Sukses

Saham Honda Naik, Imbas Rencana Merger dengan Nissan

Sebuah perusahaan induk juga akan didirikan sebagai organisasi induk untuk Honda dan Nissan, dan akan terdaftar di Bursa Efek Tokyo.

Liputan6.com, Jakarta Saham produsen mobil Jepang, Honda diperkirakan berada di jalur untuk hari terbaiknya dalam 16 tahun, setelah mengumumkan untuk buy back senilai 1,1 triliun yen (Rp.113,2 triliun), di tengah pembicaraan merger dengan Nissan.

Melansir CNBC International, Kamis (26/12/2024) Nissan dan Honda mengatakan mereka telah memulai negosiasi resmi untuk merger, yang dapat menjadikan keduanya menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan.

Honda juga mengumumkan untuk membeli kembali 24% dari saham yang diterbitkannya paling lambat 23 Desember tahun depan. Sahamnya terakhir naik 15,51%, dan akan mencatat hari terbaiknya sejak Oktober 2008, jika kenaikan bertahan.

Sementara itu, saham Nissan turun lebih dari 1%.

Rencana Merger

CEO Honda, Toshihiro Mibe mengatakan bahwa kesepakatan merger Honda-Nissan akan fokus pada berbagi pengetahuan dan sumber daya, mencapai skala ekonomi dan menciptakan sinergi.

Sebuah perusahaan induk juga akan didirikan sebagai organisasi induk untuk Honda dan Nissan, dan akan terdaftar di Bursa Efek Tokyo.

"Kedua perusahaan ini beroperasi di pasar yang sama, dan mereka memiliki citra merek yang sangat mirip, mereka memiliki produk yang sangat mirip," kata Hakan Dogu, ketua Alagan Mobility Solutions.

"Manajemen baru memiliki tantangan besar untuk membedakan rangkaian produk dan juga memperluas bisnis," tambahnya.

Diskusi terkait merger tersebut akan berakhir pada bulan Juni 2025. Mitra strategis Nissan, Mitsubishi, juga diberi kesempatan untuk bergabung dengan grup baru tersebut dan diharapkan akan membuat keputusan pada akhir Januari 2025.

2 dari 2 halaman

Nilai Gabungan Honda-Nissan Sentuh Rp.874,8 Triliun

Honda melaporkan laba operasi sebesar 1,382 triliun yen (Rp.142,3 triliun) untuk tahun penuh hingga Maret 2024, dibandingkan dengan 568,7 miliar yen (Rp.58,5 triliun) milik Nissan.

Kedua produsen mobil tersebut akan memiliki nilai gabungan hampir USD 54 miliar (Rp.874,8 triliun), dengan kapitalisasi pasar Honda menyumbang pangsa yang lebih besar sebesar USD 43 miliar (Rp.696,6 triliun).

Analis menyebutkan bahwa potensi merger tersebut berasal dari masalah keuangan Nissan dan restrukturisasi kemitraannya yang telah berlangsung lama dengan Renault dari Prancis.

Dalam laporan triwulanan terbarunya, Nissan mengumumkan rencana untuk memangkas 9.000 pekerjaan dan mengurangi kapasitas produksi globalnya sebesar 20%.