Liputan6.com, Jakarta - Won dan bursa saham Korea Selatan kembali menguat pada Senin, 16 Desember 2024. Hal ini setelah pemungutan suara untuk memakzulkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.
Penguatan mata uang dan bursa saham Korea Selatan seiring investor mengalihkan fokus dari polistik dan kembali kekhawatiran ekonomi yang telah melanda pasar.
Baca Juga
Mengutip Yahoo Finance, Senin (16/12/2024), won Korea dan indeks acuan Kospi bergejolak pada perdagangan Senin ini membalikkan reli saat pembukaan perdagangan. Hal ini setelah pemecatan Yoon Suk Yeol pada akhir pekan ini. Presiden Yoon Suk Yeol mengejutkan investor pada 3 Desember 2024 dengan menerapkan dan dengan cepat membatalkan darurat militer yang menyebabkan aksi jual saham di Korea Selatan.
Advertisement
Analis menuturkan, dorongan jangka pendek ke pasar sebagian besar karena pelaku pasar telah memperhitungkan pemakzulan Yoon.
“Tidak ada yang berubah secara fundamental. Pasar telah mencerminkan pemakzulan pekan lalu dan pemungutan suara pemakzulan tidak memberikan keuntungan lebih lanjut karena investor mengambil aksi ambil untung,” ujar Analis SK Securities Co, Cho Junkee.
Adapun indeks Kospi telah naik 0,9 persen pada perdagangan awal sehingga berada di jalur yang tepat untuk hapus semua kerugiannya sejak pemberlakuan darurat militer. Indeks tersebut kini diperdagangkan hampir mendatar sepanjang hari meski indeks Kosdaq yang mengukur kapitalisasi kecil naik 0,8 persen.
Selain itu, won Korea Selatan juga telah hapus kenaikan yang dipicu oleh pemakzulan Yoon selama akhir pekan. Won Korea Selatan kini diperdagangkan lebih rendah terhadap dolar AS pada 1.437,55 setelah naik 0,5 persen sebelumnya.
Kekhawatiran Jangka Panjang
Investor dan analis memperingatkan kekhawatiran jangka panjang yang telah ganggu aset Korea Selatan pada 2024 termasuk ketakutan tentang ancaman tarif Presiden Terpilih AS Donald Trump masih bebani sentimen.
“Masalah-masalah yang membebani pasar saham lokal seperti masa jabatan kedua Trump sebagai presiden dan keterlambatan di sektor chip, belum terselesaikan sehingga ketidakpastian masih ada,” ujar Head of Equity NH Amundi Asset Management Co, Park Jinho.
Regulator Korea Selatan telah mencoba meredakan ketegangan. Bank sentral berjanji pada Minggu untuk menstabilkan pasar keuangan, dan gejolak pasar akan mereda setelah pemungutan suara.
Pada Senin, otoritas keuangan mengulangi janjian untuk terus memantau pasar selama 24 jam sementara bursa saham akan membentu komite untuk mengelola potensi volatilitas.
Pemungutan suara pemakzulan memerlukan persetujuan dari Mahkamah Konstitusi Korea Selatan yang memiliki waktu 180 hari untuk membuat keputusan dan dapat mengembalikan Yoon jika memutuskan pemakzulan tidak sah. Persetujuan pengadilan akan memicu pemilihan presiden dalam waktu 60 hari.
Advertisement
Won Merosot
Won anjlok terhadap dolar AS setelah setelah darurat militer diberlakukan. Para pembuat kebijakan merespons dengan cepat, berjanji untuk mengerahkan semua langkah untuk menstabilkan pasar.
Namun, Won tetap melemah sejak saat itu. Mata uang tersebut sempat merosot ketika sebuah surat kabar lokal melaporkan Yoon mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali darurat militer, dan kembali turun setelah parlemen gagal meloloskan RUU pemakzulan sebelumnya.
"Disahkannya RUU pemakzulan akan menyiratkan masa terburuk bagi won dalam hal ketidakpastian politik telah berakhir dan pasar akhirnya akan dapat mengukur arah mata uang,” ujar Ekonom Shinhan Bank Co, So Jaeyong.
"RUU itu akan membantu membatasi kerugian won pada sekitar 1.444 terhadap dolar AS,” ia menambahkan.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Resmi Dimakzulkan Pasca Darurat Militer Gagal
Sebelumnya, dengan 204 suara setuju, 85 suara menolak, 3 abstain, dan 8 suara tidak sah dari 300 anggota dewan, Ketua Parlemen Nasional Woo Won-shik mengumumkan bahwa pemungutan suara atas pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol telah disetujui.
"Untuk rakyat, kami berharap akhir tahun Anda akan sedikit lebih bahagia sekarang, dan semua perayaan akhir tahun yang dibatalkan bisa dipulihkan," kata Woo Won-shik, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (14/12/2024).
"Masa depan Republik Korea dan harapan kami ada di tangan rakyat, harapan kami sangat kuat. Terima kasih banyak."
Kekuasaan dan tugas kepresidenan Yoon Suk Yeol akan dihentikan setelah salinan dokumen tentang pemakzulan diserahkan kepadanya dan ke Mahkamah Konstitusi Korea Selatan.
Mahkamah Konstitusi kemudian memiliki waktu hingga 180 hari untuk memutuskan apakah Yoon Suk Yeol akan diberhentikan sebagai presiden atau mengembalikan kekuasaannya.
Jika dia diberhentikan dari jabatannya, pemilu nasional untuk memilih penggantinya harus diadakan dalam waktu 60 hari.
Yoon Suk Yeol selamat dari pemungutan suara pemakzulan akhir pekan lalu atas kekacauan politik yang diciptakannya melalui deklarasi darurat militer yang berlangsung singkat pekan lalu.
Dia tetap mempertahankan kekuasaannya, meskipun semakin banyak seruan agar dia mundur.
Yoon Suk Yeol dan para sekutunya saat ini sedang diselidiki atas tuduhan pemberontakan pasca deklarasi darurat militer dan larangan perjalanan telah diterapkan pada beberapa di antaranya.
Advertisement