Sukses

IHSG Menguat 0,75 Persen pada 23-27 Desember 2024, Investor Asing Beli Saham Rp 128,78 Miliar

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,75 persen ke posisi 7.036,57 pada 23-27 Desember 2024 dari pekan lalu di posisi 6.983,86.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kinerja positif di tengah perdagangan hanya tiga hari seiring momen libur Natal dan cuti bersama.

Mengutip data Bursa Efek Indonesie (BEI), ditulis Sabtu (28/12/2024), IHSG naik 0,75 persen ke posisi 7.036,57 pada 23-27 Desember 2024 dari pekan lalu di posisi 6.983,86.

Demikian juga kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa bertambah 0,60 persen menjadi Rp 12.264 triliun dari Rp 12.191 triliun pada pekan sebelumnya.

Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sepekan sebesar 27,15 persen menjadi 24,40 miliar saham dari 19,19 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Akan tetapi, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 10,48 persen menjadi 970 ribu kali transaksi dari 1,08 juta kali transaksi pada pekan lalu.

Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa susut 13,13 persen menjadi Rp 10,64 triliun dari Rp 12,25 triliun pada pekan lalu.

Pada pekan ini, investor asing membeli saham Rp 128,78 miliar. Pada pekan lalu, aksi jual saham oleh investor asing sebesar Rp 4,08 triliun.

Dari sektor saham, mayoritas menguat kecuali sektor saham teknologi turun 2,78 persen.

Sektor saham perawatan kesehatan melonjak 6,21 persen, dan pimpin penguatan terbesar. Sektor saham energi menguat 0,70 persen, sektor saham basic materials mendaki 0,31 persen, sektor saham industri bertambah 0,44 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal naik 1,31 persen.

Lalu sektor saham consumer siklikal menguat 1,35 persen, sektor saham keuangan melesat 1,04 persen, sektor saham properti dan real estate bertambah 2,09 persen, sektor saham infrastruktur naik 2,57 persen dan sektor saham transportasi bertambah 2 persen.

Analis dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menuturkan, pekan ini tidak banyak sentimen yang pengaruhi IHSG. “Yang jelas tren dan sentimen negatif global masih signifikan. Belum akan banyak perubahan hingga awal Januari, masih negatif,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

2 dari 3 halaman

IHSG Anjlok 4,65 Persen pada 16-20 Desember 2024, Ada Apa?

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 16-20 Desember 2024. Sentimen global dinilai menekan IHSG.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (21/12/2024), IHSG merosot 4,65 persen ke posisi 6.983,86.Koreksi IHSG pekan ini lebih besar dibandingkan pekan lalu. Pada pekan lalu, IHSG susut 0,79 persen menjadi 7.324,78.

Kapitalisasi pasar terpangkas 3,28 persen menjadi Rp 12.191 triliun pada 16-20 Desember 2024 dari pekan lalu Rp 12.604 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 12,71 persen menjadi 1,08 juta kali transaksi dari pekan lalu di posisi 1,24 juta kali transaksi.

Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa susut 39,36 persen menjadi Rp 12,25 triliun dari Rp 20,19 triliun. Rata-rata volume transaksi harian bursa melemah 17,71 persen menjadi 19,19 miliar saham dari 23,32 miliar saham.

Investor asing juga masih melakukan aksi jual saham yang mencapai Rp 4,08 triliun selama sepekan. Aksi jual saham oleh investor asing ini lebih besar dari pekan lalu di posisi Rp 2,70 triliun.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Seluruh Sektor Saham Tertekan

Pada pekan ini, seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham bahan baku atau basic material mencatat koreksi terbesar dengan turun 8,21 persen. Sektor saham energi merosot 4,71 persen, sektor saham industri susut 5,54 persen, sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 4,27 persen dan sektor saham consumer siklikal melemah 4,82 persen.

Lalu sektor saham perawatan kesehatan merosot 4,76 persen, sektor saham keuangan turun 4,24 persen, sektor saham properti dan real estate melemah 6,14 persen, sektor saham teknologi turun 5,63 persen. Lalu sektor saham infrastruktur terpangkas 3,04 persen dan sektor saham transportasi merosot 5,15 persen.

Analis dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono menuturkan,ada sejumlah sentimen yang membebani IHSG pekan ini. Dari sentimen dalam negeri belum ada yang membuat IHSG menguat. Apalagi kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.

“Meski diiringi kebijakan insentif dan support, keraguan pasar wajar terjadi saat awal pemerintahan ini. Secara moneter, BI fokus stabilisasikan rupiah,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Video Terkini