Liputan6.com, Jakarta - PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR) menegaskan posisi perseroan untuk tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), kendati telah memiliki pengendali baru.
Adapun pengendali perseroan saat ini adalah PT Hexa Prima Nusantara (HPN). "Pengendali baru berencana untuk tetap mencatatkan saham perseroan di bursa dan tidak berencana melakukan go private," kata Direktur Utama PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk, Martha Rebecca dalam keterbukaan informasi Bursa, Minggu (8/12/2024).
Merujuk pada surat dari PT Hexa Prima Nusantara (HPN) 22 Oktober 2024 dan pengumuman yang disampaikan oleh HPN dalam Surat Kabar Harian Ekonomi Neraca tanggal 22 Oktober 2024, diinformasikan kepada seluruh Pemegang Saham Perseroan telah terjadi perubahan pengendalian secara tidak langsung pada Perseroan yang dikarenakan transaksi jual beli 24.999 lembar saham atau yang mewakili 99,99% dari modal ditempatkan dan disetor PT Digital Futurama Global (DFG) oleh HPN dari PT Investasi Gemilang Maju (IGM).
Advertisement
DFG merupakan Pemegang Saham Pengendali Perseroan yang memiliki 3.273.000.000 lembar saham atau yang mewakili 51,22% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan. Total nilai pengambilalihan 24.999 saham DFG yaitu senilai Rp 25 miliar.
Dengan mempertimbangkan HPN mengambil alih 99,99% saham DFG, dan juga mempertimbangkan bahwa hampir seluruh aset material DFG merupakan saham Perseroan itu sendiri, maka dapat diambil perhitungan harga pengambilalihan Perseroan secara tidak langsung senilai Rp 7,64 per lembar saham.
Terhitung sejak 21 Oktober 2024, HPN telah efektif menjadi pengendali secara tidak langsung baru dari Perseroan. Tujuan pengendalian oleh HPN adalah untuk diversifikasi usaha HPN dan juga untuk menciptakan sinergi antara ekosistem bisnis Perseroan dengan ekosistem bisnis pada Hexa Group.
HPN selaku Pengendali tidak langsung baru tidak memiliki hubungan afiliasi dengan IGM selaku Pengendali tidak langsung lama. "Sejauh ini perseroan tetap memprioritaskan kegiatan usaha yang sudah ada di samping dalam proses integrasi dengan pengendali baru dan melakukan penyelarasan dengan penambahan bidang usaha lainnya yang sesuai dan saling mendukung dengan ekosistem grup bisnis HPN," kata Martha.
Kinerja IHSG 2-6 Desember 2024
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada 2-6 Desember 2024. Sentimen global dan domestik bayangi IHSG sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (7/12/2024), IHSG melonjak 3,77 persen ke posisi 7.382,78 selama sepekan. Pada pekan lalu, IHSG melemah 1,1 persen ke posisi 7.114. Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa naik 5,6 persen menjadi Rp 12.673 triliun dari Rp 12.000 triliun pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa menguat 8,66 persen menjadi 1,24 juta kali transaksi dari 1,14 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Di sisi lain, selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 20,30 persen menjadi Rp 10,72 triliun dari Rp 13,45 triliun pada pekan lalu.
Rata-rata volume transaksi harian bursa terpangkas 30,19 persen menjadi 18,22 miliar saham dari 26,10 miliar saham pada pekan lalu.
Pada pekan ini, investor asing membeli saham Rp 1,07 triliun. Kondisi ini berbeda dari pekan lalu, dengan aksi jual saham oleh investor asing tercatat Rp 3,89 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 22,63 triliun.
Selama sepekan ini, mayoritas sektor saham menghijau. Adapun hanya tiga sektor saham yang melemah yakni sektor saham consumer siklikal susut 0,98 persen, sektor saham perawaran kesehatan turun 0,93 persen dan sektor saham transportasi tergelincir 1,34 persen.
Sementara itu, sektor saham energi melonjak 4,54 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham basic materials naik 3,58 persen, sektor saham industri melesat 0,91 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal melambung 1,91 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan mendaki 0,47 persen, sektor saham properti dan real estate melonjak 3,29 persen, sektor saham teknologi naik 4,13 persen dan sektor saham infrastruktur meroket 4,3 persen.
Advertisement
Sentimen IHSG
Sebelumnya, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG naik 3,77 persen didorong sejumlah faktor. Pertama, ada inflow atau aliran dana yang masuk meski hanya dua hari di pasar modal Indonesia. Selain itu, penguatan IHSG juga didorong sektor saham teknologi dan bahan baku.
Kedua, investor juga menanti keputusan the Federal Reserve (the Fed) yang akan memangkas suku bunga. Di mana sinyal terakhir the Fed belum isyaratkan ada pemangkasan suku bunga. “Namun demikian, secara probabilitas terjadi adanya peningkatan akan pemangkasan suku bunga,” kata Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Faktor ketiga, ia menuturkan, sentimen pembagian dividen.
Pada pekan depan, Herditya menuturkan, IHSG berpeluang menguat dengan level support di 7.229 dan level resistance 7.449.
Adapun pada pekan depan, sejumlah sentimen yang akan pengaruhi IHSG antara lain rilis data ekonomi China yakni inflasi dan neraca dagang. Kedua, rilis data inflasi dan PPI AS. “Ketiga, pergerakan harga komoditas dunia, terutama minyak mentang yang relative melemah di tengah oversupply yang terjadi,” kata dia.