Perusahaan tambang PT Freeport Indonesia digadang-gadang untuk ikutan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, BEI menyambut baik jika penambang tembaga dan emas ini bersedia masuk ke pasar modal Indonesia. Hal ini dinilai akan memberikan dampak positif bagi kinerja pasar modal nasional.
"Kami sambut baik jika Freeport mau masuk sehingga memberikan respons positif bagi pasar modal," ujar Hoesen di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Dia mengaku hingga saat ini Freeport Indonesia belum mengajukan surat untuk bisa melantai di bursa. Namun, jika hal ini benar terjadi, BEI bersedia memfasilitasi semua yang berkaitan dengan rencana IPO.
"Kami akan fasilitasi semua, sehingga jika Freeport masuk pasar modal Indonesia bisa berjalan lancar, dan sesuai dengan keadaan yang baik," tegasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya mengungkapknya adanya komitmen Freeport untuk menyetujui poin-poin renegoisasi, termasuk rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
"Dari poin-poin renegoisasi, mereka setuju untuk melakukan IPO di Indonesia," ujar Hatta. (Dis/Nur)
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, BEI menyambut baik jika penambang tembaga dan emas ini bersedia masuk ke pasar modal Indonesia. Hal ini dinilai akan memberikan dampak positif bagi kinerja pasar modal nasional.
"Kami sambut baik jika Freeport mau masuk sehingga memberikan respons positif bagi pasar modal," ujar Hoesen di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Dia mengaku hingga saat ini Freeport Indonesia belum mengajukan surat untuk bisa melantai di bursa. Namun, jika hal ini benar terjadi, BEI bersedia memfasilitasi semua yang berkaitan dengan rencana IPO.
"Kami akan fasilitasi semua, sehingga jika Freeport masuk pasar modal Indonesia bisa berjalan lancar, dan sesuai dengan keadaan yang baik," tegasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya mengungkapknya adanya komitmen Freeport untuk menyetujui poin-poin renegoisasi, termasuk rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
"Dari poin-poin renegoisasi, mereka setuju untuk melakukan IPO di Indonesia," ujar Hatta. (Dis/Nur)