Di tengah libur perdagangan saham Amerika Serikat menyambut Hari Kemerdekaan (Independence Day), bursa saham regional Asia serempak bergerak menguat. Penguatan tersebut ikut berimbas pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 20,87 poin.
Memimpin penguatan indeks di kawasan Asia adalah bursa Jepang (Nikkei) yang menguat 2,08%. Diikuti HSI Hong Kong yang naik 1,89%, TWII Taiwan 1,37%, dan STI Singapura 0,81%.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat (5/7/2013), IHSG menutup perdagangan pekan pertama Juli dengan menguat 20,87 poin (0,46%) ke level 4.602,8. Penguatan ini ditopang naik indeks saham bluechips sebesar 0,78%.
Meski menguat, perdagangan saham kali ini justru dipenuhi emiten-emiten yang mengalami koreksi harga sebanyak 129 saham. Sementara 101 emiten lainnya mampu meraup untung di akhir pekan.
Nilai dan frekuensi perdagangan saham terbilang sepi dengan hanya mencatat 96.884 kali transaksi dengan 2,76 miliar saham yang berpindahtangan. Nilai transaksi saham mencapai Rp 3,43 triliun.
Liburnya perdagangan saham Negeri Paman Sam membuat pelaku pasar mengalihkan perhatiannya pada perdagangan saham Eropa. Beruntung bursa saham Eropa bergerak menguat setelah muncul sinyalemen Bank Sentral Eropa yang akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga.
Namun perhatian utama pelaku pasar kali ini masih tertuju pada data ekonomi AS, khususnya laporan pertumbuhan tenaga kerja bulanan. Selama ini data tersebut digunakan Bank Sentral AS sebagai bahan pertimbangan kebijakan moneter sebelum akhir tahun.
Kecuali emiten infrastruktur dan keuangan yang melemah 0,74% dan 0,04%, seluruh sektor saham bergerak di zona hijau. Penguatan tertinggi dialami indeks sektor saham industri aneka sebesar 2,21%, barang konsumsi 1,79%, dan manufaktur 1,52%.
Menguat IHSG tak terlepas dari naiknya harga saham sejumlah emiten bluechips yang masuk daftar top gainer. Sebanyak 6 dari 10 emiten penghuni top gainer adalah emiten-emiten berkapitalisasi besar.
Lima top gainer teratas adalah UNVR Rp 1.100, AALI Rp 650, PTBA Rp 400, ITMG Rp 300, dan BAEK Rp 300.
Sementara itu, saham-saham yang mengalami koreksi harga terbesar didominasi emiten-emiten lapis dua. Top losser kali ini adalah MERK Rp 37.500, DLTA Rp 5.000, MYOR Rp 400, GMTD Rp 300, dan UNTR Rp 200.
Sejak pembukaan perdagangan, IHSG langsung bergerak di zona hijau. Pada sesi preopening, IHSG dibuka menguat ke level 6.623,94. Sayang indeks selanjutnya justru terjun bebas dan sempat berlabuh di zona merah.
Indeks menyentuh level terendah di posisi 4.581,88 namun kembali bergerak menguat masuk zona hijau.
Memulai sesi kedua, investor tampaknya cukup yakin untuk mengakumulasi saham sehingga mendorong IHSG terus beranjak naik. Hingga sesi penutupan, IHSG bertahan di level 4.602,8. (Shd)
Memimpin penguatan indeks di kawasan Asia adalah bursa Jepang (Nikkei) yang menguat 2,08%. Diikuti HSI Hong Kong yang naik 1,89%, TWII Taiwan 1,37%, dan STI Singapura 0,81%.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat (5/7/2013), IHSG menutup perdagangan pekan pertama Juli dengan menguat 20,87 poin (0,46%) ke level 4.602,8. Penguatan ini ditopang naik indeks saham bluechips sebesar 0,78%.
Meski menguat, perdagangan saham kali ini justru dipenuhi emiten-emiten yang mengalami koreksi harga sebanyak 129 saham. Sementara 101 emiten lainnya mampu meraup untung di akhir pekan.
Nilai dan frekuensi perdagangan saham terbilang sepi dengan hanya mencatat 96.884 kali transaksi dengan 2,76 miliar saham yang berpindahtangan. Nilai transaksi saham mencapai Rp 3,43 triliun.
Liburnya perdagangan saham Negeri Paman Sam membuat pelaku pasar mengalihkan perhatiannya pada perdagangan saham Eropa. Beruntung bursa saham Eropa bergerak menguat setelah muncul sinyalemen Bank Sentral Eropa yang akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga.
Namun perhatian utama pelaku pasar kali ini masih tertuju pada data ekonomi AS, khususnya laporan pertumbuhan tenaga kerja bulanan. Selama ini data tersebut digunakan Bank Sentral AS sebagai bahan pertimbangan kebijakan moneter sebelum akhir tahun.
Kecuali emiten infrastruktur dan keuangan yang melemah 0,74% dan 0,04%, seluruh sektor saham bergerak di zona hijau. Penguatan tertinggi dialami indeks sektor saham industri aneka sebesar 2,21%, barang konsumsi 1,79%, dan manufaktur 1,52%.
Menguat IHSG tak terlepas dari naiknya harga saham sejumlah emiten bluechips yang masuk daftar top gainer. Sebanyak 6 dari 10 emiten penghuni top gainer adalah emiten-emiten berkapitalisasi besar.
Lima top gainer teratas adalah UNVR Rp 1.100, AALI Rp 650, PTBA Rp 400, ITMG Rp 300, dan BAEK Rp 300.
Sementara itu, saham-saham yang mengalami koreksi harga terbesar didominasi emiten-emiten lapis dua. Top losser kali ini adalah MERK Rp 37.500, DLTA Rp 5.000, MYOR Rp 400, GMTD Rp 300, dan UNTR Rp 200.
Sejak pembukaan perdagangan, IHSG langsung bergerak di zona hijau. Pada sesi preopening, IHSG dibuka menguat ke level 6.623,94. Sayang indeks selanjutnya justru terjun bebas dan sempat berlabuh di zona merah.
Indeks menyentuh level terendah di posisi 4.581,88 namun kembali bergerak menguat masuk zona hijau.
Memulai sesi kedua, investor tampaknya cukup yakin untuk mengakumulasi saham sehingga mendorong IHSG terus beranjak naik. Hingga sesi penutupan, IHSG bertahan di level 4.602,8. (Shd)