Sukses

Ciputra, Lippo, Agung Podomoro, Siapa Layak Jadi Raja Properti?

Seluruh emiten properti telah mengeluarkan hasil kinerja keuangan kuartal II-2013. Siapa layak dapat titel raja properti?

Sejumlah emiten Bursa Efek Indonesia telah menunaikan kewajibannya melaporkan kinerja perusahaan sepanjang 6 bulan pertama 2013. Ada yang meningkat naik dan tak jarang pula yang gigit jari karena keuntungan yang lebih rendah.

Diantara sejumlah emiten yang melaporkan kinerjanya tersebut, terdapat perusahaan-perusahaan properti yang dimiliki oleh para miliarder dan hartawan di Indonesia.

Dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber, bisnis properti di tanah air selama ini didominasi oleh tiga raja besar. Mereka adalah Ciputra lewat raksasa bisnis Ciputranya, Mochtar Riady lewat bisnis properti Lippo, dan Trihatma Haliman  yang muncul dengan kerajaan bisnis Agung Podomoro.

Dari sejumlah bisnis yang digeluti ketiga taipan properti tersebut, sebagian diantaranya sudah mencatatkan saham pasar modal tanah air.

Melongok kinerja semester I-2013, siapakah raja properti yang paling bersinar sepanjang paruh pertama ini?

Ciputra

Setidaknya terdapat tiga perusahaan milik Ciputra yang mencatatkan sahamnya di BEI. Ketiga perusahaan itu adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Ciputra Surya Tbk (CTRS), dan PT Ciputra Property Tbk (CTRP).

Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatat kinerja keuangan sepanjang kuartal I-2013 dengan membukukan pendapatasn sebesar Rp 2,47 triliun. Dibandingkan posisi setahun sebelumnya sebesar Rp 1,31 triliun, pendapatan CTRA meningkat 88%.

Lonjakan pendapatan yang diterima perusahaan ini menyebabkan laba bersih ikut meningkat tajam 152% menjadi Rp 669,49 miliar.

Sedikit berbeda dari CTRA, Ciputra Surya hanya sanggup membukukan kenaikan pendapatan sebesar 8,8% menjadi Rp 544,39 miliar. Meski pendapatan hanya naik tipis, emiten dengan kode CTRS ini bisa mencetak laba dengan kenaikan 64% ke posisi Rp 209,11 miliar.

Perusahaan terakhir milik Ciputra yang terdaftar di BEI adalah PT Ciputra Property Tbk. Dari entitas bisnisnya ini, Ciputra mampu meraih pendapatan paruh pertama 2013 sebesar Rp 844,56 miliar. Dibandingkan periode setahun sebelumnya, pendapatan ini melonjak 173%.

Meroketnya pendapatan perusahaan langsung mendorong laba CTRP ikut melonjak hingga 140%.

Trihatma Kusuma Halim

Tak banyak pihak yang mengenal namanya. Namun jika disebutkan Agung Podomoro, banyak pihak langsung sadar dengan sejumlah proyek besar yang dikembangkannya.

Lewat bendera Agung Podomoro dengan berbagai proyek yang dikembangkannya, Trihatma Halim bisa menembus daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes.

Pada paruh pertama 2013 ini, Agung Podomoro Land melaporkan pendapatan perusahaan  mencapai Rp 2,42 triliun, naik tipis 4,7% dari posisi setahun sebelumnya di level Rp 2,31 triliun.

Dengan beban pokok penjualan yang lebih rendah, laba kotor  Agung Podomoro bisa menembus angka Rp 1 triliun, tepatnya Rp 1,17 triliun.

Dengan posisi tersebut, perusahaan berkode ticker APLN ini bisa mencatak laba bersih Rp 504,23 miliar, atau naik tipis 1,99%.

Mochtar Riady

Diantara dua pengembang lainnya, perusahaan properti dari kelompok bisnis Lippo ini belum menyerahkan laporan keuangan semester I-2013. Lippo setidaknya mempunyai dua perusahaan yang mencatatkan saham di BEI yaitu PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).

Namun jika merujuk pada kinerja kuartal I-2013, kedua perusahaan milik keluarga Riady ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Lippo Karawaci tercatat mengalami kenaikan pendapatan kuartal I-2013 dari Rp 1,17 triliun pada 2012 menjadi Rp 1,47 triliun. Perolehan ini membuat laba perusahaan naik 34% menjadi Rp 348 miliar.

Hingga kuartal I-2013, Lippo Karawaci mencatatkan aset senilai Rp 20,32 triliun naik dari sebelumnya Rp 19,47 triliun.

Sementara itu, pertumbuhan juga dialami bisnis properti keluarga Riady dari unit bisnisnya PT Lippo Cikarang. Perusahaan yang memiliki kawasan industri dan komplek perumahan ini mencatat pertumbuhan pendapatan tipis 3,2% menjadi Rp 262,13 miliar pada kuartal I-2013.

Meski naik tipis, laba perusahaan juga mengalami lonjakan sebesar 46% menjadi Rp 131,69 miliar. (Shd)