Perusahaan yang bergerak di industri marmer, PT Citatah Tbk (CTTH) mendapatkan proyek luar negeri untuk memasok marmer sebesar US$ 10 juta atau setara Rp 100 miliar di Seoul, Korea Selatan.
"Kita akan supply marmer untuk gedung tingginya 123 lantai di Korea Selatan, supplynya di mulai tahun depan hingga tahun 2015. Itu yang baru kami dapatkan," ujar Direktur Keuangan PT Citatah Tbk, Taufik Johannes, saat paparan publik di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/11/2013).
Selain itu, manajemen perseroan memprediksi volume penjualan dapat meningkat 14,28% menjadi 400 ribu meter per segi pada 2014, jika dibandingkan target volume penjualannya mencapai 350 meter persegi pada 2013.
Taufik mengatakan, peningkatan yang terjadi di tahun 2014 mendatang didorong oleh perluasan konsesi tambang perseroan menjadi 78 hektar (ha), dari luasan tambang yang dimiliki perseroan saat ini sebesar 30 ha di Pangkep, Sulawesi Selatan.
"Kami menunggu izin dari Kementerian Kehutanan untuk dapat mendapatkan izin pengelolaan tambang seluas 33 ha dan 15 ha. Tingginya permintaan dari dalam negeri membuat kita memperluas area dan lahan tambang. Jadi volume penjualan marmer bisa mencapai 400 ribu metrik ton di 2014," ujar Taufik.
Taufik menjelaskan, perseroan sudah menyiapkan dana sebesar US$ 500 ribu atau setara Rp 5,81 miliar dalam mengembangkan pabrik dan biaya produksi tambang pada 2014. Adapun anggaran belanja modal ini sama dengan belanja modal pada tahun 2013.
Dengan volume penjualan yang semakin meningkat, maka perseroan memprediksi penjualan bersih bisa mencapai Rp 248 miliar pada 2014. Angka ini meningkat jika dibandingkan target penjualan 2013 sebesar Rp 206 miliar.
"Naik penjualan bersih sebesar 20,38% pada tahun 2014 mendatang. Sehingga penjualan bersih bisa mencapai Rp 248 miliar,"Â kata Taufik.
PT Citatah Tbk (CTTH) telah meraih penjualan bersih sebesar Rp 180 miliar di kuartal III-2013 atau setara 87% dari total target penjualan yang mencapai sebesar Rp 206 miliar hingga akhir tahun 2013.
Adapun perolehan laba bersih perseroan menjadi Rp 4,5 miliar di kuartal III-2013, dari perolehan di periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 2,8 miliar. (Dis/Ahm)
"Kita akan supply marmer untuk gedung tingginya 123 lantai di Korea Selatan, supplynya di mulai tahun depan hingga tahun 2015. Itu yang baru kami dapatkan," ujar Direktur Keuangan PT Citatah Tbk, Taufik Johannes, saat paparan publik di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/11/2013).
Selain itu, manajemen perseroan memprediksi volume penjualan dapat meningkat 14,28% menjadi 400 ribu meter per segi pada 2014, jika dibandingkan target volume penjualannya mencapai 350 meter persegi pada 2013.
Taufik mengatakan, peningkatan yang terjadi di tahun 2014 mendatang didorong oleh perluasan konsesi tambang perseroan menjadi 78 hektar (ha), dari luasan tambang yang dimiliki perseroan saat ini sebesar 30 ha di Pangkep, Sulawesi Selatan.
"Kami menunggu izin dari Kementerian Kehutanan untuk dapat mendapatkan izin pengelolaan tambang seluas 33 ha dan 15 ha. Tingginya permintaan dari dalam negeri membuat kita memperluas area dan lahan tambang. Jadi volume penjualan marmer bisa mencapai 400 ribu metrik ton di 2014," ujar Taufik.
Taufik menjelaskan, perseroan sudah menyiapkan dana sebesar US$ 500 ribu atau setara Rp 5,81 miliar dalam mengembangkan pabrik dan biaya produksi tambang pada 2014. Adapun anggaran belanja modal ini sama dengan belanja modal pada tahun 2013.
Dengan volume penjualan yang semakin meningkat, maka perseroan memprediksi penjualan bersih bisa mencapai Rp 248 miliar pada 2014. Angka ini meningkat jika dibandingkan target penjualan 2013 sebesar Rp 206 miliar.
"Naik penjualan bersih sebesar 20,38% pada tahun 2014 mendatang. Sehingga penjualan bersih bisa mencapai Rp 248 miliar,"Â kata Taufik.
PT Citatah Tbk (CTTH) telah meraih penjualan bersih sebesar Rp 180 miliar di kuartal III-2013 atau setara 87% dari total target penjualan yang mencapai sebesar Rp 206 miliar hingga akhir tahun 2013.
Adapun perolehan laba bersih perseroan menjadi Rp 4,5 miliar di kuartal III-2013, dari perolehan di periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 2,8 miliar. (Dis/Ahm)