Sukses

AS Hindari Gagal Bayar Utang, Bagaimana dengan Bursa Saham?

Pemerintah Amerika Serikat dapat menemui kesepakatan terhadap batas utangnya. Lalu apa dampaknya ke bursa saham emerging market?

Amerika Serikat dapat menghindari gagal bayar. Lalu investor mulai bertanya-tanya apakah bursa saham negara berkembang akan melambung?

"Kami berharap berita dapat mempertahankan re-pricing dari aset beresiko yang berlangsung pada September. Kami sekarang berpikir saham emerging market akan outperform pada kuartal ini," ujar Head of Research for Asia ING, Tim Condon, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (17/10/2013).

Lebih lanjut ia mengatakan, indeks saham turun 12% selama 21 Mei- 30 Agustus maka ada peluang kembali menguat mengacu pada kinerja indeks MSCI Emerging Markets dan MSCI World. Tim mencatat, beberapa pilihan bursa saham yang menjadi top pilihan antara lain Indonesia, Filipinan, Thailand dan Korea Selatan.

Sementara itu, Tim Riddell, Head of Global Markets Research ANZ untuk Asia menuturkan, meski skenario sekarang mendukung untuk risk appetite, investor tidak menyukai ketidakpastian. Namun, ia mengharapkan, bursa saham Asia dan Amerika Serikat dapat melanjutkan tren menguat pada akhir tahun ini.

Kelly Teoh, Market Strategist IG menuturkan, ada gambaran lebih besar lagi untuk investor saat ini. Stimulus moneter Amerika Serikat tinggal sementara lagi sehingga lebih banyak likuiditas mengalir ke pasar negara berkembang.

Sementara itu, pengamat memperkirakan Federal Reserve akan menunda rencana untuk mengurangi pembelian obligasinya US$ 85 miliar per bulan hingga 2014. Hal itu menyusul shutdown selama 16 hari dan kebuntuan politik soal batas utang. Sebelumnya sebagian besar ekonom memperkirakan bank sentral Amerika Serikat itu akan mulai mengurang pembelian obligasi pada Desember 2013.

"Ini akan menjadi risiko. Emerging market di Asia akan menjadi penerima manfaat utama meskipun itu masalah struktural mereka," kata Teoh.