Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pengelola gerai Pizza Hut masih melanjutkan koreksi perdagangan saham Selasa (7/1/2025).
Mengutip data RTI, pada penutupan sesi pertama, harga saham PZZA melonjak 32,89 persen ke posisi Rp 202 per saham. Harga saham PZZA dibuka naik 32 poin ke posisi Rp 184 per saham. Harga saham PZZA berada di level tertinggi Rp 204 dan terendah Rp 169 per saham.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan 9.175 kali dengan volume perdagangan 835.502 saham. Nilai transaksi Rp 16,2 miliar.
Advertisement
Penguatan harga saham PZZA terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah tipis. IHSG turun 0,09 persen ke posisi 7.073,76. Indeks LQ45 merosot 0,52 persen ke posisi 821,92. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.103,18 dan level terendah 7.029,51. Sebanyak 318 saham memerah sehingga bebani IHSG. 239 saham menguat dan 232 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 570.678 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 4,6 triliun.
Mayoritas sektor saham memerah. Sektor saham consumer siklikal dan keuangan masing-masing turun 0,58 persen. Sektor saham energi merosot 0,42 persen dan sektor saham properti terpangkas 0,40 persen, serta sektor saham infrastruktur melemah 0,14 persen.
Sementara itu, sektor saham kesehatan naik 0,63 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham basic menanjak 0,58 persen, sektor saham teknologi bertambah 0,50 persen, sektor saham industri naik 0,19 persen, sektor saham transportasi menguat 0,04 persen dan sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,02 persen.
Pada penutupan perdagangan Senin, 6 Januari 2025, harga saham PZZA melonjak 34,51 persen ke posisi Rp 152 per saham. Kenaikan harga saham PZZA terjadi setelah Perseroan mengumumkan ada perubahan kepemilikan oleh pemegang saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Pemberton Asian Opportunities Fund tercatat membeli 40 juta lembar saham PZZA dengan harga Rp 128 per saham atau seluruhnya senilai Rp 5,12 miliar.
Transaksi Saham
Transaksi tersebut dilakukan pada 12 Desember 2024. Seteah transaksi, kepemilikan Pemberton Asian Opportunities Fund atas saham PZZA naik menjadi 190 juta lembar atau setara 6,29 persen.
Sebelumnya, Pemberton Asian Opportunities Fund tercatat memiliki 150 juta saham PZZA atau setara 4,96 persen. Lalu Pemberton Asian Opportunities Fund kembali melakukan pembelian saham PZZA pada 3 Januari 2025. Kali ini, Pemberton Asian Opportunities Fund memborong 32 juta lembar saham PZZA dengan harga Rp 113 per saham atau total seluruhnya mencapai Rp 3,6 miliar.
Usai transaksi, kepemilikan Pemberton Asian Opportunities Fund atas saham perseroan menjadi 242 juta lembar atau setara 8,01 persen. Adapun tujuan transaksi ini adalah untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.
Advertisement
IHSG Meroket 1,8 Persen pada 30 Desember 2024-3 Januari 2025, Ini Pendorongnya
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kinerja positif pada perdagangan 30 Desember 2024-3 Januari 2025. Analis menilai, hal itu didorong dari sentimen domestik.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (4/1/2025), IHSG melambung 1,82 persen ke posisi 7.164,42 dari pekan lalu di posisi 7.036,57.
Kenaikan juga dialami oleh kapitalisasi pasar bursa yang melonjak 1,48 persen. Kapitalisasi pasar bursa naik menjadi Rp 12.445 triliun dari pekan sebelumnya Rp 12.264 triliun.
Selain itu, peningkatan juga terjadi pada rata-rata frekuensi. Bahkan catat kenaikan tertinggi yang mencapai 6,08 persen menjadi 1,03 juta kali transaksi dari pekan lalu 970 ribu kali transaksi.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 8,45 persen menjadi Rp 9,74 triliun dari pekan sebelumnya Rp 10,64 triliun.
Rata-rata volume transaksi harian bursa terpangkas 12,40 persen menjadi 21,38 miliar saham dari 24,40 miliar saham pada pekan lalu.
Selain itu, investor asing menjual saham Rp 256,38 miliar selama sepekan. Pada pekan lalu, investor asing beli saham Rp 128,78 miliar. Sepanjang 2025, aksi jual saham Rp 817,08 miliar.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan, IHSG naik 1,82 persen. Kenaikan IHSG itu dinilai terjadi di tengah menguatnya dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.
"Namun demikian, di sisi lain PMI Manufacturing Indonesia pada Desember 2024 cenderung ekspansid dan berada di level 51,2 (vs 49,6),” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Pada pekan depan, ia perkirakan IHSG rawan koreksi dalam jangka pendek dengan level support 7.120 dan level resistance 7.175.
“Diperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berpengaruh terhadap pergerakan IHSG ditambah investor akan mencermati rilis data China dan data pekerjaan AS,” ujar dia.
IHSG Menguat 0,75 Persen pada 23-27 Desember 2024, Investor Asing Beli Saham Rp 128,78 Miliar
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kinerja positif di tengah perdagangan hanya tiga hari seiring momen libur Natal dan cuti bersama.
Mengutip data Bursa Efek Indonesie (BEI), ditulis Sabtu (28/12/2024), IHSG naik 0,75 persen ke posisi 7.036,57 pada 23-27 Desember 2024 dari pekan lalu di posisi 6.983,86.
Demikian juga kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa bertambah 0,60 persen menjadi Rp 12.264 triliun dari Rp 12.191 triliun pada pekan sebelumnya.
Peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sepekan sebesar 27,15 persen menjadi 24,40 miliar saham dari 19,19 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Akan tetapi, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 10,48 persen menjadi 970 ribu kali transaksi dari 1,08 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa susut 13,13 persen menjadi Rp 10,64 triliun dari Rp 12,25 triliun pada pekan lalu.
Pada pekan ini, investor asing membeli saham Rp 128,78 miliar. Pada pekan lalu, aksi jual saham oleh investor asing sebesar Rp 4,08 triliun.
Dari sektor saham, mayoritas menguat kecuali sektor saham teknologi turun 2,78 persen.
Advertisement
Sektor Saham
Sektor saham perawatan kesehatan melonjak 6,21 persen, dan pimpin penguatan terbesar. Sektor saham energi menguat 0,70 persen, sektor saham basic materials mendaki 0,31 persen, sektor saham industri bertambah 0,44 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal naik 1,31 persen.
Lalu sektor saham consumer siklikal menguat 1,35 persen, sektor saham keuangan melesat 1,04 persen, sektor saham properti dan real estate bertambah 2,09 persen, sektor saham infrastruktur naik 2,57 persen dan sektor saham transportasi bertambah 2 persen.
Analis dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menuturkan, pekan ini tidak banyak sentimen yang pengaruhi IHSG. “Yang jelas tren dan sentimen negatif global masih signifikan. Belum akan banyak perubahan hingga awal Januari, masih negatif,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.