PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 750 miliar pada semerter II-2014.
Dana perolehan obligasi akan dipakai untuk mengembangkan beberapa unit usaha yang sedang dan akan dijalankan perusahaan BUMN tersebut.
"Tahun depan kita ada obligasi, targetnya Rp 750 miliar untuk ekspansi," ujar Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia, Ismed Hasan Putro di Kantor Kementerian BUMN, Senin (30/9/2013).
Ekspansi yang akan dilakukan perusahaan plat merah ini seperti pengembangan pabrik minyak goreng, pembangunan rumah potong hewan (RPH), pengembangan pabrik latek untuk bahan kondom dan sarung tangan serta pengembangan bisnis teh.
Khusus untuk minyak goreng, dengan pengembangan ini, CPO hasil produksi perusahaan tidak lagi diekspor, melainkan diolah sendiri hingga menjadi produk minyak goreng dalam kemasan.
"Jadi kita akan bikin produk Raja Minyak Goreng atau Raja Migor untuk ke hilir. Ini akan terfokus ke minyak goreng, jadi kita tidak bikin margarin atau sebagainya," urai dia.
Minyak goreng ini nantinya, lanjut Ismed, akan produksi untuk memenuhi kebutuhan PT Rajawali Nusindo selaku perusahaan distributor.
Produksi minyak goreng ini diharapkan minimal bisa mencapai 10 ribu ton per bulan. Sementara produksi teh maksimal 100 ton per bulan.
Ismed mengatakan, rencana penerbitan obligasi ini merupakan yang pertama dilakukan RNI. Rencana ini juga didukung keyakinan investor terhadap usaha RNI yang semakin berkembang, tercermin dari rating yang ditetapkan lembaga pemeringkatan Pefindo pada level AA.
"Karena selama ini sumber pembiayaan RNI berasal dari pinjaman perbankan dan dana internal, dan kita akan tunjuk Mandiri Sekuritas sebagai penasehat keuangan sekaligus penjamin emisi obligasi," tandasnya. (Dny/Nur)
Dana perolehan obligasi akan dipakai untuk mengembangkan beberapa unit usaha yang sedang dan akan dijalankan perusahaan BUMN tersebut.
"Tahun depan kita ada obligasi, targetnya Rp 750 miliar untuk ekspansi," ujar Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia, Ismed Hasan Putro di Kantor Kementerian BUMN, Senin (30/9/2013).
Ekspansi yang akan dilakukan perusahaan plat merah ini seperti pengembangan pabrik minyak goreng, pembangunan rumah potong hewan (RPH), pengembangan pabrik latek untuk bahan kondom dan sarung tangan serta pengembangan bisnis teh.
Khusus untuk minyak goreng, dengan pengembangan ini, CPO hasil produksi perusahaan tidak lagi diekspor, melainkan diolah sendiri hingga menjadi produk minyak goreng dalam kemasan.
"Jadi kita akan bikin produk Raja Minyak Goreng atau Raja Migor untuk ke hilir. Ini akan terfokus ke minyak goreng, jadi kita tidak bikin margarin atau sebagainya," urai dia.
Minyak goreng ini nantinya, lanjut Ismed, akan produksi untuk memenuhi kebutuhan PT Rajawali Nusindo selaku perusahaan distributor.
Produksi minyak goreng ini diharapkan minimal bisa mencapai 10 ribu ton per bulan. Sementara produksi teh maksimal 100 ton per bulan.
Ismed mengatakan, rencana penerbitan obligasi ini merupakan yang pertama dilakukan RNI. Rencana ini juga didukung keyakinan investor terhadap usaha RNI yang semakin berkembang, tercermin dari rating yang ditetapkan lembaga pemeringkatan Pefindo pada level AA.
"Karena selama ini sumber pembiayaan RNI berasal dari pinjaman perbankan dan dana internal, dan kita akan tunjuk Mandiri Sekuritas sebagai penasehat keuangan sekaligus penjamin emisi obligasi," tandasnya. (Dny/Nur)