Sukses

Laba Kalbe Farma Terpangkas Pelemahan Rupiah

Pelemahan nilai tukar rupiah berdampak terhadap kinerja PT Kalbe Farma Tbk hingga September 2013.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan penjualan menjadi Rp 11,44 triliun hingga sembilan bulan pertama tahun 2013. Angka penjualan itu naik 18% dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 9,69 triliun.

Laba bersih perseroan naik 9,9% menjadi Rp 1,36 triliun hingga sembilan bulan pertama 2013. Adapun laba bersih per saham meningkat menjadi Rp 29 per saham dari periode sama tahun sebelumnya Rp 27 per saham.

“Pelemahan nilai tukar Rupiah yang terus berlanjut pada kuartal ketiga telah memberikan tekanan terhadap laba perusahaan. Kami juga terus mewaspadai dampak peningkatan inflasi serta potensi perlambatan ekonomi makro dalam jangka menengah terhadap daya beli,” ujar Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/10/2103).

Perseroan mencatatkan rugi selisih kurs mencapai Rp 37,52 miliar hingga September 2013 dibandingkan periode sama tahun 2012 untung Rp 19,25 miliar. Penghasilan bunga perseroan turun menjadi Rp 39,19 miliar hingga September 2013.

Adapun laba kotor perseroan naik 18% menjadi Rp 5,86 triliun hingga September 2013. Rasio laba kotor terhadap penjualan stabil sebesar 48,7% dibandingkan periode sama tahun lalu atau naik 0,8% dibanding rasio pada periode sepanjang 2012 sebesar 47,9%.

Nilai tukar Rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat memberikan tekanan terhadap laba kotor Perseroan. Hal itu karena kontribusi biaya penggunaan bahan baku impor yang cukup signifikan terhadap keseluruhan biaya produksi.

Beban penjualan naik 18,2% seiring dengan berbagai aktivitas pemasaran untuk memperkuat branding, bersamaan dengan upaya untuk meningkatkan efektivitas pemasaran. Beban penjualan perseroan naik menjadi Rp 3,1 triliun hingga sembilan bulan pertama tahun 2013. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 539,47 miliar hingga September 2013.

Laba sebelum beban pajak penghasilan naik 9,4% mencapai Rp 1,81 triliun. Sementara marjin laba sebelum beban pajak penghasilan tercatat sebesar 15,9%. Pertumbuhan laba sebelum beban pajak penghasilan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan laba kotor karena dampak translasi kurs valuta asing akibat nilai tukar Rupiah melemah.

Hingga September 2013, divisi nutrisi mencatatkan pertumbuhan signifikan di antara empat divisi perseroan. Divisi nutrisi naik 29,3% menjadi Rp 2,7 triliun hingga September 2013 dibandingkan periode sama tahun 2012. Kontribusi divisi nutrisi perseroan mencapai 24% dari total penjualan.
Sementara itu, divisi distribusi dan logistic naik 11,2% menjadi Rp 3,97 triliun hingga September 2013. Divisi distribusi dan logistic ini memberikan kontribusi 35% terhadap total penjualan bersih perseroan atau turun dari 37% pada periode sama tahun 2012.

Pada perdagangan saham hari ini, saham KLBF di level Rp 1.360 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp 81,15 miliar. (Ahm)