Sukses

Kinerja Emiten Semen Tertekan Kenaikan Beban

Dalam riset PT Bahana Securities, hasil kinerja emiten semen hingga kuartal III 2013 masuk kategori tidak begitu baik.

Hasil riset PT Bahana Securities menyebutkan emiten semen masuk dalam kategori hasil kinerja yang tidak begitu baik hingga kuartal III 2013. Hal itu disebabkan sebelumnya emiten semen telah mendapat keuntungan dari permintaan yang kuat pada 2012.

Akan tetapi tahun ini, marjin emiten semen berkurang karena biaya operasi lebih tinggi dan depresiasi rupiah. Dari empat emiten semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dua emiten semen masih mencatatkan untung dan sisanya mengalami penurunan laba.

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan penjualan naik 27,24% menjadi Rp 17,39 triliun hingga kuartal III 2013. Laba bersih perseroan naik 15,25% menjadi Rp 3,9 triliun hingga kuartal III 2013. Marjin laba bersih turun menjadi 22,46% hingga kuartal III 2013.

Kinerja cukup baik juga diikuti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang mencatatkan kenaikan penjualan menjadi Rp 13,34 triliun hingga kuartal III 2013. Laba perseroan naik tipis 7,2% menjadi Rp 3,6 triliun hingga kuartal III 2013.

Sementara itu, PT Holcim Tbk (SMCB) mengalami penurunan laba sebesar 34,24% menjadi Rp 599,13 miliar hingga kuartal III 2013. Penjualan perseroan turun 5,49% menjadi Rp 6,87 triliun hingga kuartal III 2013.

Sedangkan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mengalami penurunan laba 9,28% menjadi Rp 202,45 miliar hingga kuartal III 2013. Penjualan perseroan turun 3,2% menjadi Rp 794,94 miliar hingga kuartal III 2013.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, kenaikan harga upah berdampak terhadap kinerja emiten semen. Meski begitu, menurut Joe, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak terlalu berdampak ke PT Semen Indonesia Tbk karena perusahaan tersebut menggunakan batu bara dalam operasionalnya.

"Dengan harga batu bara turun ini menjadi positif bagi PT Semen Indonesia," kata Kiswoyo, saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (6/11/2013).

Sementara itu, PT Holcim Indonesia Tbk yang mencatatkan kinerja kurang baik, menurut Kiswoyo hal itu karena perseroan mencatatkan utang cukup besar.

Utang PT Holcim Indonesia Tbk mencapai Rp 6,21 triliun pada 30 September 2013 dari periode 31 Desember 2012 senilai Rp 3,75 triliun.
Dari empat emiten semen itu, Kiswoyo merekomendasikan buy untuk saham PT Semen Indonesia Tbk dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Ahm)