Liputan6.com, Jakarta - Investor saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) masih bisa membeli saham AADI di bawah harga pasar pada perdagangan hari ini, Senin 9 Desember 2024. Investor ADRO mendapatkan kesempatan membeli saham ADRO dalam skema Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) atas saham AADI.
Sebelumnya, Â manajemen ADRO mengumumkan harga PUPS saham AADI adalah Rp 5.960 per saham. Saham AADI sendiri terus melesat sejak tercatat di Bursa pada 5 Desember 2024 lalu. Saat ini, harga saham AASI sudah berada di posisi 9.550,00 dari harga IPO Rp 5.550 per lembar.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan Alamtri Resources Indonesia Mahardika Putranto menjelaskan harga tebus saham AADI oleh pemegang saham ADRO itu merujuk pada harga rata-rata tertimbang yang terbentuk setelah penutupan perdagangan perdana AADI.
Advertisement
Perdana listing, saham AADI ditutup pada level Rp 6.650 per saham. Nilai tersebut lebih tinggi dari 107,5% dari nilai berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Kusnanto dan Rekan (Penilai Independen).
"Mengingat harga rata-rata tertimbang atas saham AADI yang terbentuk di Bursa Efek Indonesia tersebut lebih tinggi dari 107,5% dari nilai berdasarkan hasil penilaian independen, maka harga penawaran final PUPS adalah 107,5% dari hasil penilaian dari Penilai Independen tersebut, atau sebesar Rp 5.960 per saham," ungkap Mahardika dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Senin (9/12/2024).
Masa penawaran PUPS berlangsung sejak tanggal 6 Desember 2024 dan akan berakhir pada 10 Desember 2024. Catatan saja, investor yang menebus haknya dalam PUPS AADI akan dikenakan biaya 0,18% oleh Trimegah Sekuritas selaku underwriter aksi korporasi ini.
IPO AADI Oversubscribed 7,38 Kali, Layak Dikoleksi Jangka Panjang?
Sebelumnya, Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) telah tercatat dan resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 5 Desember 2024 kemarin. Sebelumnya, AADIÂ telah menuntaskan proses Penawaran Umum Perdana Sahamnya atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas sejumlah 778.689.200 saham.
Besaran saham yang ditawarkan itu mewakili sebesar-besarnya 10% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan. Dalam proses IPO, perseroan berhasil mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed 4,968,291,200 lembar atau setara rasio 7,38 kali.
 Di tengah ramainya pembicaraan mengenai peluang trading jangka pendek dari IPO AADI, Tim Riset Stockbit Sekuritas menilai investor juga dapat mempertimbangkan faktor fundamental untuk berinvestasi di AADI dalam jangka panjang, terutama dari aspek dividend yield.
Diperkirakan, laba bersih AADI pada 2025 akan turun ke level 934 juta dolar AS (-27,5% YoY) seiring hilangnya one–off gain dari penjualan anak usaha, dengan core profit hanya turun -3,2% YoY.
"Namun, mengingat valuasi IPO–nya yang rendah (2,9x P/E FY25F), kami melihat AADI memiliki potensi upside yang cukup tinggi dengan peluang re–rating ke 5x P/E FY25F (9.650 rupiah per saham, +74% dari harga IPO)," mengutip ulasan riset Stockbit Sekuritas, Jumat (6/12/2024).
Valuasi AADI di 5x P/E dianggap sebagai valuasi yang wajar dan konservatif karena lebih rendah dari rata–rata P/E historis 5 tahun milik perusahaan induknya, Alamtri Resources Indonesia (ADRO), di level 6,9x P/E. Valuasi tersebut juga berada di antara Bukit Asam (PTBA) di 7,3x P/E pada 2025 dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) di 4,8x P/E untuk full year 2025.
"Jika AADI dapat re–rating ke rata–rata P/E historis 5 tahun ADRO (6,9x) dan menjadi mirip dengan valuasi PTBA di ~7x PE, hal tersebut mengimplikasikan harga 13.525 rupiah per saham (+144% dari harga IPO)," tulis riset tersebut.
Advertisement
Prospek Dividen AADI
Selain outlook harga batu bara yang diekspektasikan tidak akan turun signifikan, Stockbit Sekuritas melihat potensi AADI untuk re–rating juga akan didorong oleh prospek dividen tahun buku 2025, yang diperkirakan dapat mencapai Rp 966 per saham. Jumlah tersebut mengindikasikan dividend yield sebesar 17% berdasarkan harga saham AADI saat IPO (5.550 rupiah per saham).
Besaran dividen tersebut mengasumsikan dividend payout ratio (DPR) sebesar 50%, yang merupakan rata–rata DPR ADRO dalam 3 tahun terakhir. Dividend yield tersebut lebih tinggi dibandingkan perusahaan batu bara besar lain, seperti ITMG dan PTBA.
"Meski manajemen mengatakan dalam prospektus bahwa mereka berencana untuk membagikan dividen dengan DPR hingga 45%, kami menilai asumsi DPR sebesar 50% tidak tergolong agresif mengingat perseroan belum memiliki rencana capex yang besar dalam waktu dekat," ulas Stockbit.
Dengan DPR 50% dan level laba bersih tahunan yang dihasilkan perseroan, AADI dinilai masih memiliki dana yang memadai jika sewaktu-waktu memutuskan untuk mengembangkan 2 tambang batu bara mereka, yakni Pari Coal dan Ratah Coal.