Sukses

IHSG Melesat 1,18 Persen saat Perdagangan Perdana 2025

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level tertinggi 7.163,20 dan level terendah 7.088,32 pada perdagangan Kamis, 2 Januari 2025.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak signifikan pada perdagangan perdana, Kamis (2/1/2025). Penguatan IHSG terjadi di tengah transaksi harian saham di bawah Rp 10 triliun dan mayoritas sektor saham beragam.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,18 persen ke posisi 7.163,20. Indeks saham LQ45 bertambah 1,28 persen ke posisi 837,20. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada awal 2025, IHSG menyentuh level tertinggi 7.163,20 dan level terendah 7.088,32. Sebanyak 316 saham menghijau sehingga angkat IHSG. 270 saham melemah dan 210 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.097.263 kali dengan volume perdagangan 19,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.190.

Mayoritas sektor saham melemah awal 2025. Sektor saham consumer nonsiklikal pimpim koreksi. Sektor saham consumer nonsiklikal turun 1,72 persen. Disusul sektor saham kesehatan merosot 1,43 persen dan sektor saham industri terpangkas 1,34 persen, dan sektor saham consumer siklikal melemah 1,18 persen.

Kemudian sektor saham infrastruktur melemah 0,87 persen dan sektor saham transportasi terperosok 0,27 persen.

Lalu sektor saham basic mendaki 1,78 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi dan keuangan masing-masing melesat 1,5 persen. Sektor saham teknologi bertambah 1,32 persen dan sektor saham properti naik 1,03 persen.

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, indeks saham di kawasan Asia akan terus berada di bawah tekanan, paling tidak hingga akhir kuartal I 2025.

"Investor melihat kebijakan America First akan mendongkrak pertumbuhan dan tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS), menopang nilai tukar dolar AS serta membatasi ruang bagi bank sentral di Asia untuk memangkas suku bunga," demikian seperti dikutip.

Investor memandang kinerja indeks saham di Asia tidak akan mengalahkan kinerja indeks saham di AS dalam waktu dekat, meskipun valuasi saham di Asia yang sudah sangat murah dibandingkan dengan valuasi saham di AS.

 

 

2 dari 5 halaman

Sentimen IHSG

Investor cenderung fokus pada perusahaan-perusahaan dengan aliran kas yang kuat dan neraca yang sehat, karena perusahaan seperti ini lebih mampu menghadapi situasi di mana suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama, serta juga menyesuaikan diri dengan kebijakan tarif perdagangan yang baru di AS.

Dari sisi makroekonomi, data Manufacturng PMI Korea Selatan turun ke level 49,0 pada Desember 2024, dari sebelumnya 50,6 pada November 2024, yang menandakan kontraksi ketiga dalam empat bulan terakhir dan merefleksikan masih lemahnya sektor manufaktur Korea Selatan.

Perhitungan akhir (final) data Judo Bank Manufacturing PMI Australia turun ke level 47,8 pada Desember 2024 dari level 49,4 pada November 2024, dan lebih buruk dari perhitungan awal 48,2, yang menandakan pemburukan kondisi di sektor manufaktur selama sebelas bulan beruntun.

Dari dalam negeri, data S&P Global Manufacturing PMI Indonesia melompat ke level 51,2 pada Desember 2024 dari level 49,6 pada bulan sebelumnya, yang merupakan pertumbuhan pertama di sektor manufaktur sejak Juni 2024.

3 dari 5 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham PSDN melonjak 34,67 persen
  • Saham INET melonjak 25,66 persen
  • Saham KEJU melonjak 24,69 persen
  • Saham PTIS melonjak 24,35 persen
  • Saham SKBM melonjak 18,94 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MFIN merosot 25 persen
  • Saham SSIA merosot 16,73 persen
  • Saham JGLE merosot 16,67 persen
  • Saham MDRN merosot 14,29 persen
  • Saham HOMI merosot 10,81 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 754,6 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 480,9 miliar
  • Saham BRMS senilai Rp 376,7 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 373,4 miliar
  • Saham BREN senilai Rp 298,2 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham AWAN tercatat 124.173 kali
  • Saham BBRI tercatat 40.462 kali
  • Saham PSAB tercatat 31.973 kali
  • Saham BRMS tercatat 28.839 kali
  • Saham INET tercatat 25.085 kali
4 dari 5 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik Bervariasi

Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan beragam pada perdagangan Kamis, 2 Januari 2025. Bursa saham China memimpin penurunan seiring sejumlah pasar utama kembali beroperasi setelah libur Tahun Baru.

Mengutip CNBC, indeks manajer pembelian manufaktur global Caixin untuk Desember turun menjadi 50,5, meleset dari perkiraan ekonom sebesar 51,7 dalam jajak pendapat Reuters.

Selain itu, PMI berada di posisi 51,5 pada November dan 50,3 pada Oktober. Penurunan angka PMI menunjukkan laju pertumbuhan telah melambat sejak November dan secara keseluruhan marjinal, demikian disebutkan dalam laporan itu.

“Ekspor terseret permintaan di tengah meningkatnya ketidakpastian yang berasal dari lingkungan ekonomi luar negeri dan perdagangan global,” ujar Ekonom Senior Caixin Insight Group, Wang Zhe.

PMI resmi pada Desember yang dirilis pada Selasa pekan ini berada di angka 50,1 dan meleset dari harapan.

Indeks saham acuan China CSI 300 turun lebih dari 3 persen sebelum mempersempit penurunan menjadi 2,91 persen ke posisi 3.820,39. Pasar saham yang merosot pada hari perdagangan perdana meski Presiden China Xi Jinping berjanji dalam pidato tahun barunya untuk menerapkan kebijakan yang lebih proaktif. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 2,37 persen pada jam terakhir perdagangan.

Saham Sun Art Retail Group anjlok lebih dari 23%, sehari setelah raksasa e-commerce China Alibaba Group mengumumkan untuk menjual saham mayoritasnya di jaringan hipermarket tersebut.

Saham Alibaba turun lebih dari 1%. Indeks Kospi Korea Selatan sedikit lebih rendah hingga ditutup pada 2.398,94 sementara Kosdaq naik 1,24% menjadi 686,63.

Pasar dibuka satu jam lebih lambat dari biasanya, karena upacara pembukaan tahun baru Gubernur Bank Sentral negara itu, Rhee Chang-yong mengatakan, dalam pidato Tahun Baru yang dirilis Kamis kebijakan moneter akan "dikelola dengan fleksibilitas dan kelincahan" mengingat "peningkatan ketidakpastian politik dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

 

5 dari 5 halaman

Data Ekonomi Singapura

Bank of Korea, yang telah memangkas suku bunga secara berturut-turut  yang pertama sejak 2009 akan mengumumkan keputusan suku bunga berikutnya akhir bulan ini.

Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,52 persen hingga ditutup pada 8.201,2. Pasar di Jepang akan tetap tutup selama sisa minggu ini.

Selain itu, pelaku pasar di Asia juga menilai data produk domestik bruto (PDB) Singapura. Berdasarkan estimasi awal, ekonomi tumbuh 4,3 persen tahun ke tahun pada kuartal IV 2024, lebih lambat dari pertumbuhan 5,4 persen pada kuartal sebelumnya.

Perkiraan produk domestik bruto (PDB) awal sebagian besar disusun berdasarkan data dalam dua bulan pertama kuartal itu. Selain itu dapat direvisi ketika lebih banyak data tersedia, menurut Kementerian Perdagangan dan Industri.

Pertumbuhan ekonomi tahunan pada 2024 meningkat menjadi 4 persen dibandingkan 1,1 persen pada 2023, berdasarkan data resmi yang dirilis.

Video Terkini