Perusahaan yang bergerak di industry kemasan, PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk akan mencatatkan saham perdana pada kuartal IV 2013. Perseroan menawarkan harga saham perdana di kisaran Rp 425-Rp 550 per saham.
Jumlah saham yang ditawarkan ke publik sebesar 30% atau sebanyak-banyaknya 642,857 juta saham baru dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran saham perdana. Perseroan diperkirakan meraih dana sekitar Rp 273,21 miliar-Rp 353,57 miliar dari hasil penawaran saham perdana/initial public offering (IPO).
Direktur PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk, Henry Victor Parengkuan menuturkan, dana hasil penawaran saham perdana digunakan untuk modal kerja sebesar 60% dan sisanya digunakan sebagai belanja modal sekitar 40% yang digunakan untuk meningkatkan produksi.
Advertisement
Henry menambahkan, ekspansi peningkatan kapasitas produksi ini sebagai langkah perseroan untuk mengantisipasi pertumbuhan sektor barang konsumsi yang merupakan penggerak utama pertumbuhan industry kemasan.
Sektor penggerak utama perseroan antara lain sektor makanan dan minuman, telekomunikasi dan komestik. Ketiga sektor ini menyumbang sebagian besar pendapatan perseroan.
"Kemasan produk merupakan salah satu alat branding dan pemasaran yang penting bagi klien-klien kami, oleh karena itu kami terus berinvestasi baik untuk penambahan kapasitas produksi maupun inovasi teknologi untuk menjaga konsistensi hasil produksi kami," ujar Henry saat ditemui dalam acara Public Expose dan Due Diligence Meeting dalam rangka IPO perseroan di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Untuk melakukan penawaran saham perdana ini, perseroan telah menunjuk PT NISP Sekuritas sebagai penjamin emisi efek. Jadwal sementara penawaran saham perdana antara lain masa periode book building dilakukan mulai 13-26 November 2013, penawaran umum dapat dilakukan pada 6-10 Desember 2013.
Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diperoleh perseroan pada tanggal 4 Desember 2013, penjatahan diberikan pada tanggal 11 Desember 2013, pembayaram ke emiten hingga distribusi pada 13 Desember 2013.
PT Aneka Jaya Kemasiondo berdiri pada 1997, pada awalnya perseroan memproduksi corrugated carton. Tahun 2009 perseroan memulai divisi offset penting untuk melengkapi lini produk perseroan.
Pada Juni 2013 perseroan melakukan merger dengan PT Super Kemas Pratama yang sebelumnya diakuisisi oleh perseroan pada 2011.
Dengan dilakukannya merger, perseroan menggabungkan divisi corrugated dan offset printing sebagai satu kesatuan sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas produksi.
Dwi Aneka Jaya Tingkatkan Produksi Capai 111%
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk akan menggunakan dana sebesar 40% dari hasil penawaran saham perdana/initial public offering (IPO) untuk belanja modal/capital expenditure (capex). Dana belanja modal itu digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi perseroan.
Dengan target perolehan hasil IPO yang sebanyak-banyaknya mencapai sebesar Rp 353 miliar, maka dana penambahan mesin yang dianggarkan perseroan mencapai Rp 141,42 miliar.
"Kami ingin meningkatkan kapasitas produksi divisi offeset printing dari 36 ribu ton per tahun, menjadi 76 ribu ton per tahun. Penambahan kapasitas produksi mengalami peningkatan hingga 111%," ujar Presiden Direktur PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk, Andreas Chaiyadi Karwandi ketika ditemui usai acara Public Expose dan Due Diligence Meeting dalam rangka IPO perseroan di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Menurut Andreas, tambahan produksi ini berasal dari pembelian empat mesin baru yang mencapai 6-8 warna. Selain itu, perseroan juga berencana mengganti mesin lama.
Andreas menjelaskan, untuk divisi corrugated carton, perseroan juga akan meningkatkan kapasitas produksi mencapai 48 ribu ton per tahun, dari sebelumnya yang hanya 24 ribu ton per tahun.
"Untuk divisi corrugated carton meningkat kapasitasnya hingga 24 ribu ton per tahun. Karena ada pergantian mesin baru yang sudah berjalan produksinya pada awal Oktober 2013," tutur Andreas.
Sementara itu, Direktur PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk, Henry Viktor Parengkuan mengatakan, ada pun ekspansi kapasitas ini merupakan langkah perseroan dalam mengantisipasi pertumbuhan sektor barang konsumsi yang terus meningkat.
Lanjut Henry, sektor penggerak utama dari perseroan adalah sektor makanan dan minuman, komestik dan telekomunikasi. Ketiga sektor ini menyumbang sebagian besar pendapatan perseroan.
Perseroan menawarkan 30% atau sebanyak-banyaknya 642,85 juta saham ke publik dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran saham perdana. Harga penawaran saham perdana Rp 425-Rp 550 per saham. Dana yang diperkirakan diraup dari penawaran saham perdana sekitar Rp 270 miliar-Rp 353 miliar. (Dis/Ahm)