Liputan6.com, Jakarta - Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) resmi mengumumkan pergantian Direktur Utama. Hal ini dilakukan setelah perseroan menerima pengunduran diri Yuddy Renaldi dari posisinya sebagau Direktur Utama Bank BJB.
Bank BJB menyampaikan bahwa Yuddy Renaldi mengajukan pengunduran diri pada 4 Maret 2025. Dua hari kemudian, pada 6 Maret 2025, Dewan Komisaris Bank BJB, berdasarkan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi, memutuskan untuk memberhentikan Yuddy Renaldi dari jabatannya sebagai Direktur Utama.
“Pada 11 Maret 2025, Rapat Direksi Bank BJB menetapkan Yusuf Saadudin, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Konsumer dan Ritel, untuk mengisi posisi Direktur Utama,” ungkap manajemen Bank BJB dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/3/2025).
Advertisement
Keputusan ini didasarkan pada Memo Dewan Komisaris Nomor 22/DKO/M/2025 yang diterbitkan pada 10 Maret 2025. Bank BJB menegaskan bahwa pergantian kepemimpinan ini tetap mengacu pada Keputusan Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Nomor 63 yang dikeluarkan pada 22 Oktober 2024.
Merujuk laman resmi Bank BJB, Yusuf Saadudin saat ini tercatat sebagai Warga Negara Indonesia. Dia lahir di Bandung pada tahun 1973. Menyelesaikan pendidikan Sarjana Akuntansi di Universitas Padjajaran pada tahun 1999 dan menyelesaikan program Magister Hukum Ekonomi dan Bisnis di Universitas Padjajaran pada tahun 2015.
Jabatan lain yang pernah atau sedang dipegang antara lain, Pemimpin Divisi Kredit Konsumer Bank BJB periode 2021 – Juli 2024. Yusuf juga sempat menjabat Pemimpin Divisi KPR & KKB Bank BJB periode 2019 – 2021.
Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi Mengundurkan Diri
Pada tanggal 4 Maret 2025, Perseroan telah menerima surat pengunduran diri Yuddy Renaldi selaku Direktur Utama Perseroan. Pengunduran diri tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan alasan pribadi.
Pengunduran diri mendadak Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, mengguncang dunia perbankan, terutama mengingat status BJB sebagai Bank Pemerintah Daerah Jawa Barat.
Meski terjadi perubahan dalam jajaran direksi, perseroan menegaskan bahwa operasional dan layanan Bank BJB tetap berjalan normal. Manajemen berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik kepada nasabah serta menjaga kinerja perusahaan sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik.
Sementara itu, KPK saat ini tengah mengusut dugaan korupsi dalam pengadaan iklan Bank BJB periode 2021-2023. Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, mengungkapkan bahwa KPK sedang menangani perkara dugaan markup dana penempatan iklan pada tahun 2021-2023 yang totalnya mencapai Rp 200 miliar lebih. Modusnya adalah dengan menggelembungkan harga penempatan iklan di media, yang semula dihargakan Rp 200 juta menjadi Rp 400 juta per placement.
Penggelembungan anggaran ini diduga direkayasa oleh para tersangka dan mengalir sebagai setoran ke sejumlah pejabat, termasuk Ahmadi Noor Supit, dengan tujuan untuk menghapus temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sejauh ini, KPK telah menetapkan lima orang tersangka, dua di antaranya berasal dari internal BJB, termasuk seorang petinggi berinisial YR, yang kuat dugaan adalah Yuddy Renaldi.
Advertisement
Profil Yuddy Renaldi
Yuddy Renaldi lahir di Bogor pada tahun 1964 dan memiliki latar belakang pendidikan ekonomi. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, pada tahun 1990. Kemudian, ia melanjutkan studi pascasarjana dengan mengambil program Magister Manajemen di STIE IPWI Jakarta pada tahun 2000.
Sejak awal, Yuddy memiliki ketertarikan di bidang perbankan. Ia memulai kariernya dengan bergabung di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), yang kemudian melebur menjadi Bank Mandiri. Dari sini, ia mulai membangun pengalaman dan reputasi sebagai bankir yang handal.
Keseriusan Yuddy dalam dunia perbankan terlihat dari berbagai posisi strategis yang pernah dipegangnya, terutama di bank-bank besar dengan kategori BUKU IV. Pengalaman inilah yang menjadi bekal kuat baginya saat akhirnya dipercaya memimpin Bank BJB pada 2019.
Perjalanan Karier: dari Bank Mandiri hingga Bank BJB
Sebelum bergabung dengan Bank BJB, Yuddy Renaldi sudah memiliki perjalanan karier yang panjang dan penuh pengalaman di industri perbankan. Ia pernah menjabat sebagai Group Head Subsidiaries Management Bank Mandiri pada 2016 hingga 2017. Posisi ini membuatnya bertanggung jawab atas manajemen anak perusahaan di bawah naungan Bank Mandiri.
Setelah dari Bank Mandiri, ia melanjutkan kariernya di Bank BNI dengan menjabat sebagai SEVP (Senior Executive Vice President) Remedial & Recovery pada periode 2017 hingga 2019. Tugasnya di posisi ini berfokus pada penanganan kredit bermasalah dan pemulihan aset bank.
Pada 2019, Yuddy akhirnya diangkat sebagai Direktur Utama Bank BJB. Dengan pengalaman panjang di bank-bank besar, ia dipercaya membawa Bank BJBnaik kelas menjadi bank nasional yang lebih kompetitif.
Advertisement
Kepemimpinan Yuddy Renaldi di Bank BJB
Di bawah kepemimpinan Yuddy Renaldi, Bank BJBmengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Salah satu fokus utama Yuddy adalah menjadikan Bank BJBsebagai Bank BUKU IV, yang berarti bank dengan modal inti lebih dari Rp30 triliun.
Selain itu, ia juga mendorong optimalisasi pembiayaan untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya di Jawa Barat. Langkah ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ingin memperkuat sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian daerah.
Selain UMKM, Yuddy juga turut memperkuat peran Bank BJB dalam mendukung pembangunan infrastruktur daerah. Gubernur Jawa Barat saat itu, Ridwan Kamil, bahkan menugaskan Bank BJB sebagai salah satu lembaga keuangan utama dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur strategis.