Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan volatilitas perdagangan saham di pasar modal cukup tinggi sejak pengumuman penarikan stimulus dari Amerika Serikat (AS) pada pertengahan Mei 2013. Padahal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level tertinggi pada 20 Mei 2013.
Perwakilan BEI, R Haidir Musa mengatakan, lembaga bursa efek memposisikan diri sebagai pengelola mal yang memfasilitasi perdagangan efek di bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Banyak yang mengatakan, investasi di pasar modal bikin jantung naik turun, sakit dan sebagainya. Tapi sebenarnya tren perdagangan selalu bertumbuh dengan catatan asalkan bisa berinvestasi dengan benar," terang dia saat ditemui di Seminar Outlook 2014 di Jakarta, Kamis (24/10/2013).
IHSG, kata Haidir, sempat menyentuh angka tertinggi pada 20 Mei 2013 di level 5.214. Berita menggembirakan ini tidak bertahan lama, karena volatilitas indeks mulai tinggi sejak kabar pengumuman penarikan likuiditas dari The Fed AS pada 22 Mei 2013.
"Perdagangan saham, obligasi dan efek lain semakin jatuh. Saat itu, bursa kewalahan menjawab pertanyaan investor soal kebijakan yang bakal dikeluarkan pihak pasar modal maupun pemerintah," ujar Haidir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Oktober 2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 5,32% year to date (ytd). Kapitalisasi pasar saham bursa mencapai Rp 4,46 triliun dengan rata-rata nilai transaksi Rp 6,52 triliun. (Fik/Ahm)
Perwakilan BEI, R Haidir Musa mengatakan, lembaga bursa efek memposisikan diri sebagai pengelola mal yang memfasilitasi perdagangan efek di bawah naungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Banyak yang mengatakan, investasi di pasar modal bikin jantung naik turun, sakit dan sebagainya. Tapi sebenarnya tren perdagangan selalu bertumbuh dengan catatan asalkan bisa berinvestasi dengan benar," terang dia saat ditemui di Seminar Outlook 2014 di Jakarta, Kamis (24/10/2013).
IHSG, kata Haidir, sempat menyentuh angka tertinggi pada 20 Mei 2013 di level 5.214. Berita menggembirakan ini tidak bertahan lama, karena volatilitas indeks mulai tinggi sejak kabar pengumuman penarikan likuiditas dari The Fed AS pada 22 Mei 2013.
"Perdagangan saham, obligasi dan efek lain semakin jatuh. Saat itu, bursa kewalahan menjawab pertanyaan investor soal kebijakan yang bakal dikeluarkan pihak pasar modal maupun pemerintah," ujar Haidir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Oktober 2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 5,32% year to date (ytd). Kapitalisasi pasar saham bursa mencapai Rp 4,46 triliun dengan rata-rata nilai transaksi Rp 6,52 triliun. (Fik/Ahm)