Seperti sudah diduga sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus melanjutkan pelemahannya pada sesi perdagangannya kemarin. Aksi jual masih dimungkinkan akan berlanjut dan akan berpengaruh pada masih melemahnya IHSG.
"Laju IHSG bukannya membaik, justru semakin anjlok. Tampaknya pelaku pasar, terutama asing, memanfaatkan rilis kenaikan BI rate tersebut untuk jor-joran melakukan aksi jual," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada dalam ulasannya, Kamis (14/11/2013).
Reza menjelaskan, rilis kenaikan BI rate seolah menjadi pembenaran dilakukannya aksi jual besar-besaran para pelaku pasar. Kondisi ini diperparah makin melemahnya nilai tukar rupiah dan kondisi bursa saham Asia serta pembukaan pasar saham Eropa yang berbalik melemah setelah merespon pelemahan bursa saham AS. Seluruh kondisi tersebut menjadikan IHSG kehilangan daya topangnya sehingga masih longsor ke zona merah.
Gerak bursa saham Asia kemarin berbalik melemah di pertengangan pekan ini setelah rilis stabilnya rata-rata pengangguran Korea Selatan, kenaikan consumer confidence Australia, dan peningkatan machinery orders Jepang. Pelaku pasar juga terlihat sedikit kecewa dengan hasil sementara pertemuan Partai Komunis China yang dirasa kurang dapat menyampaikan langkah-langkah strategis untuk pertumbuhan ekonomi China.
"Belum lagi, masih merebaknya spekulasi tappering off akan diberlakukan pada Desember turut melemahkan bursa saham Asia," kata Reza.
Ditambahkannya, spekulasi akan dipercepatnya penarikan stimulus The Fed pada Desember juga makin merebak sehingga membuat bursa saham Eropa meradang.
Reza memperkirakan pada perdagangan hari ini, IHSG akan bergerak di rentang support 4.261-4.285 dan resistance 4.312-4.327. Berpola menyerupai three black crows mendekati lower bollinger bands (LBB). MACD melanjtukan penurunan dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic melanjutkan penurunannya.
"Laju IHSG bergerak jauh di bawah target support (4350-4362) dan kembali gagal berada pada target tersebut sehingga memberikan penilaian masih akan negatifnya laju IHSG," katanya.
Meski IHSG menawarkan level support yang menarik namun Reza mengimbau pelaku pasar tetap mencermati kembali tren yang terjadi. "Selama belum ada sinyal maupun sentimen positif, IHSG masih dalam tren pelemahannya," katanya.
Untuk perdagangan kali ini, saham-saham yang bisa menjadi pertimbangan antara lain:
1. INDF dengan posisi support 6100-6300 dan resistance 6550-6650, trading buy selama naik 6400
2. TBIG dengan posisi support 5800-5950 dan resistance 6200-6250, trading sell jika 6000 gagal bertahan
3. EXCl dengan posisi support 4650-4750 dan resistance 4900-4950, trading buy selama naik 4650
4. AUTO dengan posisi support 3825-4000 dan resistance 4100-4150, trading buy selama naik 4050
Saham-saham lainnya:
5. GGRM, 36000-37800, trading buy selama naik 37250
6. ADRO, 1100-1190, Trading sell jika 1130 gagal bertahan
7. ITMG, 30750-32250, trading buy selama naik 31350
8. AISA, 1260-1350m buy on weakness jika di bawah 1270
9. VIVA, 240-275, trading buy selama naik 260
(Shd)
"Laju IHSG bukannya membaik, justru semakin anjlok. Tampaknya pelaku pasar, terutama asing, memanfaatkan rilis kenaikan BI rate tersebut untuk jor-joran melakukan aksi jual," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada dalam ulasannya, Kamis (14/11/2013).
Reza menjelaskan, rilis kenaikan BI rate seolah menjadi pembenaran dilakukannya aksi jual besar-besaran para pelaku pasar. Kondisi ini diperparah makin melemahnya nilai tukar rupiah dan kondisi bursa saham Asia serta pembukaan pasar saham Eropa yang berbalik melemah setelah merespon pelemahan bursa saham AS. Seluruh kondisi tersebut menjadikan IHSG kehilangan daya topangnya sehingga masih longsor ke zona merah.
Gerak bursa saham Asia kemarin berbalik melemah di pertengangan pekan ini setelah rilis stabilnya rata-rata pengangguran Korea Selatan, kenaikan consumer confidence Australia, dan peningkatan machinery orders Jepang. Pelaku pasar juga terlihat sedikit kecewa dengan hasil sementara pertemuan Partai Komunis China yang dirasa kurang dapat menyampaikan langkah-langkah strategis untuk pertumbuhan ekonomi China.
"Belum lagi, masih merebaknya spekulasi tappering off akan diberlakukan pada Desember turut melemahkan bursa saham Asia," kata Reza.
Ditambahkannya, spekulasi akan dipercepatnya penarikan stimulus The Fed pada Desember juga makin merebak sehingga membuat bursa saham Eropa meradang.
Reza memperkirakan pada perdagangan hari ini, IHSG akan bergerak di rentang support 4.261-4.285 dan resistance 4.312-4.327. Berpola menyerupai three black crows mendekati lower bollinger bands (LBB). MACD melanjtukan penurunan dengan histogram negatif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic melanjutkan penurunannya.
"Laju IHSG bergerak jauh di bawah target support (4350-4362) dan kembali gagal berada pada target tersebut sehingga memberikan penilaian masih akan negatifnya laju IHSG," katanya.
Meski IHSG menawarkan level support yang menarik namun Reza mengimbau pelaku pasar tetap mencermati kembali tren yang terjadi. "Selama belum ada sinyal maupun sentimen positif, IHSG masih dalam tren pelemahannya," katanya.
Untuk perdagangan kali ini, saham-saham yang bisa menjadi pertimbangan antara lain:
1. INDF dengan posisi support 6100-6300 dan resistance 6550-6650, trading buy selama naik 6400
2. TBIG dengan posisi support 5800-5950 dan resistance 6200-6250, trading sell jika 6000 gagal bertahan
3. EXCl dengan posisi support 4650-4750 dan resistance 4900-4950, trading buy selama naik 4650
4. AUTO dengan posisi support 3825-4000 dan resistance 4100-4150, trading buy selama naik 4050
Saham-saham lainnya:
5. GGRM, 36000-37800, trading buy selama naik 37250
6. ADRO, 1100-1190, Trading sell jika 1130 gagal bertahan
7. ITMG, 30750-32250, trading buy selama naik 31350
8. AISA, 1260-1350m buy on weakness jika di bawah 1270
9. VIVA, 240-275, trading buy selama naik 260
(Shd)