Euforia sentimen penundaan pengurangan program stimulus The Federal Reserves akhirnya bertahan hingga penutupan perdagangan bursa saham nasional. Aksi beli pemodal asing juga turut mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tembus level 4.600.
Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia, Kamis (19/9/2013), IHSG terbang 207,47 poin (4,65%) ke level 4.670,73. Perburuan asing di BEI mendorong indeks saham bluechips ikut melayang 5,53%.
Melesatnya IHSG kali ini tak terlepas dari penguatan harga saham dari 255 emiten ditengah koreksi 56 emiten.
Kembali berburunya pemodal di BEI membuat nilai transaksi perdagangan kembali mencetak level tinggi hingga Rp 12,11 triliun. Perguliran dana tersebut berasal dari 287.646 transaksi perdagangan dari perpindahan 9,88 miliar efek.
Pemodal asing hingga sesi penutupan perdagangan masih mempertahankan aksi beli saham dengan nett buy sekitar Rp 1,1 triliun. Sementara pemodal lokal mencatatkan nett sell sennilai sekitar Rp 1 triliun.
Gerak indeks kali ini didominasi isu penundaan pencabutan stimulus The Fed. Keputusan ini turut mendukung pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat sehingga membantu menahan pelemahan rupiah.
Indeks membuka perdagangan kali ini dengan meyakinkan setelah menyentuh level 4.463,25 pada sesi preopening. Pelaku pasar mencoba menarik sedikit untung dari penguatan yang tinggi itu sehingga menarik sedikit kenaikan di pembukaan pagi tadi.
IHSG akhirnya bergerat mendatar di kisaran 4.600 hingga sesi penutupan perdagangan saham.
Kinerja IHSG kali ini merupakan yang terbaik di kawasan Asia Pasifik. Hingga sesi penutupan, penguatan IHSG lebih baik dibandingkan bursa saham Thailand dimana indeks BSE menguat 3,59%, diikuti PSEI Filipinan 2,81%, Nikkei 1,8%, dan STI Singapura 1,75%
Seluruh sektor saham masih bisa bertahan di zona hijau usai penutupan sesi pertama. Emiten-emiten di sektor konstruksi masih menjadi perburuan investor dengan mencatatkan kenaikan indeks 9,18%.
Sektor saham lain yang menguat signifikan diantaranmya keuangan 6,31%, industri dasar 5,5%, industri aneka 4,62%, dan infrastruktur 4,58%.
Meski saham bluechips meningkat cukup tajam, daftar lima besar emiten pencetak untung tertinggi (top gainer) hanya dihuni oleh dua perusahaan big caps. Top gainer kali ini adalah SQBI yang naik Rp 44 ribu, MYOR Rp 2.100, INTP Rp 1.600, HMSP Rp 1.500, dan SMGR Rp 1.100.
Pelaku pasar pada perdagangan kali ini sedikit menghindari saham-saham lapis dua yang banyak menghiasi daftar top losser. Emiten yang mengalami koreksi terbesar kali ini adalah GDYR yang turun Rp 750, TPIA Rp 250, EMTK, BIMA, dan AALI yang masing-masing melemah Rp 100. (Shd)
Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia, Kamis (19/9/2013), IHSG terbang 207,47 poin (4,65%) ke level 4.670,73. Perburuan asing di BEI mendorong indeks saham bluechips ikut melayang 5,53%.
Melesatnya IHSG kali ini tak terlepas dari penguatan harga saham dari 255 emiten ditengah koreksi 56 emiten.
Kembali berburunya pemodal di BEI membuat nilai transaksi perdagangan kembali mencetak level tinggi hingga Rp 12,11 triliun. Perguliran dana tersebut berasal dari 287.646 transaksi perdagangan dari perpindahan 9,88 miliar efek.
Pemodal asing hingga sesi penutupan perdagangan masih mempertahankan aksi beli saham dengan nett buy sekitar Rp 1,1 triliun. Sementara pemodal lokal mencatatkan nett sell sennilai sekitar Rp 1 triliun.
Gerak indeks kali ini didominasi isu penundaan pencabutan stimulus The Fed. Keputusan ini turut mendukung pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat sehingga membantu menahan pelemahan rupiah.
Indeks membuka perdagangan kali ini dengan meyakinkan setelah menyentuh level 4.463,25 pada sesi preopening. Pelaku pasar mencoba menarik sedikit untung dari penguatan yang tinggi itu sehingga menarik sedikit kenaikan di pembukaan pagi tadi.
IHSG akhirnya bergerat mendatar di kisaran 4.600 hingga sesi penutupan perdagangan saham.
Kinerja IHSG kali ini merupakan yang terbaik di kawasan Asia Pasifik. Hingga sesi penutupan, penguatan IHSG lebih baik dibandingkan bursa saham Thailand dimana indeks BSE menguat 3,59%, diikuti PSEI Filipinan 2,81%, Nikkei 1,8%, dan STI Singapura 1,75%
Seluruh sektor saham masih bisa bertahan di zona hijau usai penutupan sesi pertama. Emiten-emiten di sektor konstruksi masih menjadi perburuan investor dengan mencatatkan kenaikan indeks 9,18%.
Sektor saham lain yang menguat signifikan diantaranmya keuangan 6,31%, industri dasar 5,5%, industri aneka 4,62%, dan infrastruktur 4,58%.
Meski saham bluechips meningkat cukup tajam, daftar lima besar emiten pencetak untung tertinggi (top gainer) hanya dihuni oleh dua perusahaan big caps. Top gainer kali ini adalah SQBI yang naik Rp 44 ribu, MYOR Rp 2.100, INTP Rp 1.600, HMSP Rp 1.500, dan SMGR Rp 1.100.
Pelaku pasar pada perdagangan kali ini sedikit menghindari saham-saham lapis dua yang banyak menghiasi daftar top losser. Emiten yang mengalami koreksi terbesar kali ini adalah GDYR yang turun Rp 750, TPIA Rp 250, EMTK, BIMA, dan AALI yang masing-masing melemah Rp 100. (Shd)