Sukses

IHSG Naik 3,77 Persen, Intip Jajaran Emiten Tercuan hingga Terboncos pada 2-6 Desember 2024

Berikut top gainers dan top losers pada 2-6 Desember 2022 saat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 3,7 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pada sepekan terakhir atau selama periode 2—6 Desember 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  meningkat sebesar 3,77% menjadi berada pada level 7.382,785 dari 7.114,266 pada pekan lalu.

Pada periode yang sama, rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 20,30% menjadi Rp 10,72 triliun dari Rp 13,45 triliun pada pekan sebelumnya.

Rata-rata volume transaksi harian Bursa sepekan mengalami perubahan sebesar 30,19% menjadi 18,22 miliar lembar saham dari 26,10 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Sementara, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami kenaikan sebesar 8,66% menjadi 1,24 juta kali transaksi dari 1,14 juta kali transaksi pada pekan lalu. Kenaikan diikuti oleh kapitalisasi pasar Bursa, yaitu sebesar 5,60% menjadi Rp 12.673 triliun dari Rp 12.000 triliun pada sepekan sebelumnya. Investor asing per Jumat, 6 Desember 2024 mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 170,35 miliar dan investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 22,63 triliun sepanjang tahun 2024.

Merujuk data Bursa, Sabtu (7/12/2024), berikut jajaran top gainers dan top losers periode 2—6 Desember 2024:

Top Gainers:

1. GPSO naik 68,54% ke posisi 600 dari posisi 356 pada pekan lalu.

2. FUJI naik 58,00% ke posisi 316 dari posisi 200 pada pekan lalu.

3. RIGS naik 47,50% ke posisi 885 dari posisi 600 pada pekan lalu.

4. TMPO naik 33,33% ke posisi 164 dari posisi 123 pada pekan lalu.

5. GMTD naik 30,30% ke posisi 4.300 dari posisi 3.300 pada pekan lalu.

6. SNLK naik 29,93% ke posisi 890 dari posisi 685 pada pekan lalu.

7. DAAZ naik 29,89% ke posisi 4.780 dari posisi 3.680 pada pekan lalu.

8. TNCA naik 29,28% ke posisi 234 dari posisi 181 pada pekan lalu.

9. BREN naik 28,30% ke posisi 8.500 dari posisi 6.625 pada pekan lalu.

10. VTNY naik 28,12% ke posisi 246 dari posisi 192 pada pekan lalu.

 

2 dari 4 halaman

Top Losers

1. VISI turun 46,61% ke posisi 126 dari posisi 236 pada pekan lalu.

2. JIHD turun 27,76% ke posisi 1.965 dari posisi 2.720 pada pekan lalu.

3. ASBI turun 22,06% ke posisi 530 dari posisi 680 pada pekan lalu.

4. VOKS turun 20,99% ke posisi 256 dari posisi 324 pada pekan lalu.

5. BRNA turun 19,54% ke posisi 700 dari posisi 870 pada pekan lalu.

6. CITY turun 19,38% ke posisi 129 dari posisi 160 pada pekan lalu.

7. SSMS turun 17,79% ke posisi 1.040 dari posisi 1.265 pada pekan lalu.

8. SMLE turun 17,01% ke posisi 122 dari posisi 147 pada pekan lalu.

9. TOSK turun 16,67% ke posisi 70 dari posisi 84 pada pekan lalu.

10. SAPX turun 16,51% ke posisi 2.680 dari posisi 3.210 pada pekan lalu.

3 dari 4 halaman

IHSG Merosot ke 7.114, Investor Asing Kembali Jual Saham Rp 3,8 Triliun

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan 25-29 November 2024. Sektor saham energi dan basic materials membebani IHSG pada pekan ini.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (30/11/2024), IHSG merosot 1,13 persen ke posisi 7.114,2. Pada pekan lalu, IHSG naik 0,48 persen ke posisi 7.195,56. Kapitalisasi pasar terpangkas 0,43 persen menjadi Rp 12.000 triliun dari pekan lalu Rp 12.053 triliun.

Investor asing melepas saham Rp 3,89 triliun pada pekan ini. Jumlah ini lebih besar dari pekan lalu Rp 3,65 triliun. Sepanjang 2024, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 21,56 triliun.

Selama sepekan ini, rata-rata nilai transaksi harian bursa meningkat 35,53 persen menjadi Rp 13,45 triliun dari Rp 9,93 triliun pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian bursa melonjak 31,23 persen menjadi 26,10 miliar saham dari 19,89 miliar saham pada pekan sebelumnya. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 3,27 persen menjadi 1,14 juta kali transaksi dari 1,1 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Sektor saham cenderung beragam pekan ini. Sektor saham energi turun 4,41 persen dan pimpin koreksi. Kemudian sektor saham teknologi susut 3,54 persen, sektor saham basic materials terpangkas 2,62 persen. Lalu sektor saham infrastruktur merosot 1,09 persen, sektor saham transportasi susut 1,01 persen.

Sementara itu, sektor saham industri naik 0,40 persen, sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 0,65 persen, sektor saham consumer siklikal melejit 0,86 persen. Lalu sektor saham perawatan kesehatan melonjak 2,02 persen, sektor saham keuangan nak 0,16 persen dan sektor saham properti melambung 0,96 persen.

 

 

4 dari 4 halaman

Apa Saja Sentimen IHSG?

Mengutip riset Ashmore Asset Management Indonesia, pada pekan ini, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) alami reli 9,9 persen, berbalik dari penurunan pekan lalu seiring cuaca buruk akibatkan imbal hasil yang lebih buruk.

Sementara itu, bursa saham China mengali reli dengan indeks Shanghai naik 1,81 persen dan CSI 300 bertambah 1,32 persen. Hal ini seiring pelaku pasar berharap lebih banyak stimulus akan segera diumumkan.

Sementara itu, bitcoin alami koreksi 3,29 persen pada pekan ini, berbalik dari reli yang kuat. Batu bara susut 3,23 persen, minyak mentah melemah 3,11 persen. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya kemungkinan penyelesaian konflik di Timur Tengah.

"Minggu ini, kita melihat pengukur inflasi pilihan the Federal Reserve (the Fed-red) mempertahankan tingkat bulanan yang sama dengan inflasi inti PCE bulanan sebesar 0,3 persen seperti yang diharapkan,"

Sementara itu, tingkat inflasi PCE tahunan mengalami kenaikan yang moderat. Di sisi lain, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) triwulanan melambat seperti yang diharapkan tetapi tetap tangguh.

"Di Jerman, kita melihat sentimen negative yang berkelanjutan dari sisi bisnis dan konsumen karena kekhawatiran terhadap pemerintah mereka selain tarif Trump,”

Tingkat inflasi tahunan mereka naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya tetapi lebih rendah dari yang diharapkan. Jepang melihat peningkatan keyakinan konsumen seperti yang diharapkan, tetapi tingkat pengangguran mengalami kenaikan seiring dengan pertumbuhan penjualan ritel yang lebih rendah dari yang diharapkan.

Keuntungan industri Tiongkok tahun ini lebih lemah dari yang diharapkan dan tetap mengalami kontraksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, Indonesia mengalami pertumbuhan harga properti paling lambat sejak kuartal keempat 2021, selain pertumbuhan pasokan uang yang lebih rendah.

 

Video Terkini