Liputan6.com, Jakarta PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) membukukan nilai pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp 1.05 triliun hingga kuartal tiga 2024, atau mencapai 74 persen dari target Perseroan untuk tahun 2024 yang sebesar Rp 1,43 triliun.Â
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/12/2024), pra-penjualan pada ini didorong oleh permintaan yang kuat untuk proyek-proyek residensial, terutama produk rumah tapak dan ruko, dengan kontribusi masing-masing sebesar 60 persen dan 27 persen.Â
Baca Juga
Produk utama rumah tapak Perseroan adalah produk klaster XYZ Livin, Cendana Spark, Cendana Spark – North dan Waterfront Estate Uptown. Selama 9M24, Perseroan telah berhasil menjual sebanyak 1.136 unit dari proyek-proyek perumahan, lahan industry, dan komersial.
Advertisement
Perseroan juga melaporkan total pendapatan sebesar Rp 981 miliar pada kuartal tiga 2024, atau naik sebanyak 23 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang didorong peningkatan serah terima unit rumah tapak dan rumah toko kepada konsumen serta pendapatan lahan industri yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.Â
Pada akhir September 2024, pendapatan utama Perseroan berasal dari serah terima rumah tapak, unit komersial atau ruko, lahan industri serta pendapatan non-properti dari pengelolaan kota Lippo Cikarang Cosmopolis.Â
Proyek perumahan yang diserahterimakan pada 9M24 termasuk Waterfront Estates Uptown sebanyak 632 unit dan ruko The Hive Uptown. Segmen pengelolaan kota secara konsisten mampu bertumbuh sebesar 9,1 persen dan menyumbangkan total pendapatan sebesar Rp 300 miliar.Â
Laba kotor Perseroan juga tercatat positif sebesar Rp 425 miliar dengan margin laba kotor yang dapat dipertahankan pada level sehat sebesar 43 persen sepanjang kuartal tiga 2024.   Â
Lippo Cikarang Rugi Rp 1,6 Triliun di Kuartal III 2024
Sebelumnya, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 961,37 miliar atau naik 22,48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 784,93 miliar.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan hingga kuartal III 2024 naik menjadi Rp 555,64 miliar dibandingkan beban pokok pada kuartal III 2023 yang tercatat sebesar Rp 415,25 miliar. Sehingga perseroan membukukan laba bruto Rp 405,73 miliar, masih naik dibandingkan laba bruto pada September 2023 yang tercatat sebesar Rp 369,67 miliar.
Pada periode ini, perseroan membukukan penurunan beban usaha menjadi Rp 182,55 miliar dibanding Rp 186,11 miliar pada September 2023. Bersamaan dengan itu, penghasilan lainnya naik menjadi Rp 15,3 miliar per September 2024 dibanding Rp 14,75 miliar pada September 2023.
Namun, perseroan mencatatkan pembengkakan dari sisi beban lainnya mencapai Rp 1,73 triliun per September 2024. Padahal, beban lainnya pada periode yang sama tahun lalu hanya tercatat sebesar Rp 18,87 miliar.
Alhasil, perseroan membukukan rugi usaha Rp 1,49 triliun. Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,6 triliun. Kondisi ini berbalik, di mana perseroan masih membukukan laba Rp 106,3 miliar pada kuartal III tahun lalu.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Selasa (2/12/2024), perseroan membukukan aset Rp 13,37 triliun sampai dengan September 2024, naik dibanding posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 9,68 triliun.
Liabilitas sampai dengan akhir September 2024 naik signifikan menjadi Rp 8,15 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 2,89 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan akhir September 2024 turun menjadi Rp 5,22 triliun dibandingkan Rp 6,79 triliun yang dicatatkan pada akhir tahun lalu.
Advertisement
Delta Giri Wacana IPO, Incar Dana hingga Rp 1,03 Triliun
PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Dalam aksi tersebut, Delta Giri Wacana menawarkan sebanyak-banyaknya 1.666.666.700 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Besaran saham yang ditawarkan itu setara 25 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran dipatok pada rentang Rp 420- Rp 620 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 1,03 triliun dari IPO.
Sekitar 54,7% dana hasil IPO akan disetorkan perseroan kepada PT Fertilizer Inti Technology dalam bentuk penyertaan modal serta untuk pembayaran sebagian pokok utang kepada kreditur PT Fertilizer Inti Technology.
Lalu sekitar 8,9% akan disetorkan Perseroan kepada PT Dharma Guna Wibawa dalam bentuk penyertaan modal. Sekitar 33,1% akan digunakan perseroan untuk modal kerja, belanja modal, dan pembayaran sebagian pokok utang. Sisanya akan disetorkan Perseroan kepada PT Semesta Alam Sejati dalam bentuk penyertaan modal.
Setelah IPO, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS, Direksi Perseroan berencana untuk membagikan dividen kepada pemegang saham Perseroan dengan nilai sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan. Perseroan tidak memiliki negative covenants sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.
Sebagai gambaran, pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan di bulan Agustus 2021, pemegang saham telah menyetujui pembagian total dividen kas sebesar Rp 75.000 juta. Dividen kas tersebut dibayarkan pada bulan September 2021. Kemudian pada Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan di bulan Agustus 2024, pemegang saham telah menyetujui pembagian total dividen kas sebesar Rp 302.000 juta. Dividen kas tersebut dibayarkan pada bulan Agustus 2024.
Â