Akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mengakhiri pelemahan yang berlansung hampir sepanjang pekan. Indeks menutup akhir pekan dengan menguat 17,826 poin (0,40%) menjadi 4.423,719.
Meski menguat, IHSG selama sepekan kemarin tercatat mengalami penurunan hingga 160,11 poin (3,49%) atau jauh di bawah pekan sebelumnya yang mampu menguat 208,29 poin (4,75%). Aksi ambil untung dan kekhawatiran pelaku pasar terhadap perdebatan batas maksimal utang pemerintah Amerika Serikat (AS) membuat pelaku pasar menahan diri masuk pasar.
Terlebih lagi, pasar dibuat kebingungan dengan aksi pemodal asing yang kembali melakukan aksi lepas saham. Padahal sepekan sebelumnya, asing seolah mulai nyaman dengan pasar modal Indonesia sehingga melakukan aksi beli besar-besaran. Pemodal asing mencatat nette sell hingga Rp 1,94 triliun atau jauh di bawah dari sebelumnya nett buy sebesar Rp 1,12 triliun.
Memasuki awal Oktober 2013, IHSG tampaknya bakal diwarnai aksi mempercantik diri seiring mulai munculnya laporan keuangan kuartal III para emitan. Namun aksi window dressing ini sedikit terhadang oleh pengumuman data perdagangan dan inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan keputusan debt ceiling AS.
"Sangat menarik kalau kita lihat hari Senin ini," kata Head of Research PT MNC Securities, Edwin Sebayang dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com.Â
Segala kemungkinan bisa terjadi pada IHSG ditengah munculnya dua sentimen besar tersebut. Bagaimana indeks akan merespon apapun keputusan AS dan pengumuman BPS? Masihkah saham perkebunan menjadi pilihan kala IHSG berada dalam tekanan.
Berikut video penjelasan lengkap Edwin Sebayang dalam wawancanya dengan Liputan6.com:
[VIDEO] Market Update: IHSG Terhimpit Kabar Besar BPS & AS
Sangat menarik kalau kita lihat ISH pada awal pekan ini," kata Head of Research PT MNC Securities, Edwin Sebayang.
Advertisement