Liputan6.com, Jakarta - Beberapa emiten kapitalisasi besar dan masuk indeks LQ45 akan membagikan dividen untuk tahun buku 2024. Emiten itu antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Berikut penjelasannya.
1.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan membagikan dividen final sebesar Rp 250 per saham. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 12 Maret 2025.
Sebelumnya BCA telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 50 per saham pada Desember 2024. Dengan demikian, total pembagian dividen BCA sebesar Rp 37 triliun, setara 67,4 persen dividend payout ratio dibandingkan tahun buku 2023 sebesar 68,4 persen.
Advertisement
"Pemegang saham Bank Central Asia padaRabu, 12 Maret 2025, menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 37 triliun. Setara 67,4 persen dividend payout ratio (vs. 2023: 68,4 persen)," mengutip hasil RUPST BCA, ditulis Senin (17/3/2025).
Adapun BCA akan membagikan dividen final sebesar Rp 250 per saham atau setara Rp 30,81 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen:
- Tanggal efektif pada 14 Maret 2025
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 20 Maret 2025
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 Maret 2025
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 24 Maret 2025
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 25 Maret 2025
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 24 Maret 2025
- Tanggal pembayaran dividen pada 11 April 2025
2.PT Astra International Tbk (ASII)
PT Astra International Tbk juga akan mengusulkan pembagian dividen final untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 308 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Mei 2025.
Astra International telah membagikan dividen interim tahun buku 2024 sebesar Rp 98 per saham pada Oktober 2024. Seiring hal itu, total dividen 2024 sekitar Rp 406 per saham dengan rasio pembayaran dividen sebesar 48 persen.
“Rasio pembayaran dividen ini mencerminkan kembalinya persentase rasio pembayaran dividen ke tingkat yang konsisten dengan rasio sebelum distribusi dividen yang lebih tinggi pada 2022 dan 2023,” demikian seperti dikutip dari keterangan resmi Astra, ditulis Senin (17/3/2025).
PT Astra International Tbk membukukan pendapatan bersih 2024 sebesar Rp 330,9 triliun, naik 5 persen dibandingkan tahun lalu. Laba bersih grup tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi grup di GoTo dan Hermina mencapai Rp 34,2 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar pada GoTo dan Hermina, laba bersih grup juga sedikit meningkat menjadi sebesar Rp 34,1 triliun,” demikian seperti dikutip.
3.PT XL Axiata Tbk (EXCL)
PT XL Axiata Tbk juga akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 25 Maret 2025. Salah satu agenda dalam RUPST tersebut meminta persetujuan pemegang saham untuk penetapan penggunaan laba Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024. Namun, belum disebutkan mengenai pembagian dividen dalam agenda RUPST.
Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan kinerja perseroan untuk tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pertumbuhan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba. Hingga 31 Desember 2024, perseroan membukukan pendapatan Rp 34,39 triliun.
Pendapatan itu naik 6,40 persen dibandingkan pendapatan pada 2023 yang tercatat sebesar Rp 32,32 triliun. Bersamaan dengan itu, beban perseroan naik menjadi Rp 28,63 triliun pada 2024 dari Rp 27,6 triliun pada 2023. Beban tersebut terdiri dari beban penyusutan senilai Rp 12,07 triliun, beban infrastruktur Rp 8,94 triliun, beban interkoneksi dan beban langsung lainnya Rp 3,28 triliun.
Kemudian beban penjualan dan pemasaran tercatat sebesar Rp 2,09 triliun. Beban gaji dan kesejahteraan karyawan pada 2024 tercatat sebesar Rp 1,74 triliun, beban umum dan administrasi Rp 454,99 miliar, dan beban amortisasi sebesar Rp 216,93 miliar. Pada periode ini, perseroan membukukan kerugian selisih kurs Rp 16,33 miliar, keuntungan dari penjualan dan sewa-balik menara RP 415,64 miliar, dan beban lain-lain Rp 230,29 miliar.
Dari rincian tersebut, selisih pendapatan dan seluruh beban tercatat sebesar Rp 5,76 triliun, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,72 triliun. Pada saat yang sama, perseroan membukukan biaya keuangan sebesar Rp 3,11 triliun, penghasilan keuangan RP 80,26 miliar, dan bagian atas rugi bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp 297,83 miliar.
Advertisement
Laba EXCL pada 2024 Naik 44,72 Persen
Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,82 triliun. Laba itu naik 44,72 persen dibandingkan laba tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 1,26 triliun.
Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 139 dari sebelumnya Rp 96 per lembar. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/2/2025), aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2024 turun menjadi Rp 86,18 triliun dibanding akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 87,69 triliun.
Terdiri dari aset lancar senilai Rp 8,44 triliun dan aset tidak lancar Rp 77,74 triliun. Liabilitas sampai dengan akhir Desember 2024 turun menjadi Rp 59,96 triliun dari RP 61,22 triliun pada Desember 2023. Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 21,02 triliun dan sisanya Rp 38,94 triliun merupakan liabilitas jangka panjang. Sementara ekuitas sampai dengan 31 Desember 2024 turun menjadi Rp 26,22 triliun dari Rp 26,47 triliun pada akhir 2023.