Ketakutan pelaku pasar terhadap keringnya likuditas di pasar keuangan global kembali muncul. Kekhawatiran pencabutan program stimulus Amerika Serikat (AS) telah mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas hingga 169,18 poin.
Tak hanya bursa saham nasional, penurunan juga dialami hampir semua pasar modal di kawasan Asia Pasifik. Namun, penurunan IHSG hingga sesi penutupan perdagangan saham pukul 16.00 WIB merupakan yang tertinggi di kawasan ini.
Bursa saham Asia Pasifik yang melemah tajam diantaranya SSEC Shanghai 2,44%, Nikkei 1,4%, TWII Taiwan 1,44%, HSI Hong Kong 1,31%.
Pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/7/2013), IHSG tercatat melemah 169,18 poin (3,68%) ke level 4.433,62. Pelemahan besar dialami indeks saham bluechips yang terkoreksi hingga 4,32%.
Ambruknya bursa saham nasional disebabkan turunnya harga saham dari 256 emiten sementara 56 emiten lainnya bergerak stagnan. Tercatat sebanyak 30 emiten masih mampu bergerak menguat.
Nilai transaksi saham kali ini mencapai Rp 4,71 triliun yang berasal dari frekuensi perdagangan sebanyak 138.284 kali dengan saham berpindahtangan mencapai 3,78 miliar.
Pelemahan yang terjadi bursa saham Asia dan global ini merupakan reaksi dari membaiknya angka pengangguran di Negeri Paman Sam. Naiknya angka tenaga kerja dikhawatirkan bakal mendorong The Fed mencabut program stimulus.
Sebagai informasi, program stimulus yang digelontorkan pemerintah AS telah memberikan banyak likuiditas di pasar keuangfan dunia.
Sentimen negatif dari data terbaru AS menyebabkan investor asing ramai-ramai keluar dari bursa saham Indonesia. Tercatat asing melakukan aksi net sell dengan melepas saham sekitar Rp 900 miliar.
Ambruknya bursa saham nasional menyebabkan seluruh sektor saham bergerak di zona merah. Pelemahan terbesar dialami emiten sektor konstruksi yang turun hingga 5,93%. Diikuti barang konsumsi 4,64%, perdagangan 4,38%, manufaktur 4,08%, dan keuangan 3,99%.
Saham-saham yang masih bisa bergerak menguat di kala ambruknya indeks pasar modal Asia adalah MLPT yang naik Rp 240, BBMD Rp 180, PGAS Rp 100, BBMD Rp 170, VICO Rp 85, dan SMCB Rp 50.
Di daftar top losser bertengger sejumlah saham bluechips diantara GGRM yang turun Rp 2.550, INTP Rp 1.500, UNVR Rp 1.300, UNTR Rp 1.300, dan ITMG Rp 1.000. (Shd)
Tak hanya bursa saham nasional, penurunan juga dialami hampir semua pasar modal di kawasan Asia Pasifik. Namun, penurunan IHSG hingga sesi penutupan perdagangan saham pukul 16.00 WIB merupakan yang tertinggi di kawasan ini.
Bursa saham Asia Pasifik yang melemah tajam diantaranya SSEC Shanghai 2,44%, Nikkei 1,4%, TWII Taiwan 1,44%, HSI Hong Kong 1,31%.
Pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/7/2013), IHSG tercatat melemah 169,18 poin (3,68%) ke level 4.433,62. Pelemahan besar dialami indeks saham bluechips yang terkoreksi hingga 4,32%.
Ambruknya bursa saham nasional disebabkan turunnya harga saham dari 256 emiten sementara 56 emiten lainnya bergerak stagnan. Tercatat sebanyak 30 emiten masih mampu bergerak menguat.
Nilai transaksi saham kali ini mencapai Rp 4,71 triliun yang berasal dari frekuensi perdagangan sebanyak 138.284 kali dengan saham berpindahtangan mencapai 3,78 miliar.
Pelemahan yang terjadi bursa saham Asia dan global ini merupakan reaksi dari membaiknya angka pengangguran di Negeri Paman Sam. Naiknya angka tenaga kerja dikhawatirkan bakal mendorong The Fed mencabut program stimulus.
Sebagai informasi, program stimulus yang digelontorkan pemerintah AS telah memberikan banyak likuiditas di pasar keuangfan dunia.
Sentimen negatif dari data terbaru AS menyebabkan investor asing ramai-ramai keluar dari bursa saham Indonesia. Tercatat asing melakukan aksi net sell dengan melepas saham sekitar Rp 900 miliar.
Ambruknya bursa saham nasional menyebabkan seluruh sektor saham bergerak di zona merah. Pelemahan terbesar dialami emiten sektor konstruksi yang turun hingga 5,93%. Diikuti barang konsumsi 4,64%, perdagangan 4,38%, manufaktur 4,08%, dan keuangan 3,99%.
Saham-saham yang masih bisa bergerak menguat di kala ambruknya indeks pasar modal Asia adalah MLPT yang naik Rp 240, BBMD Rp 180, PGAS Rp 100, BBMD Rp 170, VICO Rp 85, dan SMCB Rp 50.
Di daftar top losser bertengger sejumlah saham bluechips diantara GGRM yang turun Rp 2.550, INTP Rp 1.500, UNVR Rp 1.300, UNTR Rp 1.300, dan ITMG Rp 1.000. (Shd)