Sukses

Indeks Saham Anjlok ke Zona Merah, Begini Langkah OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan terus melakukan pengawasan terhadap merosotnya indeks saham.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan terus melakukan pengawasan terhadap merosotnya indeks saham seperti yang terjadi Senin kemarin (19/8/2013) yang mencapai 5,58%.

Anggota Komisioner OJK Nur Haida mengatakan, lembaganya akan terus berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mencari penyebab dan mengawasi  penurunan index saham yang mencapai 5,58%.

"OJK melakukan pengawasan terus untuk melihat penyebab apa dan langkah yang perlu diambil sesuai dengan kebutuhan yang ada," kata Haida usai rapat di Kantor Badan Kebijakan Fiskal, Jakarta, seperti yang ditulis Selasa (20/8/2013).

Haida menambahkan, institusinya sudah memiliki standar operasi (SOP) dalam pengawasan indeks hingga level tertentu. Selain itu OJK juga punya program kedepan yang sudah ditetapkan.

"Kita sudah punya SOP saat terjadi penurunan Indeks pada level tertentu. Di cap market kita punya program ke depan. Tekanan kita awasi, tapi kita melakukan langkah strategis untuk pendalaman pasar," ungkap dia.

Langkah strategis tersebut adalah menambah pasokan seperti memperbanyak penawaran umum perdana saham (IPO). Langkah strategis lain menambah kebutuhan dengan menambah investor secara individual maupun institusional.

"Antara lain menambah supply dan demand. Makin banyak produk, IPO, sehingga pilihan lebih banyak. Kemudian penambahan investor baik individual maupun institusional seperti lembaga keuangan non bank yaitu asuransi, dana pensiun,itu adalah investor di pasar modal," ungkapnya.

Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG terjun bebas hingga 255 poin (5,58%) ke level 4.313,51.

Untuk kawasan Asia Pasifik, pelemahan indeks kali ini merupakan yang terdalam dibandingkan indeks bursa saham utama negara-negara tersebut.

Terpuruknya IHSG tak terlepas dari data-data makro ekonomi khususnya Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan Neraca Transaksi Berjalan yang masih mengalami defisit.

Pelaku pasar juga dihantui oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus level terendah baru di posisi 10.500 per dolar Amerika Serikat (AS). (Pew/Nur)
Video Terkini