3 triliun, yakni memiliki free float atau porsi saham yang dimiliki publik setidaknya 15 persen. Bursa sendiri terbuka untuk mengakomodir kebutuhan pencatatan saham perusahaan mercusuar.

BEI optimis jumlah perusahaan tercatat yang masuk kategori lighthouse dapat bertumbuh seiring dengan meningkatnya minat perusahaan-perusahaan di berbagai sektor untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan. BEI senantiasa akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk mendorong pencatatan saham perusahaan-perusahaan yang potensial untuk berkembang di Pasar Modal Indonesia.

2 dari 3 halaman

IHSG Berbalik Arah Memerah, Saham TINS hingga INCO Kompak Lesu

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan saham Kamis (5/12/2024). Pergerakan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham memerah.

Mengutip data RTI, IHSG dibuka turun tipis ke posisi 7.326,50 dari penutupan perdagangan sebelumnya 7.326,76. Indeks LQ45 susut 0,64 persen ke posisi 877,96. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.338,20 dan level terendah 7.286,20. Sebanyak 207 saham menguat dan 196 saham melemah. 206 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 202.164 kali dengan volume perdagangan 2,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.909.

Mayoritas sektor saham menghijau pada perdagangan Kamis pekan ini. Sektor saham transportasi menguat 0,62 persen, sektor saham teknologi menanjak 0,67 persen dan sektor saham properti bertambah 0,58 persen. Sementara itu, sektor saham infrastruktur naik 0,05 persen, sektor saham energi mendaki 0,25 persen, sektor saham consumer siklikal menguat 0,02 persen dan sektor saham kesehatan bertambah 0,14 persen.

Di sisi lain, sektor saham basic susut 0,31 persen, sektor saham industri terpangkas 0,08 persen, sektor saham consumer nonsiklikal merosot 0,02 persen dan sektor saham keuangan turun 0,27 persen.

 

3 dari 3 halaman

Review IHSG

Mengutip riset PT Ashmore Asset Management Indonesia, pada perdagangan Rabu, 4 Desember 2024, IHSG naik ke posisi 7.326 dengan saham-saham bank BUMN Indonesia yang terus bangkit. Hal ini terjadi setelah aksi jual oleh investor asing yang besar dalam beberapa bulan terakhir.

Saham BBRI, BMRI dan BBNI akhirnya bangkit dari posisi terendah baru-baru ini. Saham ASII berhasil tetap tangguh meski pajak kendaraan bermotor yang lebih tinggi akan segera diberlakukan pada awal tahun depan.

Pemerintah berencana untuk memberlakukan pajak tambahan atas biaya balik nama kendaraan bermotor dan pajak kendaraan tahunan.

Saham crude palm oil (CPO) juga tetap kuat dengan harga minyak sawit kembali ke level tertinggi sepanjang masa. Aktivitas di saham-saham yang digerakkan oleh ritel juga meningkat signifikan dengan saham grup Barito melambung tinggi karena volume yang naik.

  • IPO adalah singkatan dari Initial Public Offering.

    IPO

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • emiten

Video Terkini