PT Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC) memutuskan tidak akan membagikan dividen kepada pemegang saham pada tahun ini meski perseroan meraup laba bersih sebesar Rp 206 miliar di 2012.
"Laba bersih itu digunakan untuk dana cadangan sebesar Rp 25 miliar dan sisanya dibukukan sebagai laba yang ditahan. Jadi kita tidak membagikan dividen tahun ini," ujar Direktur Utama Bank Victoria, Eko Rachmansyah Gindo saat menggelar public expose di Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Mayoritas pemegang saham Bank Victoria adalah individu melalui beberapa perusahaan keuangan dan perusahaan induk investasi, yang secara kolektif dengan menguasai kepemilikan saham sebesar 59%.
Sementara itu pendapatan bunga bersih (NIM) Bank Victoria meningkat 58% menjadi Rp 98 miliar di Maret 2013. Peningkatan ini berdampak pada pencapaian laba bersih sampai Maret 2013 sebesar Rp 58 miliar.
"Rasio Net Interest Margin meningkat 2,39% pada bulan Maret 2012 menjadi 3,38% di Maret 2013. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan kredit dan membaiknya struktur pendanaan bank," kata dia.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah pada bulan Maret 2013 juga naik 42% menjadi Rp 8,58 triliun dibandingkan 2012 sebesar Rp 6,05 triliun.
"Karena kita bank kelas menengah maka sektor kredit kita lebih banyak mengarah ke sektor UKM," jelas Rahmansyah.
Lebih lanjut, dia menilai Dana Pihak Ketiga (DPK) yang bersumber dari tabungan, deposito dan giro telah menunjukkan peningkatan sekitar Rp 800 miliar jika diukur dari Desember 2012. "DPK kita saat itu Rp 11,5 triliun dan untuk kuartal pertama saat ini kita sudah Rp 12,3 triliun," jelasnya.
Dengan seluruh laba tersisa menjadi laba tertahan, Bank Victoria kedepan akan fokus melakukan ekspansi ke luar wilayah mengingat hingga saat ini masih terkoinsentrasi di wilayah Jabodetabek.
Selama tahun 2013 Bank Victoria telah membuka 2 jaringan kantor baru sehingga total jaringan layanan perseroan menjadi 99 jaringan kantor yang tersebar di Jabodetabek.
"Kita rencananya nanti di semester kedua akan membuka kantor cabang lagi, untuk di Jakarta di wilayah Gajah Mada kemudian kita juga akan mulai ekspansi keluar dengan membuka di Bandung dan Surabaya,"pungkas Rahmansyah. (Yas/Nur)
"Laba bersih itu digunakan untuk dana cadangan sebesar Rp 25 miliar dan sisanya dibukukan sebagai laba yang ditahan. Jadi kita tidak membagikan dividen tahun ini," ujar Direktur Utama Bank Victoria, Eko Rachmansyah Gindo saat menggelar public expose di Jakarta, Jumat (28/6/2013).
Mayoritas pemegang saham Bank Victoria adalah individu melalui beberapa perusahaan keuangan dan perusahaan induk investasi, yang secara kolektif dengan menguasai kepemilikan saham sebesar 59%.
Sementara itu pendapatan bunga bersih (NIM) Bank Victoria meningkat 58% menjadi Rp 98 miliar di Maret 2013. Peningkatan ini berdampak pada pencapaian laba bersih sampai Maret 2013 sebesar Rp 58 miliar.
"Rasio Net Interest Margin meningkat 2,39% pada bulan Maret 2012 menjadi 3,38% di Maret 2013. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan kredit dan membaiknya struktur pendanaan bank," kata dia.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah pada bulan Maret 2013 juga naik 42% menjadi Rp 8,58 triliun dibandingkan 2012 sebesar Rp 6,05 triliun.
"Karena kita bank kelas menengah maka sektor kredit kita lebih banyak mengarah ke sektor UKM," jelas Rahmansyah.
Lebih lanjut, dia menilai Dana Pihak Ketiga (DPK) yang bersumber dari tabungan, deposito dan giro telah menunjukkan peningkatan sekitar Rp 800 miliar jika diukur dari Desember 2012. "DPK kita saat itu Rp 11,5 triliun dan untuk kuartal pertama saat ini kita sudah Rp 12,3 triliun," jelasnya.
Dengan seluruh laba tersisa menjadi laba tertahan, Bank Victoria kedepan akan fokus melakukan ekspansi ke luar wilayah mengingat hingga saat ini masih terkoinsentrasi di wilayah Jabodetabek.
Selama tahun 2013 Bank Victoria telah membuka 2 jaringan kantor baru sehingga total jaringan layanan perseroan menjadi 99 jaringan kantor yang tersebar di Jabodetabek.
"Kita rencananya nanti di semester kedua akan membuka kantor cabang lagi, untuk di Jakarta di wilayah Gajah Mada kemudian kita juga akan mulai ekspansi keluar dengan membuka di Bandung dan Surabaya,"pungkas Rahmansyah. (Yas/Nur)