PT Timah Tbk (TINS) menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 28% menjadi Rp 9 triliun pada 2014, jika dibandingkan perolehan pendapatan sebesar Rp 7 triliun di tahun ini. Peningkatan pendapatan didorong kenaikan volume penjualan.
"Kami akan targetkan pendapatan di tahun depan hingga Rp 9 triliun, ada kenaikan pendapatan jika dibandingkan perolehan di tahun ini," ujar Direktur Utama TINS Sukrisno ketika ditemui dalam acara press conference Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME) 2013 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Sukrisno menjelaskan, peningkatan pendapatan yang terjadi pada tahun depan didorong oleh peningkatan volume penjualan sebesar 20% menjadi 30 ribu metrik ton. Perseroan mengharapkan penjualan mencapai 25 ribu metrik ton pada 2013.
Peningkatan volume penjualan juga seiring pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi bisa mencapai 3,6% pada 2014. Sementara proyeksi ekonomi dunia pada tahun ini sebesar 2,9%.
Selain itu, peningkatan volume penjualan dapat diikuti dengan kenaikan harga jual timah. Dengan ada peraturan perdagangan baru soal menjual timah dengan menggunakan bursa komoditi berjangka.
"Sejak ada bursa komoditi exchange harga timah tidak akan rendah lagi, karena sebelum ada bursa komoditi exchange banyak pemain ilegal yang menyebabkan harga timah rendah. Dengan ada bursa komoditi exchange kami targetkan harga timah bisa menembus US$ 25 ribu-30 rbu per ton di tahun depan," ungkap Sukrisno.
Perseroan juga menggunakan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) ke negara tujuan seperti Amerika Serikat, Jepang, China dan Belanda.
Lanjut Sukrisno, perseroan juga yakin, timah selalu dibutuhkan untuk masyarakat, terutama untuk kebutuhan teknologi seperti handphone, televisi, radio dan lainnya. Dengan melihat kebutuhan timah selalu dibutuhkan masyarakat, maka perseroan optimistis perjalanan ekspansi bisnis berjalan dengan baik. (Dis/Ahm)
"Kami akan targetkan pendapatan di tahun depan hingga Rp 9 triliun, ada kenaikan pendapatan jika dibandingkan perolehan di tahun ini," ujar Direktur Utama TINS Sukrisno ketika ditemui dalam acara press conference Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME) 2013 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (27/11/2013).
Sukrisno menjelaskan, peningkatan pendapatan yang terjadi pada tahun depan didorong oleh peningkatan volume penjualan sebesar 20% menjadi 30 ribu metrik ton. Perseroan mengharapkan penjualan mencapai 25 ribu metrik ton pada 2013.
Peningkatan volume penjualan juga seiring pertumbuhan ekonomi dunia yang diprediksi bisa mencapai 3,6% pada 2014. Sementara proyeksi ekonomi dunia pada tahun ini sebesar 2,9%.
Selain itu, peningkatan volume penjualan dapat diikuti dengan kenaikan harga jual timah. Dengan ada peraturan perdagangan baru soal menjual timah dengan menggunakan bursa komoditi berjangka.
"Sejak ada bursa komoditi exchange harga timah tidak akan rendah lagi, karena sebelum ada bursa komoditi exchange banyak pemain ilegal yang menyebabkan harga timah rendah. Dengan ada bursa komoditi exchange kami targetkan harga timah bisa menembus US$ 25 ribu-30 rbu per ton di tahun depan," ungkap Sukrisno.
Perseroan juga menggunakan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) ke negara tujuan seperti Amerika Serikat, Jepang, China dan Belanda.
Lanjut Sukrisno, perseroan juga yakin, timah selalu dibutuhkan untuk masyarakat, terutama untuk kebutuhan teknologi seperti handphone, televisi, radio dan lainnya. Dengan melihat kebutuhan timah selalu dibutuhkan masyarakat, maka perseroan optimistis perjalanan ekspansi bisnis berjalan dengan baik. (Dis/Ahm)