Sukses

Meneropong Prospek Reksa Dana 2025, Bisa Cuan Gede?

Hingga 29 November 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai kelolaan reksa dana sebesar Rp 479,56 triliun. Jumlah itu turun 0,99 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki era suku bunga rendah, aset investasi reksa dana menarik dicermati pada tahun depan. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, potensi berlanjutnya penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) memberikan sentimen positif untuk reksa dana. Namun di sisi lain, valuasi saham yang murah juga memberikan peluang kenaikan.

Rudi menyebutkan, beberapa reksa dana yang paling diminati dalam beberapa tahun terakhir antara lain yang bersifat konservatif seperti pasar uang, pendapatan tetap dan terproteksi. "Namun jika ada kenaikan harga saham, bisa termasuk jenis ini juga. Kemudian untuk reksa dana global syariah juga terus meningkat," kata dia kepada Liputan6.com, dikutip Senin (30/12/2024).

Untuk 2025, Rudi mengatakan sentimen utama yang akan pengaruhi kinerja reksa dana masih seputar kebijakan suku bunga. "Strateginya, beli secara berkala dan diversifikasi," imbuh Rudi.

Direktur Investasi BNI Asset Management (BNI-AM), Putut Endro Andanawarih sebelumnya menjelaskan, ketika kondisi suku bunga tinggi artinya ekonomi sedang kontraksi yang membuat investor biasanya lebih memilih indeks-indeks defensif. Sedangkan ketika suku bunga rendah, investor lebih memilih indeks yang lebih agresif karena ada pelonggaran ekonomi.

Senada dengan Rudi, Putut mencatat belakangan ini instrumen investasi reksa dana berbasis indeks saham dan reksadana pendapatan tetap semakin diminati oleh para investor retail di Indonesia terutama di era tren penurunan suku bunga. PWC bahkan memprediksikan Asset Under Management (AUM) reksa dana pasif di US akan terus bertumbuh sebesar 44 - 58 persen sampai 2030.

"Jadi ada peluang investasi saat penurunan suku bunga karena bagus untuk ekonomi. Reksa dana saham juga menarik. Naik dan turunnya market, itu positif untuk investor," kata Putut.

Hingga 29 November 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai kelolaan reksa dana sebesar Rp 479,56 triliun. Jumlah itu turun 0,99 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).

2 dari 3 halaman

KSEI Luncurkan K-CASH, Transaksi Reksa Dana Kini Lebih Efisien

Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) meluncurkan KSEI – Cash Management (K-CASH) pada hari ini, Rabu 18 Desember 2024. K-CASH merupakan sebuah aplikasi untuk mengelola dana untuk transaksi reksa dana di pasar modal Indonesia.

Sesuai dengan fungsinya sebagai aplikasi cash management, K-CASH dapat digunakan investor pasar modal untuk transaksi reksa dana yang lebih efisien.

K-CASH dibangun oleh KSEI dengan latar belakang adanya peningkatan pesat pada sektor reksa dana yang turut didukung oleh selling agent berbasis financial technology (selling agent fintech).

“Pengembangan K-CASH merupakan respon KSEI terhadap perkembangan transaksi reksa dana di pasar modal yang sangat dinamis, khususnya terkait penggunaan platform digital yang saat ini telah menjadi pilihan utama investor. Volume transaksi yang besar membutuhkan sistem yang mampu menangani frekuensi yang tinggi dengan cepat dan akurat,” ujar Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat, Rabu (18/12/2024).

3 dari 3 halaman

10,2 Juta Investor

Data KSEI per November 2024 mencatatkan terdapat lebih dari 10,2 juta investor reksa dana di Indonesia yang menggunakan rekening melalui selling agent fintech. Jumlah ini setara dengan 70,35% dari total investor reksa dana yang berjumlah 13,76 juta.

Sedangkan saat ini terdapat 20 perusahaan selling agent fintech, yang menjual 464 produk reksa dana, dan membukukan nilai Asset Under Management (AUM) sebesar 30,8 triliun Rupiah.

Dari sisi frekuensi, sampai dengan akhir November 2024, frekuensi instruksi subscription yang dilakukan melalui selling agent fintech telah mencapai 83% atau sekitar 16,4 juta instruksi.

Demikian juga dengan instruksi redemption yang mencapai 85% atau sekitar 7,9 juta instruksi. Perkembangan ini menjadi bukti nyata kepercayaan investor reksa dana untuk melakukan transaksi menggunakan platform berbasis digital melalui selling agent fintech.

Video Terkini