Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi bocoran ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan melantai pada 2025. Sayangnya, pihak Bursa masih enggan membeberkan lebih lanjut informasi mengenai calon emiten pelat merah itu.
"Masih proses," jawab Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna singkat kepada wartawan di Gedung Bursa, Kamis (9/1/2024).
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat melempar wacana akan membawa beberapa perusahaan pelat merah debut di Bursa. Namun untuk saat ini belum ada hilal. Dalam kesempatan lain, Direktur Utama BEI, Iman Rachman berharap ada BUMN yang melantai pada 2025.
Advertisement
"Tahun 2024 ada satu BUMN besar, Pertamina Hulu, itu ditunda pelaksanaannya. Tetapi kita berharap bahwa mungkin 2025 mulai akan ada BUMN-BUMN lain," kata Iman, mengutip pemberitaan Liputan6.com.
Belakangan, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, menyampaikan ada kemungkinan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID (Mining Industry Indonesia) beserta anak perusahaannya, PT Inalum Operating (Persero), akan segera melaksanakan penawaran umum perdana (IPO).
Namun, pria yang biasa dipanggil Tiko tersebut menekankan IPO untuk MIND ID tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat, karena saat ini perusahaan masih dalam proses kajian. "Kenapa enggak (MIND ID untuk IPO)? Boleh juga. Kita lihat nanti, kita lagi kaji nanti," ungkap Tiko.
Walaupun pelaksanaan IPO tidak akan segera terwujud, informasi ini memberikan harapan bahwa peluang untuk IPO tetap ada di masa depan. Selain MIND ID, anak perusahaan MIND ID, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), juga berpotensi untuk melakukan IPO dalam waktu yang bersamaan.
Tak Ada IPO BUMN pada 2024, Bos Bursa Beri Alasannya
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) beri sinyal penjualan saham perdana (IPO) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada pemerintahan Prabowo Subianto. Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, tahun ini tidak ada BUMN maupun anak usaha BUMN dalam pipeline IPO Bursa.
Menurut Iman, salah satu yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan tunda IPO tahun ini adalah momentum dari sisi sektoral. Meski, di sisi lain Bursa juga mengimbau agar perusahaan tidak menunggu besar untuk debut di Bursa.
"Saya nggak tahu alasan Kementerian BUMN (menunda IPO). Sektornya mungkin yang nggak pas. Karena persiapan BUMN tidak sama dengan swasta. Jadi perlu waktu, (persetujuan) pemegang saham (eksisting), dan sebagainya," kata Iman kepada wartawan di Gedung Bursa, Kamis (17/10/2024).
Bursa berharap, pemerintah bisa ikut mendorong BUMN untuk mencatatkan sahamnya di Bursa dengan size yang besar. Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat melempar wacana akan membawa beberapa perusahaan pelat merah debut di Bursa. Namun untuk saat ini belum ada hilal.
"Kita berharap dari pemerintah yang baru ini ada tambahan supply. Terutama untuk BUMN-BUMN dengan size yang besar. Tahun lalu ada satu BUMN besar, Pertamina Hulu, itu ditunda pelaksanaannya. Tetapi kita berharap bahwa mungkin 2025 mulai akan ada BUMN-BUMN lain. Karena tahun ini sampai sekarang di pipeline kita enggak ada," kata Iman.
Advertisement
Sudah 14 BUMN Tercatat di BEI
Saat ini, terdapat 14 BUMN yang sudah tercatat di Bursa dengan tren kinerja yang mencatatkan pertumbuhan mengesankan. Sebanyak 7 perusahaan dari BUMN harga sahamnya naik, dan 7 perusahaan turun dibandingkan harga IPO. Sementara 9 anak usaha BUMN naik, dan sebanyak 14 anak usaha BUMN turun.
"Tapi menarik adalah kalau kita bicara keruangan dari IPO sampai sekarang profitnya naiknya 1.200%. Dividen hampir 2.000% dan market cap-nya naik 1.500%. Nah kalau anak BUMN profitnya naik 232%, dividennya hampir 400% dan market cap-nya 87%. Jadi artinya dengan mereka IPO ini, sebenarnya trendnya naik," kata Iman.
Iman menyimpulkan, transparansi yang ada di pasar modal mendorong BUMN-BUMN untuk meningkatkan kinerjanya. Bersamaan dengan itu, praktek CGC yang baik juga menjadi pertimbangan investor. Bahkan jika dibandingkan 2023, revenue BUMN-BUMN itu naik hampir 7% dan profitnya 10%.
"Jadi kita berharap di tahun 2025 anak perusahaan misalnya Pertamina, Inalum, PTPN (bisa IPO)," imbuh Iman.
Tunggu Pemerintah Baru Prabowo-Gibran, Bos BEI Beri Sinyal IPO BUMN pada 2025
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman memberi sinyal adanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang debut di Bursa pada 2025. Hal itu seiring dengan usainya masa transisi pemerintahan baru.
"Wait and see. Kita harapkan mungkin tahun depan benar-benar sudah akan ada BUMN (IPO)," kata Iman, Rabu (10/7/2024).
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sempat melempar wacana akan membawa beberapa perusahaan pelat merah debut di Bursa. Namun, untuk saat ini belum ada hilal. Saat ini, Bursa sendiri telah kedatangan 32 emiten baru dari target Bursa sebanyak 62 IPO.
"Sekarang di pipeline kami masih ada sekitar 30 perusahaan. Kami berharap seperti di awal tahun, target kami sekitar 60an perusahaan. Saat ini, dengan 32 perusahaan yang melantai. Mudah-mudahan kami bisa mencapai target di akhir tahun,” kata Iman.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto optimistis perdagangan di bursa akan berlangsung kondusif di tengah transisi pemerintahan baru. Dia mengatakan, proses transisi akan berjalan mulus sehingga pasar tidak perlu khawatir.
Menko Airlangga menjelaskan, penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 telah melalui konsultasi dengan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto. Sehingga pasar tidak perlu khawatir dengan kebijakan makro yang akan diimplementasikan saat pergantian presiden.
"Jadi tidak perlu khawatir dengan target pertumbuhan, target program-program kerja unggulan, seluruhnya sudah terakomodasi di dalam RAPBN nanti. Jadi Bursa tidak perlu wait and see. Gas pol saja," kata Airlangga.
Advertisement