Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengumumkan realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan telah merealisasikan capex USD 157 juta.
"Sampai dengan September 2024 pencapaian belanja modal PGN mencapai USD 157 juta. Di mana 59% penyerapan oleh segmen downstream dan lainnya. Sedangkan 41% diserap oleh segmen hulu,” ujar Direktur Keuangan PGN Fadjar Harianto Widodo dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (7/12/2024).
Baca Juga
Untuk tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal USD 361 juta. Rinciannya, sebesar 63% rencananya dialokasikan untuk downstream & others. Lalu 37% sisanya dialokasikan untuk upstream.
Advertisement
Sebagai Subholding Gas Pertamina terus menjaga kinerja operasi dan keuangan perusahaan dalam optimalisasi pemanfaatan energi ramah lingkungan gas bumi.
Hal ini tercermin dalam laporan konsolidasian periode kuartal III 2024. Sampai dengan akhir September 2024, PGN membukukan pendapatan sebesar USD 2,8 miliar atau sekitar Rp 44,26 triliun (kurs Rp 15.714,50 per USD), bertumbuh sekitar 5% dibanding periode sama 2023.
Kemudian pada laba operasi dan EBITDA masing-masing diperoleh sebesar USD 415,7 juta dan USD 852,0 juta, serta laba bersih tercatat sejumlah USD 263,4 juta.
"Dalam situasi yang menantang di tahun 2024, kami menerapkan berbagai strategi dan inisiatif untuk menjaga penyaluran volume gas bumi dan konsistensi dalam pencapaian kinerja keuangan," ungkap Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko dalam keterangan resmi, ditulis Sabtu (7/12/2024).
Kinerja Laba
Sejalan dengan kenaikan dari sisi pendapatan, per September 2024 perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 263,39 juta, setara Rp 4,14 triliun per September 2024. Laba itu naik 32,69 persen dibandingkan laba per September 2023 yang tercatat sebesar USD 198,5 juta.
"Optimalisasi pengelolaan volume gas bumi di tengah tantangan natural decline pasokan gas pipa dapat dimitigasi dengan baik dan penurunan beban keuangan pasca pelunasan obligasi merupakan salah satu faktor utama yang menyokong pencapaian kinerja keuangan ini”, tambah Arief.
Atas kinerja tersebut, perseroan berhasil mempertahankan peringkat di level BBB- dengan outlook stabil dari Fitch Ratings (Fitch). Fitch juga mengafirmasi bahwa Long Term Rating PGN di posisi AA+(idn) dengan outlook stabil.
Advertisement
PGN Pertahankan Peringkat BBB- dari Fitch Ratings, Apa Artinya?
Sebelumnya, PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) berhasil mempertahankan peringkat di level BBB- dengan outlook stabil dari Fitch Ratings (Fitch). Fitch juga mengafirmasi bahwa Long Term Rating PGN di posisi AA+(idn) dengan outlook stabil.
"Keberhasilan PGN dalam menjaga kondisi kesehatan dan kestabilan keuangan perusahaan, menjadi faktor PGN dapat mempertahankan peringkat internasional ini," kata Direktur Keuangan PGN Fadjar Harianto Widodo dalam keterangan resmi, Jumat (6/12/2024).
Hingga September 2024, pendapatan konsolidasian PGN tercatat sebesar USD 2.817 juta, meningkat 5% dari periode yang sama tahun lalu yaitu USD 2.691 juta. Dari sisi kontribusi pendapatan, segmen bisnis niaga dan transmisi gas masih menjadi kontributor terbesar pendapatan konsolidasian PGN yaitu sebesar 74%.
Kemudian segmen bisnis hulu 9% dan dari segmen bisnis lainnya sebesar 17%. Beban pokok pendapatan naik sebesar 3% menjadi USD 2.229 juta yang dikontribusikan terutama dari biaya atas pasokan gas, beban niaga dan infrastruktur. Posisi Keuangan PGN per 30 September 2024, juga masih terjaga dalam kondisi stabil setelah PGN melunasi obligasi di kuartal 2, dengan total aset sebesar USD 6,3 milyar.
Sedangkan total liabilitas sebesar USD 2,7 miliar dan total ekuitas USD 3,6 miliar. Arus Kas Konsolidasian menunjukkan posisi yang kuat dengan arus kas operasi yang positif sebesar USD 576 juta per 30 September 2024. Dengan pelunasan obligasi PGN sebesar USD 396 juta dan pelunasan obligasi Saka sebesar USD 156 juta di kuartal 2-2024, PGN mencatatkan saldo arus kas sebesar USD 1.186 juta.
"Dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan rencana investasi di tengah dinamika perekonomian nasional dan global, maka sampai dengan September 2024 pencapaian belanja modal PGN mencapai USD 157 juta," ungkap Fadjar. Rinciannya, 59% dana modal belanja diserap oleh segmen downstream dan lainnya. Sedangkan 41% belanja modal diserap oleh segmen hulu.
Naik 32,69%, PGN Kantongi Laba Setara Rp 4,14 Triliun per September 2024
Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebagai Subholding Gas Pertamina terus menjaga kinerja operasi dan keuangan perusahaan dalam optimalisasi pemanfaatan energi ramah lingkungan gas bumi. Hal ini tercermin dalam laporan konsolidasian periode kuartal III 2024.
Sampai dengan akhir September 2024, PGN membukukan pendapatan sebesar USD 2,8 miliar atau sekitar Rp 44,26 triliun (kurs Rp 15.714,50 per USD), bertumbuh sekitar 5% dibanding periode sama 2023. Kemudian pada laba operasi dan EBITDA masing-masing diperoleh sebesar USD 415,7 juta dan USD 852,0 juta, serta laba bersih tercatat sejumlah USD 263,4 juta.
“Dalam situasi yang menantang di tahun 2024, kami menerapkan berbagai strategi dan inisiatif untuk menjaga penyaluran volume gas bumi dan konsistensi dalam pencapaian kinerja keuangan”, ungkap Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko dalam keterangan resmi, Jumat (1/11/2024).
Sejalan dengan kenaikan dari sisi pendapatan, per September 2024 perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 263,39 juta, setara Rp 4,14 triliun per September 2024. Laba itu naik 32,69 persen dibandingkan laba per September 2023 yang tercatat sebesar USD 198,5 juta.
“Optimalisasi pengelolaan volume gas bumi di tengah tantangan natural decline pasokan gas pipa dapat dimitigasi dengan baik dan penurunan beban keuangan pasca pelunasan obligasi merupakan salah satu faktor utama yang menyokong pencapaian kinerja keuangan ini”, tambah Arief.
Dari sisi kinerja operasi, PGN mencatatkan volume penjualan niaga gas bumi 854 BBTUD, 57 BBTUD niaga LNG serta Terminal Use Agreement (TUA) dan pemanfaatan kapasitas terminal LNG sebesar 69 BBTUD. Trading LNG global merupakan bisnis yang baru berjalan tahun ini sehingga berkontribusi juga atas kenaikan pendapatan terhadap tahun lalu.
Advertisement