Liputan6.com, Jakarta Sektor konsumer diperkirakan memiliki prospek menarik pada 2025. Meskipun menghadapi tantangan dari mata uang yang lemah dan kenaikan upah, peritel tampaknya akan melanjutkan rencana perluasan toko mereka di Tahun Anggaran 2025.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto memperkirakan pertumbuhan pendapatan sektor ini di Tahun Anggaran 2025 sebesar 15% yoy, terutama didorong oleh perluasan toko, yang seharusnya mendukung pertumbuhan NP sebesar 16,8% yoy.
Baca Juga
"Kami mempertahankan posisi Overweight pada pertumbuhan dua digit sektor ini di Tahun Anggaran 2025. Pilihan utama kami adalah MAPI, diikuti oleh MIDI," ulas Natalia dalam risetnya, dikutip Selasa (7/1/2025).
Advertisement
Secara historis, mata uang yang lemah dikombinasikan dengan pertumbuhan upah minimum yang signifikan telah berdampak negatif pada profitabilitas perusahaan ritel. Oleh karena itu, diyakini peritel akan menggunakan perluasan toko sebagai pendorong utama pertumbuhan pendapatan di Tahun Anggaran 2025.
Selain itu, menjaga efisiensi dan meningkatkan produktivitas akan menjadi hal yang penting untuk mempertahankan pertumbuhan laba. Mengingat terbatasnya katalis untuk daya beli yang lebih kuat, khususnya mulai dari kuartal II 2025 dan seterusnya, diharapkan peritel dengan rekam jejak yang terbukti, pelaksanaan yang solid, dan portofolio produk yang beragam yang menawarkan rentang harga yang luas akan mempertahankan momentum pertumbuhan.
"Dengan asumsi yang lebih konservatif, kami telah merevisi turun pertumbuhan laba bersih 2025/2026 untuk MAPI sebesar 3%/4%, sambil melakukan sedikit penyesuaian terhadap laba bersih 2025/2026 MAPA sebesar 2%," tulis Natalia.
Tim Riset BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan sektor ritel akan mencapai pertumbuhan pendapatan 2025 sebesar 15% yoy, terutama didorong oleh ekspansi toko, yang dipimpin oleh MAPA (+13% yoy), diikuti oleh MAPI (+9% yoy) dan MIDI (+6% yoy).
Upah minimum yang lebih tinggi menghadirkan tantangan potensial bagi peritel, karena biaya tenaga kerja mencapai 10-12% dari total pendapatan (kecuali untuk ACES: 16-17% dari pendapatan).
"Meskipun demikian, kami yakin perusahaan-perusahaan ini akan fokus pada peningkatan produktivitas karyawan untuk mengimbangi kenaikan biaya," kata Natalia.
Â
Â
Pendapatan
Antara tahun anggaran 2017-2023, pendapatan atau karyawan tumbuh lebih cepat daripada peningkatan jumlah karyawan, kecuali MAPA, yang masih dalam mode ekspansi.
Diyakini, tren ini akan mendukung pertumbuhan laba bersih sektor ini pada tahun anggaran 2025 sebesar 16,8% yoy, yang terutama didorong oleh pertumbuhan laba bersih yang kuat dari MIDI (+30% yoy, karena tidak adanya biaya hangus pada tahun anggaran 2025) dan MAPA (+14,9% yoy).
"Kami mempertahankan peringkat overweight kami pada sektor ritel, didukung oleh ekspektasi laba yang terus solid di masa mendatang," imbuh Natalia.
Â
Advertisement
Peringkat BRI Danareksa Sekuritas
Urutan peringkat BRI Danareksa Sekuritas adalah sebagai berikut:
MAPI (Beli – TP Rp2.000)MAPI telah menjadi saham dengan kinerja paling buruk dalam cakupan kami, menawarkan risiko penurunan yang terbatas. Pertumbuhan yang kuat di MAPA akan menguntungkan MAPI, sementara kami memperkirakan kinerja segmen F&B-nya akan normal pada tahun anggaran 2025.
MIDI (Beli – TP Rp540)Alfamidi tetap menjadi kontributor pendapatan utama bagi MIDI, menunjukkan kinerja yang terus kuat dan diuntungkan oleh pertumbuhan yang lebih tinggi di luar Jawa. Selain itu, pendapatan lain-lain MIDI sebesar 1-2% terhadap pendapatan seharusnya membantu meredam dampak upah minimum yang lebih tinggi.
MAPA (Beli – TP Rp1.250), yang menawarkan potensi pertumbuhan yang solid, meskipun saham tersebut hadir dengan valuasi yang lebih tinggi sebesar 16,5x 2025 PE.