Kabar mengejutkan muncul dari perusahaan telekomunikasi asal Kanada, Blackberry Ltd membatalkan niatnya menjual saham perusahaan. Pemegang saham terbesar Blackberry, Fairfax Financial, berharap bisa memperoleh investasi senilai US$ 1 miliar untuk perusahaan.
Tak hanya membatalkan penjualan, Blackberry juga memutuskan mengganti Chief Executive Officer (CEO) barunya, Thorsten Heins.
Keputusan mengejutkan dari manajemen Blackberry ini tak ayal membuat saham perusahaan ambruk. Saham Blackberry tercatat merosot lebih dari 16% pada Senin (Selasa WIB) setelah pengumuman dari perusahaan tersebut.
Dalam pengumuman pada awal pekan ini, Blackberry menyatakan tidak lagi mencari rencana alternatif strategis. Perseroan percaya investasi Fairfax sebesar US$ 1 miliar akan memecahkan masalah jangka pendeknya.
"Dengan suntikan modal langsung menguntungkan ke Blackberry," ujar salah satu dewan direksi Blackberry Barbara Stymiest dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari CNNMoney, Selasa (5/11/2013).
Adapun Fairfax dan investor lain membeli surat hutang yang dapat dikonversi menjadi saham selama tujuh tahun ke depan.
Fairfax menguasai 10% saham Blackberry. Pada pengumuman akhir September lalu, pemegang saham Blackberry ini sebetulnya berniat membeli seluruh saham perusahaan sebesar US$ 4,7 miliar.
Blackberry juga telah dilaporkan bertemu dengan beberapa perusahaan teknologi lain tentang penjualan Blackberry itu termasuk Google, Cisco, SAP, Intel, Facebook, LG, Samsung dan Lenovo.
Pendiri Blackberry Mike Lazaridis dan Douglas Freign juga tertarik untuk mengambilalih perseroan yang bekerjasama dengan Qualcomm dan private equity Cerberus.
Perusahaan hingga saat ini menolak untuk menjelaskan alasan utama dibalik keputusan tidak lagi menerima tawaran penawaran pembelian dari calon investor. Sejumlah spekulasi beredar bahwa calon pembeli mundur akibat tidak lagi tertarik setelah melihat kinerja Blackberry.
Saat ini Blackberry bersaing ketat dengan Apple dan perusahaan produsen telepon seluler yang menggunakan Google android.
Terkait pergantian CEO baru, Blackberry mengungkapkan telah mengangkat John Chen, mantan CEO Sybase sebagai CEO sementara Blackberry. Sementara CEO Fairfax Prem Watsa akan memimpin komite untuk mencari pengganti Heins.
Banyak analis teknologi percaya bisnis smartphone Blackberry tidak terlihat baik ke depan. Saham Blackberry turun 16% ke level US$ 6,5. (Ahm/Shd)
Tak hanya membatalkan penjualan, Blackberry juga memutuskan mengganti Chief Executive Officer (CEO) barunya, Thorsten Heins.
Keputusan mengejutkan dari manajemen Blackberry ini tak ayal membuat saham perusahaan ambruk. Saham Blackberry tercatat merosot lebih dari 16% pada Senin (Selasa WIB) setelah pengumuman dari perusahaan tersebut.
Dalam pengumuman pada awal pekan ini, Blackberry menyatakan tidak lagi mencari rencana alternatif strategis. Perseroan percaya investasi Fairfax sebesar US$ 1 miliar akan memecahkan masalah jangka pendeknya.
"Dengan suntikan modal langsung menguntungkan ke Blackberry," ujar salah satu dewan direksi Blackberry Barbara Stymiest dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari CNNMoney, Selasa (5/11/2013).
Adapun Fairfax dan investor lain membeli surat hutang yang dapat dikonversi menjadi saham selama tujuh tahun ke depan.
Fairfax menguasai 10% saham Blackberry. Pada pengumuman akhir September lalu, pemegang saham Blackberry ini sebetulnya berniat membeli seluruh saham perusahaan sebesar US$ 4,7 miliar.
Blackberry juga telah dilaporkan bertemu dengan beberapa perusahaan teknologi lain tentang penjualan Blackberry itu termasuk Google, Cisco, SAP, Intel, Facebook, LG, Samsung dan Lenovo.
Pendiri Blackberry Mike Lazaridis dan Douglas Freign juga tertarik untuk mengambilalih perseroan yang bekerjasama dengan Qualcomm dan private equity Cerberus.
Perusahaan hingga saat ini menolak untuk menjelaskan alasan utama dibalik keputusan tidak lagi menerima tawaran penawaran pembelian dari calon investor. Sejumlah spekulasi beredar bahwa calon pembeli mundur akibat tidak lagi tertarik setelah melihat kinerja Blackberry.
Saat ini Blackberry bersaing ketat dengan Apple dan perusahaan produsen telepon seluler yang menggunakan Google android.
Terkait pergantian CEO baru, Blackberry mengungkapkan telah mengangkat John Chen, mantan CEO Sybase sebagai CEO sementara Blackberry. Sementara CEO Fairfax Prem Watsa akan memimpin komite untuk mencari pengganti Heins.
Banyak analis teknologi percaya bisnis smartphone Blackberry tidak terlihat baik ke depan. Saham Blackberry turun 16% ke level US$ 6,5. (Ahm/Shd)