Pada perdagangan saham Jumat (22/11/2013), saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) mencatatkan transaksi jual dan beli cukup besar di pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan data RTI yang dikutip Senin pekan ini, transaksi perdagangan saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk ini dilakukan antara PT UBS Securities Indonesia (AK) dan PT Maybank KimEng Securities Indonesia (ZP).
Transaksi jual dilakukan oleh PT Maybank Kimeng Securities Indonesia dengan melepas 5,67 miliar saham kepada PT UBS Securities Indonesia. Harga rata-rata penjualan saham BNII sekitar Rp 310 per saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 1,8 triliun.
Saham BNII pun ditutup menguat 1,59% ke level Rp 320 per saham pada Jumat pekan lalu. Akan tetapi saham ini kembali melemah ke level Rp 315 per saham pada perdagangan saham Senin pekan ini.
"Crossing saham ini tidak terlalu memberikan efek untuk saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk karena dilakukan dua belah pihak saja. ," ujar Analis PT Oso Securities, Supriyadi saat dihubungi Liputan6.com, Senin (25/11/2013).
Supriyadi melihat, kinerja PT Bank Internasional Indonesia Tbk cukup baik baik hingga September 2013. Meski demikian, aktifitas transaksi perdagangan saham BNII cukup rendah karena likuiditas saham sedikit. Selain itu, price book value (PBV) saham BNII di kisaran 1,5x.
PT Bank Internasional Tbk mencatatkan pendapatan bunga bersih naik menjadi Rp 4,33 triliun hingga kuartal III 2013 dari periode kuartal III 2012 senilai Rp 3,94 triliun. Sementara itu, laba perseroan naik menjadi Rp 1,09 triliun hingga kuartal III 2013.
Maybank memang wajib untuk kembali melepas saham BNII ke publik. Hal itu dilakukan setelah mengakuisisi sekitar 55,6% saham BNII dari anak usaha Temasek Fullerton Finasial Holdings Pte Ltd dan Kookmin Bank. Nilai transaksi itu sekitar Rp 13,9 triliun dengan harga Rp 510 per saham.
Oleh karena itu, otoritas jasa keuangan (OJK) mewajibkan Maybank untuk melepas kembali saham BNII hingga dapat memenuhi ketentuan 20% di publik.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) kepemilikan saham BNII antara lain Sorak Financial Holdings Pte Ltd sebesar 54,33%, Maybank sebesar 33,96%. UBS AG London sebesar 9%, dan sisanya saham publik sekitar 2,7%.
Maybank telah melepas 5,06 miliar atau setara 9% saham PT Bank International Indonesia Tbk kepada pihak ketiga pada pertengahan Juni 2013 lalu. Pelepasan saham itu membuat free float saham BII naik dari sekitar 2,7% menjadi 11,7% terhadap modal disetor dan ditempatkan di perusahaan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perpanjangan waktu kepada Maybank untuk kembali melepas saham ke publik hingga 31 Desember 2013.
Selama periode perpanjangan itu, perseroan harus secara aktif melakukan kewajiban pengalihan kembali saham BNII baik melalui BEI, penawaran umum, private placement, dan mekanisme lainnya untuk memenuhi paling sedikit 20% kepemilikan saham masyarakat. (Ahm)
Berdasarkan data RTI yang dikutip Senin pekan ini, transaksi perdagangan saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk ini dilakukan antara PT UBS Securities Indonesia (AK) dan PT Maybank KimEng Securities Indonesia (ZP).
Transaksi jual dilakukan oleh PT Maybank Kimeng Securities Indonesia dengan melepas 5,67 miliar saham kepada PT UBS Securities Indonesia. Harga rata-rata penjualan saham BNII sekitar Rp 310 per saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 1,8 triliun.
Saham BNII pun ditutup menguat 1,59% ke level Rp 320 per saham pada Jumat pekan lalu. Akan tetapi saham ini kembali melemah ke level Rp 315 per saham pada perdagangan saham Senin pekan ini.
"Crossing saham ini tidak terlalu memberikan efek untuk saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk karena dilakukan dua belah pihak saja. ," ujar Analis PT Oso Securities, Supriyadi saat dihubungi Liputan6.com, Senin (25/11/2013).
Supriyadi melihat, kinerja PT Bank Internasional Indonesia Tbk cukup baik baik hingga September 2013. Meski demikian, aktifitas transaksi perdagangan saham BNII cukup rendah karena likuiditas saham sedikit. Selain itu, price book value (PBV) saham BNII di kisaran 1,5x.
PT Bank Internasional Tbk mencatatkan pendapatan bunga bersih naik menjadi Rp 4,33 triliun hingga kuartal III 2013 dari periode kuartal III 2012 senilai Rp 3,94 triliun. Sementara itu, laba perseroan naik menjadi Rp 1,09 triliun hingga kuartal III 2013.
Maybank memang wajib untuk kembali melepas saham BNII ke publik. Hal itu dilakukan setelah mengakuisisi sekitar 55,6% saham BNII dari anak usaha Temasek Fullerton Finasial Holdings Pte Ltd dan Kookmin Bank. Nilai transaksi itu sekitar Rp 13,9 triliun dengan harga Rp 510 per saham.
Oleh karena itu, otoritas jasa keuangan (OJK) mewajibkan Maybank untuk melepas kembali saham BNII hingga dapat memenuhi ketentuan 20% di publik.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) kepemilikan saham BNII antara lain Sorak Financial Holdings Pte Ltd sebesar 54,33%, Maybank sebesar 33,96%. UBS AG London sebesar 9%, dan sisanya saham publik sekitar 2,7%.
Maybank telah melepas 5,06 miliar atau setara 9% saham PT Bank International Indonesia Tbk kepada pihak ketiga pada pertengahan Juni 2013 lalu. Pelepasan saham itu membuat free float saham BII naik dari sekitar 2,7% menjadi 11,7% terhadap modal disetor dan ditempatkan di perusahaan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perpanjangan waktu kepada Maybank untuk kembali melepas saham ke publik hingga 31 Desember 2013.
Selama periode perpanjangan itu, perseroan harus secara aktif melakukan kewajiban pengalihan kembali saham BNII baik melalui BEI, penawaran umum, private placement, dan mekanisme lainnya untuk memenuhi paling sedikit 20% kepemilikan saham masyarakat. (Ahm)