Liputan6.com, Jakarta - Hingga minggu pertama Desember 2024, tercatat 40 perusahaan emiten yang telah mencatatkan saham baru (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari jumlah emiten yang IPO tersebut, dana yang dihimpun sekitar Rp 10,2 triliun.
Jumlah investor retail di pasar modal juga terus meningkat yakni per 30 November 2024 tercatat 14,6 juta atau bertumbuh 19,67% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga
"Untuk itu, saya ingin mengapresiasi kinerja PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berhasil menempati peringkat ke-7 secara global dalam jumlah IPO hingga Kuartal III-2024 dan peringkat pertama di antara bursa ASEAN sejak 2018," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dala peringatan HUT ke-36 Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) di Jakarta, dikutip Sabtu (14/12/2024).
Advertisement
Dalam peringatan HUT AEI bertema "Sinergi Emiten dalam Membangun Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan," Menko Airlangga yang menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Emiten Indonesia ini menyampaikan bahwa emiten berperan strategis untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto.
Emiten diharapkan dapat mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan menarik investasi, katanya.
Menurutnya, ada beberapa langkah strategis yang perlu dikolaborasikan bersama. Pertama, mendorong implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance(ESG) untuk meningkatkan daya saing global.
"Prinsip ESG menjadi tren dan kewajiban (untuk dilaksanakan) secara global, karena semakin green dan sustainable, maka market akan menilai makin premium terhadap ESG. Itu ada konsekuensi dalam laporan tahunan ada paparan terkait kegiatan ESG,” tutur Airlangga, yang juga merupakan Ketua Dewan Penasihat AEI.
Kedua, mengembangkan berbagai alternatif pembiayaan untuk mendukung infrastruktur hijau dan transisi energi seperti green bond, SDG bond, dan blue bond.
Alternatif pembiayaan lainnya meliputi Public-Private Partnership (PPP), Land Value Capture (LVC), dan Limited Concession Scheme (LCS), yang akan mempercepat pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Langkah strategis ketiga, yaitu menginisiasi platform digital keanggotaan sebagai bagian roadmap digitalisasi. Teknologi menjadi enabler penting untuk efisiensi, transparansi, dan peningkatan daya saing emiten.
Emiten Punya Peran Penting Adopsi Teknologi Digital Untuk Tingkatkan Daya Saing
Airlangga mengatakan, para emiten memiliki peran penting dalam mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah perusahaan.
Airlangga menjelaskan, "Dengan pengembangan digital, kuncinya adalah data center. Data center ini sekarang akan lebih membutuhkan energi, area, dan cooling systemyang lebih besar, dan negara mana yang bisa bersaing? Salah satunya Indonesia. Kita punya land, air, dan opsi terhadap renewable energy. Oleh karena itu, negara kita yang sedang diperhatikan oleh berbagai negara".
Terakhir, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pasar modal. Program seperti Listed Co Goes to Campus yang diinisiasi AEI patut diapresiasi.
Airlangga menyebut, literasi keuangan yang kuat tidak hanya meningkatkan partisipasi investor retail, tetapi juga memperluas basis pasar modal, terutama bagi para generasi muda.
Advertisement
Penyederhanaan Perizinan
Selain itu, Pemerintah terus meningkatkan efisiensi implementasi penyederhanaan perizinan dan mengurangi hambatan birokrasi dalam kegiatan usaha. Melalui kebijakan ini, diharapkan mendorong investasi baru dan memperkuat daya saing emiten di pasar global.
"Akhir kata, Selamat Ulang Tahun ke-36 kepada Asosiasi Emiten Indonesia, semoga AEI terus menjadi mitra strategis Pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan inovatif," ucap Airlangga.