Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menanggapi terkait usulan Menteri Keuangan, Sri Mulyani agar pendidikan pasar modal dapat dilakukan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD).
"Kami menyambut baik dan dapat kami sampaikan dalam roadmap edukasi dan juga perlindungan konsumen OJK pelajar sudah masuk dalam 10 segmen prioritas yang kita berikan edukasi literasi,” kata Friderica yang akrab dipanggil Kiki dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Desember 2024, Selasa (7/1/2025).
Baca Juga
Friderica menambahkan di negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memberikan perhatian yang besar terhadap edukasi para pelajar dari tingkat yang sangat awal dari Sekolah Dasar (SD).
Advertisement
"Kami sudah mempersiapkan kita inginnya untuk edukasi keuangan tak hanya tentang saham mengenal konsep uang lalu menyiapkan masa depan. Kita sudah siapkan modul untuk anak SD maupun SMA yang harapannya bisa masuk ke kurikulum Indonesia," kata dia.
Friderica menuturkan, negara-negara yang aktif di OECD sudah banyak yang mewajibkan literasi keuangan masuk dalam kurikulum sekolah. Ia berharap ini juga bisa masuk ke kurikulum pada sistem pendidikan di Indonesia sehingga bisa lebih terstruktur, terukur, dan dievaluasi.
Temuan tersebut menjadi dorongan penting bagi berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan literasi keuangan sejak dini guna mendukung kesejahteraan masyarakat di masa depan.
Bahkan, Kiki menyebut sebetulnya pihaknya sudah mempersiapkan berbagai langkah untuk mendukung edukasi keuangan di tingkat pelajar. Dia berharap edukasi ini tidak hanya terbatas pada saham, tetapi juga mencakup pengenalan konsep dasar tentang uang, cara merencanakan masa depan melalui investasi, serta pemahaman tentang berbagai produk keuangan lainnya.
"Kita sudah menyiapkan modul-modul sebetulnya untuk anak-anak sekolah dasar SMP maupun SMA yang harapannya ini bisa masuk ke kurikulum sekolah di Indonesia," ujar Kiki.
Reporter: Siti Ayu
Sumber: Merdeka.com
Edukasi Pasar Modal Bakal Masuk Kurikulum Sekolah Dasar
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengusulkan pendidikan pasar modal dapat diterapkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD). Menurut Sri Mulyani, edukasi pasar modal yang saat ini sudah menjangkau perguruan tinggi, bisa juga diajarkan pada tingkatan yang lebih dasar atau setingkat SD.
“Sekarang saham ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi bahkan di tingkat sekolah dasar, sehingga mereka menjadi getting familiar dengan Bursa Efek,” terang Sri Mulyani dalam Pembukaan Perdagangan BEI 2025 di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Menurut Sri Mulyani, edukasi pasar modal bisa disisipkan dalam kurikulum pembelajaran sekolah. "Nanti masuk ke kurikulum, bagaimana cara penyampaiannya dan bagaimana mereka merasa terbiasa dengan transaksi tentunya kalau masyarakat sudah mulai mendiversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman,” imbuh Menkeu.
Menurut Sri Mulyani, edukasi pasar modal bisa disisipkan dalam kurikulum pembelajaran sekolah. "Nanti masuk ke kurikulum, bagaimana cara penyampaiannya dan bagaimana mereka merasa terbiasa dengan transaksi tentunya kalau masyarakat sudah mulai mendiversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman,” imbuh Menkeu.
Advertisement
Pelaksanaan Kurikulum
Kiki berharap OJK bersama Kementerian ke depannya bisa melaksanakan kurikulum tersebut secepatnya dan dapat dijalankan tahun ini berkolaborasi bersama Pratikno selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta bersama Abdul Mu'ti selaku Menteri Pendidikan.
"Kita siap sih, kurikulum itu kita sudah ada materi-materi sangat siap, dan kita kemarin ada koordinasi dengan Kementerian Pendidikan untuk menyusun kurikulum, tapi kapan dimasukkannya secara resmi itu kita belum tahu," kata Kiki.
Lebih lanjut, Direktur Utama BEI, Iman Rachman juga menyatakan dukungannya untuk merealisasikan inisiatif tersebut. Namun sebagai catatan, edukasi ini sifatnya adalah membangun kesadaran mengenai cara kerja pasar modal, bukan berorientasi pada transaksi.
"Kita sudah coba. Kita sudah turun dari mahasiswa ke SMA. Dua tahun lalu kita mengundang anak TK. Kenapa? Kita harapkan edukasi kan nggak langsung. Mungkin mereka belum investasi. Tapi mereka mulai familiar dengan istilah pasar modal," kata Iman.
Dibuka Sri Mulyani, IHSG Menghijau pada Perdagangan Perdana 2025
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membuka perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Kamis 2 Januari 2025. Pada perdagangan perdana di 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau.
IHSG naik 0,41 persen ke posisi 7.109,25. Sesaat setelah pembukaan, IHSG sempat menuju posisi tertinggi sementara untuk perdagangan hari ini di 7.128,82.
Informasi saja, kehadiran Sri Mulyani pada pembukaan perdagangan perdana Bursa di 2025 mewakili Presiden Prabowo yang sebelumnya direncanakan hadir.
Dalam sambutannya, Sri Mulyani menyoroti kinerja pasar modal sepanjang 2024 yang mengalami tekanan di tengah berbagai ketidakpastian barik dari sisi domestik maupun global. Sri Mulyani menjelaskan, pada paruh pertama tahun ini pasar modal diwarnai gelaran pemilihan presiden dan el nino.
"Kita memahami tahun 2024 bukan tahun yang mudah. Di kuartal I dan kuartal II, kami di pemerintah semuanya menyadari bahwa kuartal I ada pemilihan presiden, dan ada 70 negara juga lakukan pemilu. Di samping itu, mengenai perubahan iklim el nino diprediksi akan sangat panjang, sehingga pemerintah harus lakukan langkah-langkah untuk bantu masyarakat terutama para petani yang hadapi musim kering panjang," kata Menkeu di Gedung Bursa, Kamis (2/1/2025).
Tampak di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) juga hadir Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Rosan Roeslani, dan sejumlah pejabat lainnya.
Advertisement